Food

Ternyata, Ini Alasan Kenapa Daging Wagyu Harganya Mahal!

by Danang Lukmana | September 01, 2022

Ternyata, Ini Alasan Kenapa Daging Wagyu Harganya Mahal!

Bukan tanpa alasan lho kenapa daging wagyu harganya mahal banget di pasaran. Harganya bahkan bisa berkali-kali lipatnya jika dibandingkan dengan daging sapi jenis lainnya yang tersedia. Daging sapi wagyu pun bisa dilabeli sebagai daging untuk konsumsi para sultan akibat harganya yang memang jauh lebih tinggi ini.

Tekstur daging ini memang terkenal super lembut, buttery karena lapisan lemaknya, dan ada gurat-guratan motif marbling dari lemaknya tersebut. Saking lembutnya, daging ini bisa begitu lumer saat disantap tanpa harus lelah untuk rahang ini mengunyahnya. Umumnya daging sapi wagyu akan disajikan dalam bentuk steak, BBQ, sukiyaki, bahkan sushi dan sashimi yang fresh.

Namun untuk bisa menghasilkan daging super berkualitas dengan tekstur super lembut dan corak marbling, ada perawatan khusus yang diperlukan. Perawatan khusus dari sapi-sapi inilah yang membuatnya harganya makin melonjak naik. Nah berikut alasan apa saja yang membuat kenapa daging wagyu harganya bisa mahal banget.

Photo source: Istockphoto

1. Berasal dari Ras Sapi Berkualitas

Daging sapi wagyu yang asli memang dihasilkan dari sapi-sapi yang dikembang-biakkan di negara Jepang. Nama wagyu sendiri berasal dari kata “wa” yang merujuk pada negara Jepang, dan “gyu” yang artinya daging sapi. Jadi memang bisa dibilang, wagyu berarti daging sapi dari negara Jepang. 

Photo source: Istockphoto

Dilansir dari Zenius, daging wagyu dihasilkan dari empat ras sapi, yaitu Japanese Black, Japanese Polled, Japanese Shorthorn, dan Japanese Brown. Ras-ras sapi unggulan ini dihasilkan dari persilangan sapi asli Jepang dengan sapi impor seperti Devon, Brown Swiss, Shorthorn, atau Simmental. Persilangan dan percampuran genetic sapi-sapi yang menghasilkan wagyu ini sudah dilakukan sejak awal abad 20. 

Untuk menjaga keaslian ras sapinya, pihak peternakan Jepang akan memberikan sertifikasi khusus kepada sapi-sapi tersebut. Sertifikasi ini juga memberi gambaran garis genetika atau keturunan sapi-sapi yang dikembang-biakkan. Dengan menjaga garis keturunan ini, para peternak jadi semakin mudah menentukan hanya sapi bergenetika terbaik yang akan dikembangkan.

2. Pemeliharaan Super Ketat

Bukan hanya menjaga galur genetiknya saja, pemeliharaan sapi-sapi berkualitas inilah yang juga bikin harganya meroket. Proses pemeliharaan sapi wagyu ini berbeda dari sapi biasa pada umumnya. Dari mulai di dalam kandungan, kelahiran, makanan, hingga pemeliharaan selama hidup sebelum dipotong pun sangatlah khusus. 

Photo source: Istockphoto

Soal makanan, para peternak akan memberi makan anak-anak sapi ini dengan pedoman khusus yang dijaga secara ketat. Anak sapi akan diberi susu pengganti selama 10 bulan dan itu tanpa melalui botol, melainkan disuapi langsung pakai tangan sang peternak. Setelah itu, mereka digemukkan dengan pakan khusus yang terbuat dari jerami, gandum, dan beras.

Selanjutnya pada setiap fase pertumbuhannya, jenis pakan yang diberikan pada sapi akan berbeda-beda menyesuaikan kebutuhannya. Bahkan sapi ini juga diberikan program diet khusus yang ketat seperti halnya manusia dengan kandungan protein, lemak, serat, dan berbagai nutrisi penting lainnya. Pakannya pun gak hanya ada jerami, gandum, dan beras saja, beberapa peternak juga memberi asupan minyak zaitun murni. 

3. Lingkungan Peternakan yang Dijaga Ketat

Photo source: Istockphoto

Orang-orang Jepang punya keyakinan kalau aspek kebahagiaan sapi akan berpengaruh terhadap rasa dagingnya. Sapi yang semasa hidupnya bahagia dan relax, maka dagingnya pun akan sangat empuk tanpa tegang atau alot. Jadi, mereka juga sangat serius dalam menjaga sapi agar tetap bahagia dan bebas dari stres.

Dari mulai sapi di dalam kandungan, induk sapi akan dimanjakan dengan digembalakan di padang rumput yang hijau. Sapi-sapi muda dibiarkan bermain di tempat terbuka dan dihindarkan dari kandang sempit yang berdesakan. Tempat gembalanya pun sangat diperhatikan dari mulai iklim, kelembapan udara, radiasi sinar matahari, kecepatan angin, dan kepadatan tanah.

Lebih spesialnya lagi, sapi-sapi wagyu sengaja diberikan minum sake atau bir yang bikin ternak terbuai dan santai. Bahkan di Jepang pun sampai ada profesi pemijat sapi untuk secara rutin memijat sapi supaya ototnya bebas dari tegang serta makin relax. Jika sapi sudah tenang dan relax, nafsu makan pun akan meningkat sehingga guratan lemak dagingnya bisa timbul motif khusus yang marbling.

4. Disembelih di Usia 3 Tahun

Photo source: Istockphoto

Penentuan waktu atau usia saat disembelih juga menentukan kualitas daging yang dihasilkan. Jika sapi-sapi lainnya sudah bisa disembelih saat usia 15 bulan, maka wagyu butuh waktu hingga usia 3 tahun baru bisa disembelih. Usia pemotongan yang cukup lama ini akibat pertumbuhan sapinya benar-benar alami tanpa suntikan maupun penambahan hormon penggemuk khusus.

Bukan hanya usianya, bobot saat disembelih pun juga diperhatikan yang umumnya disembelih saat beratnya 180 sampai 700 kilogram. Untuk menunggu sapi sampai mencapai bobot tersebut, memang membutuhkan waktu lebih lama akibat tanpa tambahan hormon pertumbuhan. 

5. Pasokan Terbatas

Photo source: Istockphoto

Alasan terakhir kenapa daging wagyu bisa mempunyai harga yang super mahal, karena pasokannya yang terbatas. Hal itu akibat pemeliharaannya yang khusus dan rumit, ditambah usia penyembelihannya yang lama. Akibatnya jumlah daging wagyu yang tersedia di pasaran jumlahnya cukup sedikit atau terbatas. 

Dikutip dari Detik.Food, kerumitan perawatan ini membuat satu peternakan hanya bisa menghasilkan sekitar 50 ekor sapi saja per bulan. Negara-negara yang secara serius bisa mengembang-biakkan sapi wagyu juga terbatas, kurang lebih hanya Jepang, Australia, dan Amerika Serikat. Itupun jumlahnya tetap terbatas hanya beberapa ribu ekor sapi saja jika dibandingkan jenis sapi pedaging lainnya. 

Nah itu dia alasan kenapa daging wagyu bisa mencapai harga yang super mahal. Kamu sendiri sudah pernah coba menyantap daging mewah dengan tekstur super lembut ini belum?