Food

Bedanya Ramen dan Ramyun. Sudah Tahu Belum?

by Danang Lukmana | December 06, 2021

Bedanya Ramen dan Ramyun. Sudah Tahu Belum?
Ramen dan ramyun, dua jenis mie ini makin populer dan dikenal masyarakat Indonesia dan dunia. Banyak yang menganggap keduanya sama saja, hanya berbeda asal-usul negaranya. Ya, ramen adalah mie khas Jepang sedangkan ramyun atau ramyeon berasal dari Korea. Selain asal-usul negara dan perbedaan bahasa pengucapannya, kedua jenis mie ini ternyata punya perbedaan mendasar. Baik dari segi penyajian, bumbu, cita rasa, dll. Nah, supaya kalian gak ketukar lagi dan bingung membedakan, yuk simak penjelasannya di bawah ini.

Asal-Usul Ramen dan Ramyun

Jika dirunut jauh ke belakang, kedua jenis mie ini sama-sama memiliki akar yang sama dari masakan Tiongkok bernama lamian. Lamian memiliki arti mie yang dibuat renggang, sedangkan lamian tersebut dalam logat lidah orang Jepang disebut “ramen”. Dilansir dari KoreaTour, pada akhir abad 19, sekitar Era Meiji, lamian diperkenalkan ke Jepang oleh para imigran dan pedagang dari Tiongkok. Pada nantinya olahan gandum gaya Tiongkok inilah yang jadi cikal bakal ramen yang dikenal di dunia. Setiap daerah di Jepang mengembangkan jenis isian atau topping ramennya sendiri. Namun, yang paling umum adalah siraman kuah kaldu babi, ayam atau seafood, dengan irisan chashu daging perut babi.

source: pixabay

Setelah Perang Dunia II berakhir, terjadi kelangkaan pangan dan meningkatnya pamor tepung terigu sebagai pilihan makanan pokok. Hal tersebut turut berpengaruh pada perkembangan budaya ramen. Hingga akhirnya ramen masuk ke Korea tahun 1960-an dan disebut sebagai ramyun/ramyeon.

Perbedaan Antara Ramen dan Ramyun

Setelah mengetahui sejarah perkembangan kedua jenis olahan mie ini. Saatnya kita cari tahu perbedaan mendasar dari ramen dan ramyun.

1.      Cita Rasa Ramen Jepang Lebih Kalem dari Ramyun

Cita rasa masakan terkait dengan ciri khas budaya sebuah negara. Masakan Jepang memang terkenal dengan rasanya yang ringan atau mild, begitu juga dengan olahan ramennya. Ramen bercita rasa gurih ringan alami, murni dari rebusan kaldu babi, ayam, atau seafood. Kalau ingin menambah sensasi gurih biasanya diberi tambahan kombu atau nori ketika disajikan. Ramen disajikan dengan berbagai pilihan topping mulai dari irisan daging babi chashu, ayam, olahan rebung, hingga telur setengah matang.

source: istockphoto

Sedangkan, cita rasa ramyun lebih cenderung mempunyai rasa pedas dengan asam yang kuat khas masakan Korea. Sering juga orang Korea menambahkan saus gochujang ke dalam kuah ramyun dan memakannya bersama kimchi. Untung topping dasar sih cukup mirip seperti ramen, seperti irisan daging babi, ayam, atau telur.

2.      Perbedaan pada Bahan Kaldu

Kedua mie ini adalah jenis mie berkuah dengan dominasi rasa kaldu pada air kuahnya. Tapi bahan-bahan pembuatan kaldunya cukup berbeda antara ramen dan ramyun. Seperti sudah disinggung sebelumnya, kuah ramen lebih mengandalkan rebusan kaldu dari bahan-bahan alami seperti tulang, maupun olahan laut. Ada pula variasi rasa yang tetap menggunakan bahan alami seperti miso, soyu, atau kuah kare.

source: istockphoto

Sedangkan ramyun terbuat dari bumbu-bumbu yang telah diproses sebelumnya layaknya bumbu mie instan pada umumnya, sehingga tinggal diseduh dengan air panas. Sering kali kuah ramyun diberi tambahan bumbu yang sangat Korea seperti minyak beserta taburan wijennya. Tambahan lainnya juga saus gochujang yang menambah rasa pedas asam khas Korea.

3.      Cara Penyajian Ramen dan Ramyun Berbeda

Selain faktor cita rasa, hal menarik untuk mendorong orang mencicipi suatu masakan adalah dari tata cara penyajiannya. Ramen dan ramyun umumnya mempunyai cara penyajian yang berbeda. Selain memakai bahan-bahan yang alami, tata cara penyajian ramen juga umumnya masih sangat manual dan menyesuaikan dengan tradisi khasnya. Umumnya ramen disajikan di atas mangkuk besar lengkap dengan isian topping-nya yang ditata rapi. Di Jepang sendiri, ramen umumnya dijual sebagai makanan restoran maupun pedagang kaki lima hingga berkeliling.

source: istockphoto

Kalau di Korea, ramyun lebih terkenal sebagai makanan instan dalam tren camilan malam untuk menemani belajar atau bekerja para mahasiswa dan pekerja kantoran. Oleh karena itu, sajiannya harus dimasak secara cepat bahkan kadang langsung disantap di atas panci masaknya. Topping-nya juga kadang diberi makanan Korea lainnya seperti kimchi, toppoki, bahkan ayam goreng.

4.      Perbedaan Harga Keduanya

Karena ramen menggunakan bahan bahan alami dan pengolahan yang masih manual tradisional, maka harganya pun terbilang cukup mahal. Meskipun ada ramen instan kemasan, tapi harganya tetap cukup merogoh kantong kalian. Apalagi kalau kalian memesannya langsung di restoran Jepang.

source: istockphoto

Sementara kalau ramyun yang memang terkenal sebagai makanan instan cepat saji, harga yang dibanderolnya masih cukup terjangkau. Bahkan ramyun kemasan memiliki ukuran lebih besar dan berat dengan harga yang lebih terjangkau. Tapi harganya tetap bergantung pada varian yang kalian pilih ya. Sekarang kalian sudah tahu kan perbedaan antara ramen dan ramyun. Bukan cuma soal cita rasa, tapi dari bahan-bahannya, hingga budaya penyajian keduanya pun cukup berbeda.