Food

Dangke, Keju Asli Indonesia dengan Kearifan Lokal

by Finna Zephyrine | December 06, 2021

Dangke, Keju Asli Indonesia dengan Kearifan Lokal
Indonesia sudah lama mengenal olahan susu, salah satunya adalah dangke. Kalau selama ini kita tahu keju banyak berasal dari daerah di Inggris atau Italia, ternyata kita pun punya keju asli yang berasal dari Sulawesi Selatan. Daerah yang diketahui memproduksi dangke adalah Enrekang, Anggeraja, Alla, dan Barreka.

Photo source: Pixabay

Melansir dari LIPI, dangke merupakan produk Enrekang yang sudah memiliki hak paten, sehingga daerah lain tidak bisa sembarangan menggunakan nama tersebut untuk produk serupa.

Fakta tentang Dangke

Photo source: Instagram/khasenrekang

Kalau kamu penasaran, dangke ini mirip sekali dengan keju mozzarella segar yang memiliki tekstur lembut sedikit basah—bukan seperti mozzarella kemasan, lo. Uniknya, enzim yang digunakan untuk membentuk keju berasal dari enzim alami pepaya. Normalnya, keju seperti mozarella menggunakan rennet yang merupakan enzim protease yang memecah protein susu. Ternyata, enzim pepaya bisa menghasilkan hal yang sama karena juga merupakan enzim proteinase sulfuhidril. Selain getah pepaya, getah nanas juga memiliki kandungan yang mirip. Konon katanya, dangke ini memang sudah lama ada pada makanan suku asli Enrekang. Mereka tidak terlalu suka minum susu segar dan mencari cara untuk membuatnya awet dan bisa dimakan.

Cara Pembuatan Keju Asli Enrekang

Photo source: Instagram/khasenrekang

Hampir seluruh dangke di daerah Enrekang dan sekitarnya dibuat secara tradisional, sehingga tidak ada sistem dalam produksinya. Bahkan, susu yang digunakan pun susu dari sapi yang sedang menyusui, bukan dari sapi perah. Ini juga tampaknya jadi alasan kenapa harga keju asli Indonesia ini cukup mahal. Sebab, produksi tidak bisa dilakukan kapan saja dan perlu melalui proses yang memakan waktu. Pertama, susu segar direbus hingga mencapai suhu 70°C hingga 80°C. Pada praktiknya, orang-orang di Enrekang memperkirakan tingkat suhu, dilihat dari kondisi air yang sudah panas tapi tidak mendidih. Selanjutnya, getah pepaya dimasukkan ke dalam susu yang belum mendidih. Getah yang diperlukan hanya beberapa tetes saja tergantung jumlah susu. Kalau terlalu banyak, rasa keju bisa jadi pahit. Kemudian larutan susu dan getah diaduk hingga menggumpal lalu dicetak. Orang di Enrekang biasa mencetaknya di tempurung kelapa kering yang sudah bersih. Nggak jarang juga dangke dibungkus dengan daun pisang agar tertutup. Sama seperti pembuatan jenis keju lain, dangke mungkin saja direndam di air garam untuk mendapatkan rasa asin. Selain memberikan rasa, garam juga membuatnya lebih awet disimpan. Masa simpan dangke bisa mencapai dua bulan. Namun, kepadatannya akan berubah seiring waktu karena kadar air yang berkurang. Meski dijual dalam bungkus daun pisang, kamu boleh menggantinya dengan plastik dan menyimpannya di dalam lemari pendingin agar bisa lebih awet.

Makan Keju dengan Kearifan Lokal

Photo source: Instagram/dangkedanmks

Kalau keju impor sudah sering diolah bersama makanan lain, keju asli Enrekang ini lebih sederhana. Orang-orang di sana hanya memakannya langsung sebagai lauk, menggoreng, atau membakar dangke. Aroma gurih khas keju yang dibakar pastinya akan menggugah selera siapa pun yang menciumnya. Dangke goreng atau bakar sering dihidangkan bersama sambal dan menjadi makanan kudapan sore. Wah … membayangkannya saja sepertinya sudah nggak sabar, ya. Kamu mau coba sensasi keju khas Indonesia? Saat ini ada beberapa penjual online yang menawarkan dangke untuk dikirim. Hanya saja, pastikan pengiriman dan pengemasannya aman supaya dangke tetap segar dan enak begitu sampai di rumahmu.