Nibble'S Guide

Serunya Empat Hari Nyicipin Kuliner di Banyuwangi

by Pramawidhi Setiono | November 11, 2019

Serunya Empat Hari Nyicipin Kuliner di Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi beberapa tahun belakangan ini mulai mencuat namanya. Perlahan tapi pasti, kabupaten ini menjadi salah satu destinasi wisata baru Indonesia mengejar kota besar lainnya. Ragam wisata dan akomodasinya terus bertumbuh di ujung timur Pulau Jawa ini. Pilihan yang bahkan mulai dipertimbangkan untuk menjegal wisatawan yang bosan dengan Bali. Selain tempat wisata dan kuliner, Banyuwangi juga dikenal sebagai salah satu Kabupaten yang paling sering mengadakan festival-festival seru. Tercatat setidaknya hampir 100 festival diadakan sepanjang tahun di wilayah Kabupaten Banyuwangi di tahun 2019. Diantaranya tentu adalah festival kuliner, seperti Muncar Fish Market, Festival Tumpeng Sewu, dan Banyuwangi Culinary Festival. Kali ini, kami mencoba untuk memberikan panduan bagi kalian yang tertarik untuk datang ke Banyuwangi, tetapi bingung untuk menentukan tempat tujuan selama berada di “Sunrise of Java” ini.

Hari Pertama

Hari pertama kalian tiba di Banyuwangi tentunya akan jauh lebih baik digunakan untuk mengeksplorasi Kota Banyuwangi lebih dulu sebelum berkeliling Kabupaten Banyuwangi keesokan harinya. Salah satu keistimewaan dari kuliner Banyuwangi adalah kegemaran masyarakatnya untuk mencampur makanan. Sekitar tahun 1970-an, fenomena mencampur makanan ini baru muncul di Banyuwangi. Biasanya, dua jenis makanan dicampur menjadi sebuah makanan baru yang memiliki rasa unik, seperti rujak soto dan pecel rawon. Yuk coba beberapa makanan tersebut di restoran-restoran ini!

Sarapan Pecel Rawon di Warung Pecel Ayu

Photo source: banyuwangi.merdeka.com

Pernah membayangkan bagaimana rasanya perpaduan antara bumbu kacangn pecel yang manis dipadukan dengan kuah rawon yang gurih? Pecel rawon adalah jawabannya.  Warung Pecel Ayu adalah tempat terbaik jika kalian ingin mencoba perpaduan makanan ini. Sudah berjualan sejak tahun 1988 di pinggir jalan, saat ini Warung Pecel Ayu sudah memiliki kedai dan lahan parkirnya selalu dipenuhi oleh kendaraan roda empat. Kelezatan dari pecel rawon ini sudah terdengar hingga ke kota-kota lain. Tak jarang kalian akan menemukan wisatawan yang berasal dari kota lain yang khusus datang ke Banyuwangi untuk merasakan langsung pecel rawon di Warung Pecel Ayu. Lokasi: Warung Pecel Ayu, Jl. Adi Sucipto, No. 65, Banyuwangi.  

Mencoba Kembali ke Alam di Pondok Indah Resto

Photo source: ainihanifa.com

Pondok Indah yang terkenal itu ternyata bukan cuma ada di Jakarta. Di Banyuwangi, tepatnya di jalan utama menuju Gunung Ijen, terdapat sebuah restoran yang begitu dikenal karena memiliki pemandangan yang begitu hijau dan menyegarkan.  Berada di tengah sawah, restoran ini cocok untuk dinikmati bagi kalian yang sudah penat akan rutinitas di kota besar. Selain sawah, tersedia juga kebun bunga yang pastinya membuat suasana semakin berwarna. Kalian bisa memilih untuk menikmati makanan dan minuman di dalam restoran yang menggunakan pendopo berukuran besar atau di luar ruangan yang memiliki konsep open space dengan pemandangan gunung dan sawah. Beragam menu makanan berat khas Indonesia dapat kalian nikmati di Pondok Indah Resto. Sedang tidak ingin makan berat? Tenang saja, tersedia juga camilan seperti pisang bakar atau tape. Lokasi: Pondok Indah Resto, Jl. Lijen Km. 8,7 Glagah, Banyuwangi.  

Goyang Lidah di Jaran Goyang Resto

Photo source: radarbanyuwangi.jawapos.com

Sebagai kota yang berada tepat di pinggir pantai, jelas beragam seafood menjadi salah satu makanan utama yang banyak ditemukan. Mulai dari ikan, udang, kepiting, hingga kerang menjadi komoditas utama yang mudah didapatkan di laut. Salah satu restoran yang berada tepat di jantung Kota Banyuwangi ini memiliki menu seafood yang sangat lengkap. Terlebih jika kalian menikmati seafood tersebut dengan tambahan sambal tempong yang pastinya akan membuat lidah kalian bergoyang. Restoran Jaran Goyang jika dilihat sekilas tampak seperti sebuah restoran high class. Namun, nyatanya setelah kalian masuk ke dalam dan melihat daftar harga makanan di sana, kalian pasti akan terkejut karena ternyata harganya mirip dengan harga seafood yang dijual di kedai pinggir jalan. Lokasi: Jaran Goyang Resto, Jl. Kolonel Sugiono No. 91, Tukangkayu, Kertosari, Banyuwangi.  

Menghabiskan Malam di Warung Pesantogan Kemangi

Photo source: detikTravel

Malam hari di Banyuwangi mirip dengan kota pelabuhan lainnya. Cuaca panas, tetapi diselipkan angin semilir yang terkadang membuat kita malas untuk beraktivitas. Namun, ada satu restoran yang harus kalian kunjungi di malam hari saat di Banyuwangi. Memiliki nama Warung Pesantogan Kemangi, kedai yang satu ini begitu cocok untuk melepas penat setelah seharian beraktivitas. Sesuai dengan namanya, Pesantogan, yang dalam bahasa setempat berarti tempat berkumpul, tempat ini menjadi tempat nongkrong favorit di desa Kemiren Banyuwangi (Kemangi). Tempatnya yang berada tepat di salah satu Desa Wisata Kemiren ini akan sangat membantu kalian untuk mengenal lebih dekat masyarakat asli banyuwangi, suku Osing. Untuk menemani malam hari kalian, jika sedang ada rombongan yang datang, kedai ini akan menampilkan salah satu tarian tradisional Banyuwangi, Tari Gandrung. Mengenai menu yang disajikan oleh Warung Pesantogan Kemangi, kalian bisa menemukan berbagai macam kuliner tradisional Banyuwangi di tempat ini. Kalian bisa mencicipi pecel pitik, rujak soto, atau temulawak dengan harga mulai dari Rp15.000. Lokasi: Warung Pesantogan Kemangi, Dusun Krajan, Kemiren, Banyuwangi.  

Beristirahat Sejenak di Jampit Guest House Kawah Ijen

Photo source: olipeoile.wordpress.com

Setelah lelah dan kekenyangan seharian berburu kuliner, sudah saatnya bagi kalian untuk memanjakan tubuh kalian dengan istirahat di Jampit Guest House Kawah Ijen.  Nilai tambah dari penginapan ini adalah jaraknya yang dekat dengan Gunung Ijen. Sehingga otomatis pemandangan yang menakjubkan plus suasana sejuk alam akan membuat mood kita rileks. Bangunan home stay ini dulunya merupakan salah satu rumah yang dijadikan tempat tinggal pejabat pimpinan perkebunan di kawasan Ijen. Nuansa rumah tua khas Belanda masih begitu terasa di penginapan ini. Bangunan yang telah berdiri semenjak tahun 1927 ini memang tidak mengalami banyak perubahan sejak dibangun. Jika kalian berminat untuk menginap di sini, kalian sudah harus reservasi jauh-jauh hari. Karena peminatnya yang begitu tinggi jangan harap bisa dapat book dadakan, apalagi jelang musim liburan. Lokasi: Jampit Guest House Kawah Ijen, Jampit, Sempol, Kabupaten Bondowoso.  

Hari Kedua

Setelah di hari pertama kalian puas mencicipi kuliner di Banyuwangi, di hari kedua ini mari bertualang ke salah satu destinasi wisata yang paling dikenal di Banyuwangi, yaitu Gunung Ijen. Berada di antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, ternyata Gunung Ijen juga memiliki destinasi wisata kuliner yang sayang untuk dilewatkan. Yuk lihat dalam panduan hari kedua ini!

Bertualang Mengejar Api Biru Kawah Ijen

Photo source: pesona.travel

Jika mendengar kata Gunung Ijen, pastinya yang langsung terbayang adalah blue fire yang namanya sudah mendunia. Memang hal inilah yang menjadi sajian utama ketika kalian berkunjung ke Gunung Ijen. Untuk melihat api biru ini, kalian harus berangkat sekitar jam 01:00 atau 02:00 untuk naik ke bagian kawah dari Gunung Ijen. Setelah sampai puncak, jangan kira perjalanan kalian sudah usai. Kalian masih harus turun lagi ke kawah. Tidak kuat jika harus bangun tengah malam untuk mendaki? Jangan khawatir. Kalian masih bisa menikmati keindahan Gunung Ijen di siang hari. Gunung Ijen termasuk gunung yang mudah untuk didaki. Sudah tersedia jalan yang cukup lebar yang akan menuntun kalian hingga sampai ke puncak.  Jangan heran jika di sepanjang jalan kalian bertemu dengan kuli panggul belerang yang terkadang juga menawarkan belerang yang mereka bawa untuk dijual. Hebatnya, mereka pun terampil untuk mengukir belerang menjadi sebuah bentuk yang sesuai dengan keinginan kalian. Lokasi: Gunung Ijen.  

Mengintip Sejenak Festival Lembah Ijen

Photo source: travel.kompas.com

Ijen Festival adalah festival rutin bulanan yang selalu diadakan di kaki Gunung Ijen, tepatnya di Taman Gandrung Terakota, kawasan Jiwa Jawa Resort. Dalam festival ini, pagelaran utamanya adalah sendratari Meras Gandrung, tarian tradisional khas Banyuwangi.  Tarian ini menceritakan perjuangan seorang penari untuk menjadi gandrung. Tarian ini menceritakan waktu di masa penjajahan Belanda, karena pada masa itu gandrung memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan. Selama satu jam kalian akan dihibur oleh tarian yang terasa begitu magis dan suara merdu dari seorang sinden dalam mendendangkan tembang Jawa.  Yang menarik, Festival Lembah Ijen ini juga dimeriahkan dengan pasar kuliner makanan tradisional dan kesenian rakyat. Beragam kuliner khas Banyuwangi dijual di tempat ini. Pasar ini terletak tidak jauh dari Taman Gandrung Terakota, tepatnya di Rest Area Jambu, Kecamatan Licin.  Lokasi: Taman Gandrung Terakota, Krajan, Licin, Banyuwangi.  

Berburu Kopi di Arabica Homestay

Photo source: indonesiatraveling.com

Setelah lelah dari tengah malam bertualang mengejar api biru di kawah Ijen dan menikmati sajian Festival Lembah Ijen, beristirahat di Arabica Homestay adalah pilihan terbaik. Homestay yang dimiliki oleh PTPN XII ini berada tepat di tengah kebun kopi. Udara yang sejuk pastinya akan membuat kalian betah untuk berlama-lama berada di penginapan ini Untuk menunggu malam tiba, kalian bisa mengikuti tur berkeliling kebun kopi yang memang digagas oleh PTPN XII. Bocorannya nih, Ijen merupakan salah satu dari 7 daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia loh. Jadi, kesempatan untuk berkeliling kebun kopi sambil menikmati kopi Ijen adalah pilihan yang tepat untuk kembali menyegarkan tubuh kalian. Lokasi: Arabica Homestay, Jl. Kawah Ijen, Kalisat, Sempol, Bondowoso.  

Hari Ketiga

Beranjak pulang ke Banyuwangi, ada baiknya jika kalian memilih jalan pulang yang berbeda dengan rute berangkat ke Gunung Ijen. Sebagai alternatif, kita bisa melewati wilayah Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo dalam perjalanan pulang. Diam-diam, Kabupaten Situbondo pun sebenarnya menyimpan kuliner dan wisata yang tidak kalah dengan kuliner di Banyuwangi. Berikut di antaranya.  

Melipir ke Utara Mencoba Tajin Palappa

Nama tajin palappa berasal dari bahasa Madura. Tajin berarti bubur dan palappa memiliki arti rempah-rempah. Sehingga pada dasarnya tajin palappa adalah bubur dengan rempah-rempah. Apa bedanya dengan bubur kebanyakan? Bedanya adalah tajin palappa disajikan dengan menggunakan bumbu kacang. Tajin palappa menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Situbondo. Jika kalian penasaran ingin mencoba, kalian harus mencarinya sebelum pukul 07:00. Lewat dari jam tersebut, sudah pasti penjual tajin palappa sudah selesai berjualan. Salah satu kedai yang paling terkenal memiliki sajian tajin palappa terenak berada di sebelah barat Pasar Sumberkolak, Situbondo. Setiap paginya orang-orang rela mengantre untuk mendapatkan seporsi tajin palappa yang enak di kawasan ini. Lokasi: Tajin Palappa, Pasar Sumberkolak, Panarukan, Situbondo.   

Istirahat dengan Nasi Sodu yang Menggoda

Photo source: jalanjalanenak.com

Jika Solo punya nasi liwet dan Madiun punya nasi pecel, maka Situbondo juga memiliki sajian nasi yang tidak kalah lezat. Sama dengan tajin palappa yang hanya bisa ditemui pada pagi hari, nasi sodu juga sering disebut akan ludes terjual dalam waktu singkat di pagi hari. Nasi sodu adalah sebuah sajian yang mirip dengan nasi lodeh. Perbedaan di antara keduanya terletak pada kuah dan daging. Kuah pada nasi sodu lebih kental dan pekat sehingga lebih gurih. Banyak yang percaya bahwa untuk membuat kuah seperti ini dibutuhkan setidaknya 17 buah kelapa. Untuk daging, nasi sodu menggunakan ikan tongkol, sedangkan nasi lodeh menggunakan ayam atau sapi. Sajian spesial ini dapat dengan mudah ditemukan di pinggir jalanan utama pantai utara Jawa. Daerah Awar-Awar di Asembagus dipercaya merupakan tempat pertama yang menyajikan nasi sodu dan membuatnya begitu dikenal. Lokasi: Nasi Sodu, Awar-Awar, Asembagus, Situbondo.  

Bercengkrama dengan Hewan Liar di Sabana Asli Pulau Jawa

Photo source: pesona.travel

Tepat di perbatasan antara Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Banyuwangi terdapat sebuah taman nasional yang sejak dulu memiliki julukan “Africa Van Java”. Bukan tanpa alasan julukan ini diberikan kepada Baluran, karena memang ketika masuk ke kawasan ini kalian akan merasa sedang berada di sebuah sabana yang biasanya identik dengan Benua Afrika. Dalam perjalanan ke Baluran dari Situbondo, kalian akan sering menemukan monyet liar atau kerbau yang lalu lalang di pinggir dan tengah jalan raya. Keberadaan mereka pun terkadang mengganggu lalu lintas, tetapi tenang saja, justru kalian bisa lebih lama menikmati pemandangan di sepanjang jalan ke pintu masuk taman nasional. Sekitar 10 km dari pintu masuk, kalian akan langsung dihidangkan pemandangan sebuah tempat yang diberi nama Savana Bekol. Hamparan sabana luas bisa ditemukan di Savana Bekol. Juga terdapat sebuah menara pantau di mana kalian bisa melihat pemandangan 360° Taman Nasional Baluran. Puas berfoto di kawasan Savana Bekol, terus ke utara sejauh kurang lebih 5 km, terdapat sebuah pantai yang juga menjadi sebuah ikon dari Taman Nasional Baluran, yakni Pantai Bama. Selain pantai dengan pasir putih, di pantai ini juga sering ditemukan monyet yang sedang memancing kepiting dengan ekor mereka sebagai umpan. Sebuah pengalaman yang unik bukan? Lokasi: Taman Nasional Baluran, Sumberwaru, Banyuputih, Situbondo.  

Melepas Lelah di Dialoog Hotel

Photo source: constructionplusasia.com

Setelah seharian bertualang di Taman Nasional Baluran yang begitu luas, sudah saatnya untuk memanjakan tubuh dan pikiran di salah satu hotel terbaik di Banyuwangi, Dialoog Hotel. Hotel yang satu ini mengambil konsep yang mirip dengan Bandara Blimbingsari Banyuwangi, yaitu menggunakan kayu di sebagian besar wilayah hotel. Adanya ornamen kayu ini memberikan kesan sejuk sehingga membuat kalian betah untuk berlama-lama berada di hotel ini. Pemandangannya yang langsung ke Selat Bali juga sangat membantu kalian untuk merasa nyaman dengan deburan ombak yang datang silih berganti. Lokasi: Dialoog Banyuwangi, Jalan Los Sudarso, Klatak, Kalipuro, Banyuwangi  

Hari Keempat

Setelah berjalan ke daerah utara Banyuwangi, di hari keempat dan terakhir ini tidak ada salahnya untuk lebih mengeksplorasi kuliner bagian selatan di Kabupaten Banyuwangi.  Di bagian selatan ini, terdapat sebuah kebun cokelat yang tidak boleh kalian lewatkan ketika berkunjung ke Banyuwangi. Penasaran di mana letak perkebunan tersebut? Simak akhir dari panduan ini!

Sarapan Makanan Fusion di Rujak Soto Mbok Mbret

Photo source: id.tastemade.com

Kuliner di Banyuwangi yang satu ini bisa dikatakan cukup nyentrik. Bagaimana tidak, pernahkah kalian membayangkan rujak sayur dicampur dengan soto babat? Pertanyaan “gimana ya rasanya” pasti akan langsung terngiang di kepala kalian. Rujak Soto Mbok Mbret adalah salah satu tempat legendaris yang menjual makanan yang satu ini. Di Rujak Soto Mbok Mbret, rujak soto disajikan dengan lontong dan kerupuk yang dipadukan dengan irisan daging tebal. Tersedia juga pilihan nasi jika kalian tidak menyukai lontong. Pisang klutuk atau pisang batu adalah bumbu rahasia yang membuat sajian ini memiliki rasa unik. Tanpa adanya pisang ini dalam rujak soto, pasti akan terasa ada yang kurang dalam sajian tersebut. Lokasi: Rujak Soto Mbok Mbret, Dusun Kepatihan, Cluring, Banyuwangi.  

Surga Pecinta Cokelat, Doesoen Kakao

Photo source: ngopibareng.id

Kabupaten Banyuwangi memiliki sebuah kecamatan yang bernama unik, yaitu Glenmore. Selain namanya yang unik, ternyata kecamatan Glenmore juga memiliki kebun cokelat yang menghasilkan salah satu cokelat terbaik di Indonesia. Doesoen Kakao adalah salah satu destinasi wisata yang juga digagas oleh PTPN XII, serupa dengan Arabica Homestay di Gunung Ijen. Rasa cokelat dari Glenmore ini cukup unik dan berbeda dari karakteristik cokelat daerah lain. Cokelat dari Doesoen Kakao memiliki rasa yang cenderung asam seperti buah-buahan, mirip seperti kismis. Uniknya, after taste dari cokelat ini menghasilkan rasa manis seperti madu. Kalian juga bisa mengikuti kegiatan eduwisata yang rutin dilakukan di tempat ini. Dalam kegiatan eduwisata ini materi yang diajarkan diantaranya adalah pengenalan tanaman cokelat, berkeliling kebun, hingga mengenali after taste cokelat yang berbeda satu dengan lainnya. Lokasi: Doesoen Kakao, Kendenglembu, Karangharjo, Glenmore, Banyuwangi.  

Menghabiskan Malam Terakhir di Three B Hotel & Villa

Photo source: Traveloka.com

Selain menjadi sebuah penginapan yang berada di sebuah bukit, tempat yang satu ini juga memiliki kafe yang instagramable Tempatnya yang berada di bukit membuat pemandangan dari kafe sangat cantik. Kalian bisa melihat Selat Bali yang ramai dengan lalu lintas kapal laut dan Pulau Bali dari kejauhan. Di malam hari, pemandangan semakin cantik dengan lampu kota yang berkilauan dan memberikan kesan romantis.  Lokasi: Three B Hotel & Villa, Jl. Raya Situbondo, Dusun Kapuran, Desa Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi. Tidak terasa sudah empat hari dilalui di Kabupaten paling timur di Pulau Jawa ini. Empat hari terasa tidak cukup karena masih banyak destinasi lain yang bisa kalian kunjungi di Banyuwangi. Sudah siap untuk bertualang melihat matahari terbit pertama di Pulau Jawa?