Food

Asal-Usul Es Teler, Minuman Segar yang Bikin Kecanduan

by Danang Lukmana | February 12, 2022

Asal-Usul Es Teler, Minuman Segar yang Bikin Kecanduan

Salah satu kekayaan kuliner yang dimiliki Indonesia adalah keragaman jenis minuman es nya, seperti contohnya es campur dan es teler. Tentu saja, di kala cuaca panas akan pas jika menikmati seporsi sajian minuman es yang segar. Apalagi ditambah beragam isian potongan buah, susu kental manis, sirup, dan lainnya yang mampu membasahi serta menyejukkan kerongkongan.

Jika dilihat secara sekilas, nampak bahwa antara es campur dengan es teler ini seperti sama saja, hanya berbeda penamaan. Akan tetapi, kedua minuman dingin ini sebetulnya berbeda lho. Oleh karena itu, kali ini Nibble mau ajak kalian mengenal lebih dalam mengenai minuman es teler beserta sejarah asal-usulnya. 

Berikut ini ciri-khas dan sejarah asal-usul terciptanya minuman es segar bernama es teler. Simak ya!

Ciri-Khas Es Teler

Source: Istockphoto

Baik es campur, es buah, hingga es teler pasti akan sulit ditolak jika cuaca panas sedang mendera atau bahkan saat sedang berbuka puasa. Rasanya yang dingin, segar, dan manis akan sangat mulus meluncur membasahi kerongkongan yang kering. Meskipun sekilas minuman es ini terlihat saling mirip satu sama lainnya, tapi es teler tetap punya ciri-khasnya tersendiri lho.

Terlihat sangat mirip dengan es buah, tapi es teler punya ciri khas berupa potongan buah alpukat di dalamnya. Selain itu, terdapat pula perpaduan bahan lainnya seperti daging kelapa muda, potongan nangka, sirup, susu kental manis, santan, dan pastinya es. Es yang dipakai adalah potongan es batu ataupun es batu yang sudah diserut. 

Tapi memang, kreasi kekinian membuat isian di dalamnya makin beragam dan semakin sulit dibedakan dengan es campur. Seringkali isiannya divariasikan dengan cincau, kolang-kaling, pacar cina, sagu mutiara, aneka buah segar, potongan roti, dan agar-agar/jelly. Bahkan ada pula sajian yang menambahkan setangkup es krim seperti rasa vanilla atau cokelat di atasnya.

Sejarah Asal-Usul Terciptanya Es Teler

Pertanyaan selanjutnya yang mengundang rasa penasaran adalah darimana atau siapa yang pertama kali menciptakan sajian es teler ini. Apalagi jika kita main ke daerah bioskop Metropole XXI, Cikini, Jakarta Pusat, maka akan bertemu spanduk bertuliskan "Es Teler Sari Mulia Asli, Penemu Pertama di Indonesia”. 

Es Teler Sari Mulia Asli di bilangan Cikini-Menteng ini mengklaim sebagai yang pertama kali menjual varian es teler. Lalu bagaimana kisah lengkapnya? Berikut ini penelusurannya;

1. Diciptakan Oleh Pasangan Samijem dan Tukiman Darmowiyono

Source: Tribunnews

Perlu diketahui kalau penemu minuman es teler yang pertama di Indonesia ini adalah pasangan suami-istri asli Solo. Dikutip dari DetikFood dan Kompas, penggemar minuman nikmat menyegarkan ini harus berterima kasih pada pasangan suami-istri Tukiman Darmowiyono dan Samijem. Pasangan inilah yang untuk pertama kalinya meracik sajian minuman nikmat ini di Indonesia.

Awal kisahnya bermula pada tahun 1967, ketika pasangan Tukiman dan Samijem ini datang dari Solo ke Jakarta untuk mengadu nasib. Mereka memilih untuk bekerja berjualan apa saja, dari mulai rokok, jamu, bakso, hingga siomay pernah dilakoni. Setiap pagi Ibu Samijem membuat dan menjual jamu sembari menemani sang suami berjualan rokok di Jalan Semarang, Menteng, Jakarta Pusat.

Hingga pada suatu hari, Ibu Samijem mendapat inspirasi untuk menambah jualannya dengan sajian minuman yang menyegarkan. Terlebih di tengah terpaan udara panas Jakarta, pastinya minuman dingin dan segar akan jadi buruan pelanggan. Akhirnya setelah pagi selesai berjualan jamu, pasangan ini berjualan minuman es campur pada siang harinya menggunakan meja kecil.

Benar saja, sajian minuman dingin es campurnya ini sangat digemari beragam kalangan. Dari mulai pegawai dan pekerja kantoran, supir kendaraan umum, hingga kalangan pelajar atau mahasiswa jadi pelanggannya. Semakin larisnya sajian es campur buatannya, pada akhirnya nantilah cikal-bakal timbulnya nama es teler. 

2. Nama “Es Teler” dari Celetukan Mahasiswa 

Source: Kompas

Nama “Es Teler” sendiri sebetulnya baru muncul sekitar tahun 1976, ketika Samijem mendapat pelanggan seorang mahasiwa UI. Mahasiswa tersebut sering memesan es campur dengan meminta isian alpukat, potongan nangka, dan daging kelapa muda. 

Karena saking sukanya, si mahasiswa berceletuk bahwa es campurnya ini benar-benar bikin orang teler alias seperti mabuk kecanduan narkoba. Bahkan si mahasiwa berujar kepada Ibu Samijem bahwa sekalian saja racikan es nya ini diberi nama es teler. Akhirnya mulai saat itulah dagangan Ibu Samijem beserta sang suami, Tukiman Darmowiyono lebih dikenal dengan nama es teler.

Dengan nama dan penyebutan baru ini, membuat minuman racikan Ibu Samijem semakin meraih popularitas di Jakarta. Pada akhirnya makin banyak orang-orang yang jadi pelanggan setianya, sekaligus juga ingin belajar membuat racikan minuman segar ini. 

Dalam segelas sajian es teler yang original terdiri dari alpukat yang sudah sedikit dilumatkan, nangka, kelapa muda, air gula, susu kental manis dan es batu. Terkesan sangat sederhana, tapi tetap ada trik dan bahan khusus pembuatannya yang membuat sajian ini otentik. Trik serta bahan khusus seperti air gulanya ini bisa kamu rasakan langsung bedanya di kedai Es Teler Sari Mulia Asli kawasan Cikini-Menteng.

3. Tidak Mempermasalahkan Hak Paten

Source: Istockphoto

Semakin meningkatnya popularitas nama sajian es teler membuat keluarga Tukiman-Samijem ingin mematenkannya sebagai merek dagang. Biarpun sudah memperoleh hak paten, tapi keluarga ini nggak terlalu ambil pusing kalau pedagang lain menggunakan nama es teler. 

Munculnya beragam waralaba besar yang punya merk dagang bernama es teler, nggak terlalu memusingkan pihak keluarga ini. Samijem menuturkan bahwa setiap orang sudah punya jalur rezekinya masing-masing. Prinsip tersebutlah yang membuat kedai Sari Mulia Asli ini nggak akan berekspansi dengan membuka cabang lain di banyak tempat. Dan keluarga Samijem-Tukiman Darmowiyono pun sudah lama pensiun dari usaha kuliner, dengan memilih menikmati masa tua di Kota Solo, Jawa Tengah.