Inside Story

Menelusuri Aroma Manis Toko Roti Go, Bakery Tertua di Indonesia

by Anindita Budhi | May 02, 2024

Menelusuri Aroma Manis Toko Roti Go, Bakery Tertua di Indonesia

Jika Maison Weiner adalah bakery tertua di Jakarta, lantas di mana toko roti tertua di Indonesia? Toko Roti Go di Purwokerto jawabannya.

Menariknya, pengelola toko roti warisan keluarga ini tidak mengklaim Toko Roti Go Purwokerto sebagai toko roti pertama di Indonesia karena merasa tidak mempunyai bukti yang kuat. Namun, bisa dipastikan Toko Roti Go adalah salah satu toko roti legendaris yang masih eksis hingga kini.

Seperti apa sejarah toko roti yang menjadi inspirasi Toko Gun, toko roti milik keluarga Sanjaya Arif dalam film Siksa Kubur karya Joko Anwar ini?

Berdiri Pada Tahun 1898

Berlokasi tepat di Jalan Jenderal Soedirman No. 724, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Toko Roti Go berdiri pada tahun 1898. Pasangan suami istri keturunan Tionghoa, Oei Pak Ke Nio dan Go Kwen Ka mendirikan toko roti ini yang kemudian menjadi salah satu ikon kuliner Purwokerto.

Sekarang pengelolaan toko dipegang oleh Rosani Wiogo sebagai generasi ketiga keluarga bersama suaminya, FX Pararto Widjaja. Rosani berupaya keras menjaga dan melestarikan keaslian roti buatan kakek neneknya.

Hal ini tampak lewat bangunan toko yang terkesan jadul, peralatan yang digunakan, hingga teknik memasak yang dipakai. Plus, pemilihan bahan alami tanpa pengawet membuat roti buatan Toko Roti Go mempunyai aroma dan citarasa khas. Tipikal roti jadul yang ngangenin, penuh sensasi nostalgia.

toko-roti-go-1

Photo source: @adityaindi

Oven Klasik Saksi Bisu Sejarah

Toko Roti Go menjadi bagian dari sejarah masa kemerdekaan Indonesia. Toko ini pernah dibakar hingga hancur lebur pada periode Agresi Militer Belanda II tahun 1948. Kala itu, hanya alat peracik roti berbahan besi dan oven batu bata (tungku) yang masih utuh. Namun, seluruh pekerja bisa menyelamatkan diri.

Walau sempat terbakar, tata letak bangunan toko tidak berubah. Gaya bangunan juga sengaja mempertahankan keasliannya. Perbaikan hanya dilakukan di bagian-bagian yang rusak termakan usia.

Uniknya, oven kuno itu masih digunakan hingga saat ini. Dipanaskan dengan kayu bakar, oven tersebut berbahan batu bata tahan api. Tidak ada termometer penunjuk suhu.

Para pekerja memanggang roti berbekal insting. Mereka cukup memasukkan sebentar tangan ke mulut oven untuk merasakan panas oven. Jika roti sudah matang, mereka mengambilnya dengan galah bambu modifikasi.

Dengan teknik pemanggangan ini, aroma panggang yang khas terkunci dalam roti. Itu sebabnya roti buatan Toko Roti Go begitu lezat dan menawarkan memori rasa yang nostalgik.

toko-roti-go-2

Photo source: @roti_go

Roti Baru Setiap Hari

Toko Roti Go hanya memakai bahan alami berkualitas dalam setiap pembuatan rotinya. Tanpa bahan kimia, pengawet, pemanis buatan, atau pengembang. Itu sebabnya roti ini hanya bertahan maksimal 2–3 hari dalam suhu ruang.

Rosiani pun selalu memproduksi fresh setiap hari. Ia mengatur kapasitas produksinya agar tidak ada roti yang mubazir. Saat ini Toko Roti Go membuat sekitar 30 kg roti per hari, masing-masing 10 kg untuk pagi, siang, dan sore.

Roti-roti yang belum terjual saat toko tutup di sore hari masih dijual untuk dibeli konsumen. Ada gerobak roti yang ditaruh di luar toko setelah tutup. Pendek kata, roti hari itu harus terjual habis sehingga esok hari roti baru akan mengisi etalase toko kembali.

toko-roti-go-3

Photo source: @syifaadhima

Banyak Varian Rasa

Ada tiga rasa roti yang sudah ada sejak awal berdiri, yaitu roti coklat, pisang, dan krenten. Sedikitnya ada 5 jenis roti yang paling dicari pelanggan, yaitu roti pastry horn isi vla, roti amandel, kopibrood, sobek isi suwiran ayam, dan pisang legen.

Kini Toko Roti Go mempunyai sekitar 80 varian roti dan 10 jenis cake. Selain itu, terdapat berbagai jenis kue kering yang tertata rapi di dalam toples besar. Pelanggan bisa membelinya secara kiloan atau per ons.

Bagaimana dengan rasa roti ini?

Seperti roti jadul lainnya, jenis roti tradisional Toko Roti Go cenderung padat, less buttery, dan tidak terasa milky. Rasanya pun pas, nggak begitu manis.

Bagi kita yang besar di era modern, boleh jadi tekstur roti ini terasa berbeda. Bagi orang tua atau kakek nenek kita, Roti Go penuh rasa nostalgia.

Namun, tenang saja, Roti Go juga mengikuti perkembangan zaman. Mereka menghadirkan varian roti bakery yang lebih kaya rasa, plus isiannya juga kekinian. Sama enaknya!

Jangan lupa beli roti tawarnya. Nikmat sekali dimakan bersama olesan mentega dan taburan meises, simpel dan lezat. Kamu juga bisa menjumpai aneka camilan lokal yang cocok dijadikan oleh-oleh bersama Roti Go.

toko-roti-go-4

Photo source: @adityaindi

Roti Go yang Terus Lestari

Buka setiap hari pukul 08.00 – 19.00 (kecuali Minggu hanya sampai pukul 16.30), Toko Roti Go memiliki pelanggan setia yang kerap mampir membeli beberapa roti. Keberadaannya yang diyakini sebagai toko roti tertua di Indonesia membuat para wisatawan luar kota juga berdatangan ke sini.

Di tengah gempuran toko roti modern, Toko Roti Go terus bertahan. Unsur nostalgia dan citarasa yang khas masih jadi andalan. Di sisi lain, sedikit pembaruan dilakukan untuk merangkul pasar lebih luas.

Namun, bukan hanya kualitas produk yang dapat terjaga ratusan tahun. Pengelolaan toko dengan prinsip kekeluargaan bersama para pekerja memberi kenyamanan bagi semua pihak. Bahkan, tak sedikit pekerja yang melanjutkan profesi orang tua atau kakek neneknya di toko tersebut.

Toko Roti Go akan terus lestari dengan memelihara warisan keluarga. Jadi, kalau kamu sedang berlibur ke Purwokerto atau singgah di kota ini, mampir ke Toko Roti Go untuk mencicipi kelezatan roti dan camilan lainnya ya!

toko-roti-go-5

Photo source: @hendisetiyanto