Foodies Trends

Apa Itu Natto? Makanan Khas Jepang Berbau Busuk

by Danang Lukmana | July 28, 2022

Apa Itu Natto? Makanan Khas Jepang Berbau Busuk

Nibblers, sudah tahu belum nih apa itu natto yang lagi jadi tren di TikTok? Natto yang merupakan makanan asal Jepang ini memang sedang tren karena jadi tantangan menyantapnya di media sosial TikTok. Sebelum jadi tren di media sosial, mungkin kamu juga sudah mengetahui makanan unik ini jika sering menonton anime atau film dari Jepang.

Makanan ini menjadi tren challenge karena bentuknya yang unik seperti kacang berlendir dan punya aroma kurang sedap. Meskipun sekilas nampak menjijikkan akibat lender dan aromanya, tapi masyarakat Jepang sangat menyukainya. Bahkan natto jadi menu sarapan utama yang paling umum dijumpai dalam rumah-rumah keluarga di Jepang.

Meskipun banyak orang non-Jepang yang menganggap makanan ini menjijikkan, ternyata kandungan gizinya banyak dan menyehatkan lho. Nah buat yang penasaran dengan apa itu natto, yuk simak dulu artikelnya berikut ini!   

1. Apa Itu Natto?

Photo source: Istockphoto

Dikutip dari JapanLivingGuide, secara sederhananya natto merupakan kacang kedelai yang melalui proses fermentasi sehingga timbul tekstur lengket berlendir dan aromanya kurang sedap. Tekstur berlendir yang mirip makanan basi ini membuatnya unik tapi tetap aman untuk disantap. Aroma menyengatnya sering disamakan dengan blue cheese namun lebih kuat, serta warna kedelainya menjadi cokelat dan lengket hampir saling menyatu satu sama lain.

Makanan ini dengan merendam kacang kedelai, merebus, dan memfermentasikannya dengan kultur bakteri Bacillus subtilis selama 24 jam. Secara tradisional, kacang kedelai natto akan disimpan dalam bungkus jerami untuk proses fermentasi yang alami. Ketika sudah mulai berlendir dan timbul serat-serat jamur, barulah kedelai fermentasi ini siap disantap. 

Serat-serat jamur ini bukan pertanda bahwa natto telah basi dan harus dibuang, justru hal itu bikin makanan ini makin sehat disantap. Tekstur kacang kedelainya sendiri cukup lunak, agak lengket di mulut, dan rasanya ringan sedikit pahit. Tapi yang bikin banyak orang enggan menyantapnya bukan karena rasanya, melainkan karena aromanya yang cukup menyengat.

2. Sejarah Natto di Jepang

Photo source: Istockphoto

Sebetulnya natto sendiri sudah ada sangat lama dalam tradisi kuliner Jepang, sehingga sulit melacak secara pasti asal-usulnya. Konon awalnya makanan ini timbul secara nggak sengaja, namun akhirnya mulai diproduksi secara sengaja.

Cerita yang berasal dari Kota Mito di Perfektur Ibaraki dipercaya menjadi asal-usul pertama kali natto tercipta. Dilansir dari LiveJapan, pada tahun 1083, komandan militer bernama Minamoto no Yoshiie dan pasukannya sedang merebus kedelai untuk pakan kuda. Sisa-sisa rebusan kedelai tersebut disimpan dengan membungkusnya memakai jerami supaya mudah dibawa.

Ketika wadah bungkusan jerami ini dibuka, maka timbullah tekstur natto yang lengket terfermentasi. Para prajurit dan Sang Jenderal sendiri ternyata sangat menyukainya sehingga mulai sejak itu diproduksi secara sengaja. Barulah pada tahun 1800-an, natto mulai diproduksi massal dan dikomersialkan hingga menjadi makanan favorit bangsa Jepang.

3. Cara Benar Makan Natto

Source: Istockphoto

Orang Jepang sudah sangat terbiasa makan natto, bahkan dijadikan menu sarapan yang hampir tiap hari disantap. Tapi karena teksturnya yang berlendir dan aromanya menyengat, membuat orang yang belum terbiasa akan kurang suka. Oleh karena itu, cara menyantap natto gak bisa sembarangan, supaya tetap bisa dinikmati dan tanpa aroma yang terlalu menyengat. 

Natto umumnya akan disantap dengan tambahan bumbu shoyu (kecap asin), mustard, dan tambahan irisan daun bawang. Supaya bumbunya tercampur sempurna, aduklah natto memakai sumpit kurang lebih sampai 50 kali atau sampai tekturnya sedikit kental berbusa. Natto bisa disantap secara langsung, tapi paling sering disantap dengan nasi putih hangat, telur ayam mentah, dan sup miso. 

4. Kandungan Gizi dan Manfaat Natto

Source: Istockphoto

Meski tampilan dan aromanya seperti makanan yang sudah basi, natto ternyata merupakan sumber makanan yang super bernutrisi. Dikutip dari Healthline, seperti umumnya makanan fermentasi lainnya, natto juga mengandung probiotic yang cukup tinggi. Kandungan probiotic ini pasti bermanfaat untuk menjaga kesehatan usus dan memperlancar saluran pencernaan.

Selain itu makanan ini juga menghadirkan enzim khusus bernama nattokinase yang bisa memperlancar peredaran darah serta mengurangi risiko hipertensi. Kandungan lemak sehat di dalamnya pun juga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat untuk merawat kesehatan jantung dan stroke. Terdapat juga kandungan vitamin C, vitamin B6, zat besi, kalsium, dan zinc yang bermanfaat menjaga daya tahan tubuh, kesehatan kulit, serta kekuatan tulang. 

5. Apakah Natto Halal?

Source: Istockphoto

Bagi konsumen Muslim yang ingin menyantap natto, timbul juga pertanyaan apakah makanan ini halal dikonsumsi atau tidak. Meskipun bahan-bahannya nabati tanpa unsur kandungan babi, proses fermentasinya sering membuat ragu. Proses fermentasi yang seringkali menghasilkan zat alkohol, tentu membuat khawatir bagi beberapa konsumen.

Namun menurut LPPOM MUI, gak semua proses fermentasi menghasilkan produk sampingan berupa alkohol yang memabukkan. Dikutip dari Kompas, menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), produk makanan atau minuman hasil fermentasi yang menghasilkan etanol/alkohol skala kecil hukumnya masih diperbolehkan alias halal. Singkatnya, natto tetap aman dan halal untuk dikonsumsi oleh masyarakat Muslim.

Terpenting adalah perhatikan pilihan saus, bumbu, dan bahan makanan lainnya yang mengiringi makan natto itu sendiri. Hindari makanan lainnya yang memakai bumbu alkohol seperti mirin dan sake atau kandungan memabukkan lain. Awasi juga lauk lainnya yang memakai tambahan minyak atau daging yang memang dilarang dikonsumsi oleh umat Muslim.

Nah itu dia informasi buat kamu mengenai apa itu natto yang saat ini lagi tren. Makanan dari kedelai fermentasi ini memang unik dan menyehatkan meskipun aromanya kurang sedap serta berlendir. Gimana, tertarik untuk mengikuti tren makan natto?