Nibble'S Guide

Gultik, Kuliner Malam yang Legend Banget di Blok M

by Danang Lukmana | January 17, 2022

Gultik, Kuliner Malam yang Legend Banget di Blok M

Gultik, sebutan satu ini pasti sudah akrab didengar bahkan sangat lekat dengan orang-orang yang sering “mejeng” atau nongkrong di kawasan Blok M. Di sepanjang perempatan Jalan Mahakam dan Bulungan, terdapat deretan tempat kuliner nasi gulai pinggir jalan yang amat tersohor sejak dulu. Deretan pedagang nasi gulai tersebutlah yang disebut gultik alias gulai tikungan. 

Ada sekitar belasan pedagang gulai di kawasan tikungan di belakang Blok M Plaza tersebut. Beberapa dari mereka bahkan sudah berjualan sejak puluhan tahun lalu. Rata-rata bentuk menu jualan gulai dan cita-rasa dari satu sama lainnya juga gak jauh beda alias hampir sama aja.

Walaupun tergolong kuliner kaki lima pinggir jalan, gultik selalu ramai dipadati pengunjung. Mulai dari yang berjalan kaki, naik kendaraan umum, hingga berkendaraan pribadi, semua pernah makan di sini. Bahkan mereka sudah menikmati sajian kuliner ini sejak bertahun-tahun dan gultik selalu ada dalam memori nostalgia mereka.

Nah, buat yang ingin mengenal kuliner kaki lima yang melegenda di kawasan Blok M ini, yuk simak ulasan di bawah berikut ini.

Asal-Usul Gulai Tikungan

Source: @hungryeyes.id

Meskipun sederhana, kuliner kaki lima mempunyai penikmatnya tersendiri dan kesederhanaannya tersebut jadi memori nostalgia yang gak terlupakan. Salah satu kuliner yang sarat nilai nostalgia di kawasan Jakarta Selatan adalah gultik ini. Gulai tikungan begitulah orang-orang menyebutnya, memang jadi ikon kuliner di kawasan gaul Blok M.

Dilansir dari Kompas dan GNFI, sejak tahun 1980-an banyak pedagang gulai di kawasan Blok M ini. Tepatnya di sepanjang tikungan Jalan Mahakam yang letaknya berdekatan dengan bundaran antara SMA 6, GOR Bulungan, dan Blok M Plaza. 

Dulunya sih gak ada nama yang spesifik menyebut deretan pedagang ini. Baru sekitar tahun 1997 istilah gultik atau gulai tikungan mulai dipopulerkan para pelanggannya karena lokasinya yang memanjang dari tikungan. 

Kuliner Kaki Lima 

Source: @sudaru_sudaryono

Uniknya tempat makan ini bukanlah resto atau warung, tapi hanya berupa deretan pedagang pikulan yang berisi panci dan gentong kuah gulai. Ada belasan atau mungkin puluhan pedagang gulai ini di sepanjang Jalan Mahakam dan Bulungan ini. 

Keunikan lainnya adalah rata-rata deretan pedagang gulai ini mempunyai kampung halaman yang sama yakni di Sukoharjo, Solo. Bahkan mereka di kampung halamannya tersebut masih tetangga satu RT. 

Mereka sama-sama merantau ke Jakarta, daerah Blok M ini untuk menjual sajian gulai khas Kota Solo. Harganya pun sangat murah, seporsi gulai tikungan ini bisa kamu santap dengan merogoh kocek sebesar Rp10.000-15.000 saja. 

Sayangnya kamu gak bisa menyantapnya saat jam makan siang. Karena gultik merupakan kuliner malam yang para pedagangnya baru berjualan sekitar pukul 5 sore hingga malam dini hari.

Sajian Gulai Daging Sapi

Source: @felnjo

Ada banyak jenis gulai yang dikenal masyarakat Indonesia, dari mulai asal daerahnya hingga bahan utama di dalamnya. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, gulai tikungan di kawasan Blok M ini bertipikal gulai khas Solo. Gulai khas Solo punya tipe kuah santan yang encer dengan bumbu kunyit, jahe, adas, jintan, dan rempah lainnya. 

Akan tetapi, jika umumnya gulai khas Solo menggunakan isian daging dan jeroan kambing, di sini justru menggunakan daging sapi. Beberapa pedagang menuturkan, penggunaan daging sapi demi menyesuaikan dengan selera masyarakat di Kota Jakarta. Selain itu, daging dan jeroan kambing sering diasosiasikan sebagai penyebab penyakit darah tinggi. 

Porsi yang Sedikit

Source: @jepit_ijo

Saat makan gultik, jangan harap kamu mendapatkan porsi makan nasi gulai dengan jumlah banyak. Gultik justru terkenal dengan sajian porsinya yang sangat sedikit dan hanya beberapa suapan saja per piringnya. Sepiringnya kamu mendapatkan sedikit nasi yang disiram kuah gulai dengan isian daging, tetelan, jeroan sapi, lalu dilengkapi kerupuk serta kecap dan sambal. 

Porsinya yang sedikit juga kerap diberi celetukan bahwa gultik berarti “gulai sitik” atau sedikit dalam Bahasa Jawa. Meskipun gak akan memanjakan perut bagi kamu yang suka porsi besar, tapi cita-rasa kuah gulainya sangat menggoda kok. 

Sebagai kudapan malam, sepiring nasi kuah gulainya bakalan bikin kamu ketagihan dan kangen ingin kembali. Kamu juga bisa nambah porsi kok dan dilengkapi aneka sate-satean sebagai pendampingnya. 

Sampai sekarang kawasan Blok M belum kehilangan pamornya sebagai lokasi tempat ‘mejeng’ atau nongkrong. Terlebih saat malam hari yang justru akan semakin ramai dengan orang-orang yang sekedar nongkrong atau kulineran. Oleh karena itu, jangan lewatkan juga untuk mencicipi lezatnya gultik yang sudah melegenda ini!