Foodies Trends

Beras SUMO, Si Lokal yang Mirip dengan Beras Jepang

by Pramawidhi Setiono | December 02, 2019

Beras SUMO, Si Lokal yang Mirip dengan Beras Jepang
Beras merupakan salah satu makanan pokok yang selalu dicari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, muncul anggapan jika orang Indonesia belum akan merasa kenyang jika belum memakan nasi. Besarnya pasar produksi beras ini memunculkan begitu banyak produsen beras di Indonesia. Salah satunya adalah PT Tiga Sedulur Djaja yang hadir dengan merek dagang beras SUMO. Setiap kemasan beras SUMO merupakan perpaduan antara beras setra ramos dan pandanwangi. Pandanwangi dijadikan campuran agar memberikan bau wangi pandan yang biasanya dicari oleh banyak orang ketika sedang menanak nasi. Karakter setra ramos digunakan untuk membuat harganya tetap terjangkau.

Terinspirasi Dengan Jepang

Nama PT Tiga Sedulur Djaja tampaknya belum terlalu familiar di telinga masyarakat. Begitupun dengan merek dagang mereka, yaitu beras SUMO. Ini memang merupakan hal yang wajar, karena produsen beras yang satu ini merupakan salah satu pemain baru dalam bisnis produksi beras di Indonesia.  Nama Koki-ku dan Sakura pada awalnya dipilih menjadi nama brand beras dari PT Tiga Sedulur Djaja. Ini tidak terlepas dari keyakinan bahwa produk beras dari Jepang memiliki kualitas yang bagus dan enak rasanya sehingga nama dari Bahasa Jepang dipilih. Namun, ternyata kedua merek dagang tersebut tidak bisa didaftarkan karena telah menjadi milik orang lain. Akhirnya, nama SUMO pun dipilih untuk menjadi merek dagang dari beras milik PT Tiga Sedulur Djaja. Nama SUMO dipilih karena masih identik dengan negara Jepang yang menjadi kiblat dari proses pengolahan beras PT Tiga Sedulur Djaja. Selain itu, SUMO sendiri merupakan sebuah lambang kekuatan di Jepang.  PT Tiga Sedulur Djaja menyadari bahwa nama beras sumo masih kecil, dan tidak bisa dibandingkan dengan beras bermerek lainnya yang ada di pasaran. Akan tetapi, beras SUMO diyakini akan terus berkembang menjadi beras yang terbaik. Ini dikarenakan beras ini mengutamakan kualitas dari beras yang dikemas dalam kemasan serta mudah untuk dijangkau konsumen.

Beras Premium Jadi Andalan

Photo source: Pexels

Masyarakat Indonesia sampai saat ini masih terkesan masa bodoh dengan kualitas beras yang mereka konsumsi setiap harinya. Yang terpenting bagi mereka adalah beras tersebut memiliki kualitas yang baik dan rasa yang cocok untuk lidah mereka dengan harga yang relatif murah. Pada tahun 2017 tercatat pangsa pasar beras premium di Indonesia hanya 2% dari keseluruhan pasar. Sisa 98% masih dikuasai oleh beras medium. Perbedaan terbesar antara beras premium dan beras medium terdapat pada tingkat terlepasnya biji ari pada kulit beras. Pada beras premium, tingkat terlepasnya mencapai 100%, sedangkan pada beras medium hanya berkisar antara 80-95%. Selain itu, warna beras premium juga lebih cerah dibandingkan beras medium. Edukasi mengenai beras premium bagi masyarakat dan konsumen adalah hal yang terus dilakukan oleh beras SUMO. Selain dari kualitas beras premium yang disebutkan di atas, beras SUMO juga memiliki kelebihan dari sisi kebersihannya. Tanpa perlu dicuci terlebih dulu, beras ini dijamin dapat langsung diolah menjadi nasi. Ini dikarenakan beras SUMO sudah melalui proses CEBI, yaitu pencucian hingga 3 kali dengan air kualitas terbaik. Selain itu, di setiap kemasan beras SUMO, selalu dicantumkan kode produksi dan tanggal kedaluwarsa. Selain untuk mengikuti peraturan yang dikeluarkan pemerintah, kode dan tanggal ini dicantumkan agar pembeli bisa memperkirakan waktu terbaik untuk mengonsumsi beras tersebut. Maklum, beras SUMO dianjurkan untuk dikonsumsi paling lama 3 bulan setelah diproduksi agar mendapatkan kualitas standar yang terbaik. Beras SUMO sendiri telah mendapatkan sertifikasi halal grade A dalam sisi produksi dari gabah hingga dikemas dalam kemasan. Kegiatan produksi ini dilakukan secara modern demi menjamin kualitasnya. Selain itu, setiap 3 bulan sekali beras ini juga selalu diuji ke lab milik Sucofindo agar lebih meyakinkan masyarakat bahwa benar diproduksi tanpa bahan kimia.

Produk Andalan di Atas Kompetitor

beras sumo

Photo source: Pixabay

Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017 menjelaskan bahwa dalam setiap kemasan beras premium maksimal ditemukan 15% beras yang patah. Beras SUMO, melalui salah satu kemasannya, yakni kemasan merah, bahkan hanya ditemukan 5% beras patahan. Ini merupakan jumlah yang jauh lebih baik dibandingkan standar yang telah ditetapkan pemerintah. Beras dalam kemasan merah ini memiliki tekstur pulen halus dan bisa dimanfaatkan untuk membuat sushi tanpa campuran apapun. Kemasan lain dari SUMO, yaitu kemasan kuning, memiliki patahan maksimal 15% atau sesuai dengan peraturan pemerintah. Teksturnya mirip dengan beras di kemasan merah, tetapi tidak terlalu lengket. Ini sesuai dengan keinginan sebagian besar masyarakat Indonesia yang menyukai nasi yang tidak terlalu lengket dan pulen. Kelebihan lain dari beras SUMO dibandingkan dengan beras dari produsen lain adalah setiap beras yang dikirimkan selalu dilampirkan Certification of Analysist (COA). Ini dilakukan agar setiap pembeli dapat percaya bahwa beras yang mereka konsumsi telah melalui proses analisis mendetail sehingga dapat dijamin kualitasnya. Bagaimana, tertarik untuk mencoba beras lokal berasa beras Jepang?