Food

10 Buah Khas Jakarta yang Langka, Ada yang Pernah Kamu Coba?

by Anindita Budhi | February 05, 2023

10 Buah Khas Jakarta yang Langka, Ada yang Pernah Kamu Coba?

Di tengah gempuran buah-buahan impor, nggak banyak orang tahu apa aja buah khas Jakarta. Bahkan, keberadaannya pun makin langka sehingga bukan cuma tidak pernah melihat bentuknya, nama buah tersebut pun jarang terdengar.

Padahal, bicara soal rasa dan kandungan gizi, buah-buahan khas Betawi ini bisa bersaing dengan buah impor. Lalu, apa aja sih buah khas Jakarta yang langka tersebut? Ini daftarnya. 

1. Jambu Bol

Jambu bol mempunyai perawakan mirip jambu air, tetapi lebih besar, daging buahnya lebih padat dan lembut. Warnanya pun hampir serupa, pink kemerahan kalau udah matang.

Di perkampungan Betawi adalah hal biasa menjumpai pohon jambu bol. Rasa manis dan segarnya bikin jambu bol pas dikonsumsi di tengah cuaca panas. Pohon jambu bol biasa berbunga buah sekitar Mei sampai Juni dengan masa panen pada Agustus hingga September. Kamu bisa menanam jambu bol lewat metode pencangkokan dan penanaman biji.

Photo source: @butet_l1lis

2. Jamblang

Kalau kamu pernah melihat buah lonjong berwarna ungu gelap, tetapi bukan anggur, itulah buah jamblang. Jika belum matang, warna buah jamblang cenderung kehijauan. Lalu, berangsur berubah menjadi merah muda sampai merah tua keunguan ketika matang.

Sering disebut juga duwet dan jambu keling, jamblang termasuk jenis jambu-jambuan. Saar digigit, jamblang terasa berair, sepat, dan asam. Daging buahnya agak berserat dan bijinya agak besar. Sama seperti buah naga, makan buah jamblang bakal meninggalkan jejak warna ungu dalam lidah dan mulut.

Photo source: @tabulampot.online

3. Buni

Buah buni biasanya “bergerombol” dalam satu tandan. Bentuknya sedikit mirip cranberry. Warna kekuningan identik dengan buah buni muda, sedangkan buah buni yang matang cenderung berwarna merah kehitaman. 

Jika digigit, kamu bakal merasakan betapa berairnya buah ini. Uniknya, pigmen alami dalam buah buni membuatnya cocok sebagai pewarna alami. Buah buni nggak cuma enak dimakan langsung, tetapi juga enak diolah menjadi rujak maupun selai

Photo source: @liska_ratnawati

4. Bisbul

Masih satu kerabat dengan kesemek, bisbul kerap dipanggil buah mentega, buah lemak dalam bahasa Melayu, atau sembolo dalam bahasa Jawa. Dalam bahasa Inggris, bisbul dipadankan dengan nama velvet apple karena kulit luarnya berbulu halus bak beludru.

Bentuk bisbul nggak bulat penuh, kadang agak gepeng. Warna kulit buahnya coklat kemerahan dan saat matang terlihat lebih kusam. Daging bisbul berwarna putih, teksturnya cenderung kering. Kamu bisa makan buah bisbul langsung atau mencampurnya dengan buah lain dalam rujak. 

Photo source: @pandasurya

5. Kecapi

Kecapi masuk dalam buah khas Jakarta yang langka dan mulai jarang dijumpai. Orang kadang menyebutnya sebagai ketuat dan sentul. Bentuk kecapi sedikit pipih dengan kulit berwarna kuning keemasan. Tampak bulu-bulu halus menutupi kulitnya. 

Sementara, bagian daging buah luar berwarna merah dan daging bagian dalam berwarna putih dengan tekstur lunak cenderung lembut. Kalau kamu cicipi, buah kecapi memunculkan rasa manis asam yang enak. 

Kecapi bukan buah musiman, tetapi masa panen kecapi biasa terjadi bulan September sampai Desember. Tertarik cicipi buah asam manis tapi nyegerin ini?

Photo source: @putraq_sayanx

6. Menteng

Bukan, ini bukan nama daerah elit di Jakarta Pusat, tetapi buah menteng alias kepundung yang juga mudah dijumpai di Sumatera, Kalimantan, hingga Malaysia. Sekilas, penampakan buah menteng mirip buah duku, tetapi kulitnya lebih mengkilap dan rasanya asam sedikit manis.

Tangkai buah menteng juga lebih panjang. Pada tiap tangkai yang menempel ke pohon, buah menteng akan bergerombol di situ. Dulu pohon menteng tumbuh di pekarangan rumah penduduk, tetapi karena dianggap nggak punya nilai ekonomi tinggi, buah ini mulai ditinggalkan. 

Photo source: @mak.fau

7. Kepa

Satu lagi buah khas Jakarta yang langka, yaitu kepa. Disebut juga kupa, gowok, dompyong, atau gohok, kepa ini sejenis jambu-jambuan juga. Bentuk kepa bulat kecil dengan warna ungu kemerahan. Warna buah ini berangsur berubah dari hijau menjadi merah marun gelap, lalu ungu gelap dengan semburat merah.

Biasanya, buah kepa tumbuh bergerombol di cabang serta batang pohon. Warna daging kepa cenderung merah muda keputihan sampai warna merah. Makin matang, buahnya makin berair, asam, dan manis.

Photo source: @grace_gio

8. Rukem

Rukem atau rukam juga jadi salah satu tanaman asli Jakarta yang langka keberadaannya. Pohon rukem biasa ditanam di pekarangan dan tidak dibudidayakan layaknya buah komersial. 

Buah rukem dikenal sebagai Indian Prune, memiliki bentuk buah seperti buni, bulat gepeng mengarah ke bulat telur. Warna buahnya mulai dari hijau muda menjadi merah jambu, atau hijau lembayung berangsur menjadi merah tua. 

Daging buahnya berwarna putih dan banyak mengandung air yang terasa asam. Kalau dimakan langsung akan terasa sepat, tetapi kamu bisa mengurangi rasa sepat itu dengan memijat buah lebih dulu sampai terasa lebih lunak. Buah rukem cocok dijadikan asinan, rujak, sampai selai. 

Photo source: @thuliink_

9. Salak Condet

Bukan Monas, ternyata maskot ibukota adalah Elang Bondol dan salak Condet. Semua bermula saat tuan tanah bernama Willem Helvetius membeli Condet pada tahun 1770 dan mengembangkannya sebagai kawasan pertanian sekaligus peternakan.

Masa kejayaan produksi salak Condet terjadi tahun 1970-an dan Gubernur Ali Sadikin menetapkan salak Condet sebagai maskot DKI Jakarta. Bahkan, salak Condet juga jadi hidangan Istana. 

Namun, sekarang buah itu makin langka seiring lahan yang banyak beralih fungsi. Satu-satunya tempat di mana kamu bisa menyantap salak Condet adalah Cagar Buah Condet di Balekambang, Kramat Jati. Citarasa salak Condet yang kadang sepat, manis, atau asam ini pasti disukai pecinta buah. Cobain deh!

Photo source: @beritajakarta

10. Rambutan Rapiah

Rambutan Rapiah adalah buah khas Jakarta yang masih cukup mudah dijumpai. Meski termasuk buah musiman, rambutan rapiah bakal langsung diserbu begitu masuk musim panen.

Dibandingkan jenis rambutan lain, rambutan rapiah berukuran lebih kecil, warna buahnya hijau kekuningan dan sedikit merah di pangkal. Rambutnya pun cenderung pendek dan jarang. 

Namun, dagingnya tebal, kenyal, agak kering, dan mudah ngelotok. Rasanya manis banget, makanya rambutan rapiah ini jadi favorit banyak orang. Rugi deh kalau nggak suka rambutan rapiah.

Photo source: @kinan_maheswari84

Dari 10 buah khas Jakarta di atas, ada yang pernah kamu coba? Atau malah banyak yang baru kamu dengar namanya? Yuk, perbanyak konsumsi buah lokal supaya buah-buahan ini tetap dikenal sampai anak cucu kita nanti!