Reviews

Berburu Rasa Pedas Paling Nyelekit di Oseng Mie Jontor

by Pramawidhi Setiono | March 04, 2020

Berburu Rasa Pedas Paling Nyelekit di Oseng Mie Jontor
KULO Group tampaknya tengah melakukan ekspansi besar-besar ke pasar kuliner di Indonesia. Setelah hadir dengan Kedai Kopi KULO, Pochajjang, Kitamura Shabu-shabu, dan Xi Boba, KULO Group kembali menghadirkan kedai lainnya yang memiliki konsep berbeda. Kali ini, mereka mencoba masuk ke pasar mie yang memang cukup besar di Indonesia dengan menghadirkan Oseng Mie Jontor. Berbeda dengan keempat restoran lainnya yang langsung hadir dengan banyak cabang, Oseng Mie Jontor ini baru memiliki satu cabang yang berlokasi di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan. Lalu, bagaimanakah pengalaman kami selama berada di salah satu restoran baru di Jakarta ini? Simak dalam review berikut ini!

Ambiance

Jika dilihat dari luar, kalian pasti tidak akan langsung menemukan lokasi dari Oseng Mie Jontor. Ini dikarenakan lokasi kedainya diapit oleh ruko-ruko lain yang memiliki ukuran lebih besar. Selain itu, papan penunjuknya pun tidak terlalu membantu memberi tahu lokasi dari kedai bakmi baru ini. Sistem yang digunakan oleh restoran ini adalah pesan dan bayar sebelum masuk ke dalam kedai. Untuk itulah kalian harus sudah menyiapkan menu apa yang ingin dipesan sebelum mengantre di depan kasirnya. Hal yang cukup unik dapat kalian temukan ketika berjalan dari kasir menuju ke dalam kedai. Ternyata Oseng Mie Jontor menganut konsep open kitchen di dalam kedainya sehingga akan terlihat langsung proses memasak yang tengah dilakukan. Konsep ini pun membuat kualitas makanan yang disajikan akan lebih terjamin. oseng mie jontor Masuk ke dalam kedai, suasana yang agak tidak nyaman bisa langsung kalian rasakan. Ini dikarenakan di lantai 1 ini terdapat juga barang-barang milik kedai yang ditaruh sembarangan di atas meja sehingga memberikan kesan berantakan. Selain itu, karena kami datang di jam yang sepi pengunjung, membuat beberapa karyawan kedai ini tidak memiliki pekerjaan dan hanya saling mengobrol. Hal yang cukup berbeda dapat kalian rasakan di lantai kedua. Lantai kedua ini memiliki beberapa dekorasi yang tidak bisa kalian temukan di lantai pertama. Adanya dekorasi di dinding, seperti hiasan batu bata dan tanaman hijau yang menggantung di langit-langit membuat kesan rapi dan bersih dapat kalian dapatkan. Kalian juga pastinya akan merasa ruangan di lantai kedua ini lebih luas dibandingkan lantai pertama, meskipun sebenarnya memiliki ukuran yang sama.

Mie yang Bikin Jontor?

oseng mie jontor Sebagai kedai mie, tentunya mie menjadi menu andalan dari Oseng Mie Jontor. Ada dua macam menu mie yang tersedia untuk kalian pilih. Kedua menu ini adalah oseng mie original dan oseng mie jontor. Dua menu ini hanya berbeda level kepedasannya, di mana oseng mie original dimulai dari level 0, sedangkan oseng mie jontor sudah memiliki basis level 1.  Oh iya, setiap kenaikan level yang kalian inginkan di Oseng Mie Jontor dikenai biaya Rp2000. Jadi, jika kalian memesan menu oseng mie original level 5, maka kalian harus menambah biaya Rp10.000.di luar harga menu oseng mie original. Beberapa varian mie di kedai ini juga dilengkapi dengan beberapa menu pendamping, seperti bakso goreng, pangsit, dan lumpia. Kesemua menu pendamping ini dijual terpisah dan dihitung per satuan dengan harga mulai dari Rp3000 hingga Rp5000. Yang membuat kedai satu ini berbeda dengan kedai mie lainnya adalah cara mereka memasak mienya. Jika di berbagai kedai lain mie hanya dimasak dengan cara direbus atau digoreng, Oseng Mie Jontor memiliki cara lain.  Di Oseng Mie Jontor, setelah direbus di dalam air mendidih, mie kemudian di-oseng terlebih dahulu sebelum disajikan. Proses oseng ini dilakukan di atas teppan yang biasanya digunakan untuk memasak dalam restoran berkonsep teppanyaki. Kami berkesempatan untuk mencoba dua menu yang menjadi rekomendasi dari kedai ini, yaitu oseng mie jontor bakso ikan dan oseng mie  original. Berikut ulasan masing-masing menu dari Nibble.id

Oseng Mie Jontor Bakso Ikan

Seperti yang kami sebutkan tadi, menu oseng mie jontor sudah memiliki level kepedasan 1 di tiap menunya. Untuk menu yang satu ini kami mencoba level 3 karena menurut pandangan banyak orang level 3 dari kedai ini sudah sangat pedas. Ternyata, level 3 ini bagi kami tidak terasa terlalu pedas. Kami masih bisa menemukan level kepedasan tingkat menengah yang lebih pedas di kedai mie lainnya. Memang ketika pertama kali kalian menyuap mie ke dalam mulut, mulut kalian akan langsung terasa panas, bukan pedas. Namun, rasa ini tidak akan bertahan lama, kok.  Untuk sebuah makanan yang dihargai Rp22.000, menu ini memiliki porsi yang cukup besar. Terlebih, mie yang mereka gunakan juga memiliki tekstur yang cukup tebal hingga pastinya akan membuat kalian merasa kenyang. Namun, sayangnya karena melalui dua kali proses masak, mie yang sampai kepada kami terasa agak terlalu matang. Jika terlalu banyak memakan mie seperti ini akan membuat rasa enek muncul.

Oseng Mie Rendang

Menu ini juga menjadi menu yang direkomendasikan ketika kami datang berkunjung. Berbeda dengan menu oseng mie jontor, menu oseng mie rendang ini bisa dipesan mulai dari level 0 sehingga bagi yang tidak menyukai atau tidak bisa memakan makanan pedas juga bisa menikmatinya. Harganya pun sama dengan menu pertama, yaitu Rp22.000. Kami mencoba level 2 dari menu ini dan ternyata rasa pedasnya tidak terlalu berbeda jauh dengan level 3. Meski begitu, rasa rendang yang berada sebagai pelengkap menu ini cukup terasa. Rasanya tidak tertutup oleh rasa pedas dari bumbu yang digunakan oleh kedai bakmi ini. Porsinya pun sama besarnya seperti menu pertama.

Rekomendasi Kami

Sebagai salah satu restoran baru yang dikeluarkan oleh KULO Group, kami tentu memiliki ekspektasi lebih pada Oseng Mie Jontor. Paling tidak, seharusnya bisa menghadirkan sesuatu yang berbeda seperti yang dilakukan oleh Kitamura Shabu-Shabu yang memiliki konsep kenyang dengan Rp100 k. Namun, ternyata Oseng Mie Jontor tidak terlalu berbeda dari kedai mie lain dari sisi rasa dan tampilan makanannya. Bahkan level kepedasan yang digadang-gadang begitu membakar lidah menurut kamu tidak terlalu berbeda jauh dengan kedai mie pedas lainnya. Meski begitu, cara memasak mereka yang menggunakan cara di-oseng di atas teppan perlu diberikan apresiasi. Selain itu, konsep open kitchen yang mereka terapkan di kedai juga cukup unik karena mampu menjamin kualitas makanan yang disajikan kepada para pengunjung.