Lifestyle

Kenapa Makanan Jepang Tak Pernah Pudar di Indonesia

by Pramawidhi Setiono | July 08, 2019

Kenapa Makanan Jepang Tak Pernah Pudar di Indonesia
Selain makanan khas Indonesia, saat ini makanan Jepang masih terus menjadi pilihan di industri makanan Indonesia. Meskipun memang jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan restoran-restoran asli Indonesia, namun entah kenapa ragam makanan Jepang tak pernah kita tinggalkan. Saat ini, berbagai varian makanan Jepang bahkan mulai bisa kita temui versi street-nya. Gaya street food ini pun dengan beraninya menawarkan menu-menu khas Jepang dengan fitur utama lebih low cost dibanding versi restoran seriusnya. Lalu kenapa makanan Jepang bisa sebegitu lestarinya di sini? Pertanyaan yang wajib ditemukan jawabannya dan percaya atau tidak, kami berhasil menemukan jawaban-jawaban di balik suksesnya kuliner Jepang di Indonesia. Kikugawa-qraved

Interior restoran Kikugawa di Cikini -Qraved-

 

Sejarah Makanan Jepang di Indonesia

Meskipun dalam sejarah memang Jepang pernah menjajah Indonesia, faktanya makanan Jepang baru mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1969. Invasi ini dimulai dengan berdirinya sebuah restoran Jepang di bilangan Cikini. Restoran yang bernama Kikugawa ini berdiri atas andil dari Kikuchi, seorang pria berkebangsaan Jepang yang menikah dengan wanita yang berasal dari Manado. Menariknya, Kikugawa ini merupakan sebuah restoran yang didirikan sebagai tindak lanjut dari berdirinya restoran Indonesia pertama di Tokyo, Jepang, Bengawan Solo. Sama dengan Kikugawa, restoran Bengawan Solo juga didirikan oleh Kikuchi dan istrinya. Bahkan, nama Kikugawa sendiri sendiri sebenarnya terinspirasi oleh nama Bengawan Solo, dimana kata gawa dari Kikugawa memiliki arti aliran sungai. Bersama dengan restoran Bengawan Solo di Roppongi, Kikuchi dan istrinya ingin menjadikan Kikugawa sebagai penghubung budaya antara Jepang dan Indonesia. Jadi ketika di Tokyo, bisa mencicipi makanan khas Indonesia yang autentik, dan sebaliknya di Jakarta, bisa mencicipi kuliner Jepang sesuai kelezatan aslinya. Kikugawa mengenalkan beragam menu masakan Jepang, seperti sushi, tempura, dan sukiyaki ke pasar Indonesia.  Selepas Kikugawa baru lah muncul beragam jenis restoran Jepang dengan berbagai inovasinya hingga kini. Mulai dari teppanyaki hingga makanan Jepang yang bisa ditemui di pinggir jalan. thai-casa pascal

Variasi makanan Thailand -Casa Pascal-

 

Masuknya Kompetitor

Dominasi makanan Jepang ini sebenarnya sudah beberapa kali mulai diganggu oleh makanan-makanan dari beberapa negara, seperti Thailand, Korea, Tiongkok, ataupun Taiwan. Makanan Korea, khususnya Korea Selatan, seperti yang kita ketahui bersama mulai masuk ke Indonesia ketika demam K-Pop mulai merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Makanan Korea Selatan secara tidak langsung diperkenalkan oleh idola-idola tersebut ketika muncul ketertarikan dari masyarakat untuk mengenal kebudayaan Korea Selatan lebih mendalam.  Di pihak lain pemerintah Thailand melalui program ambisius bertajuk Global Thai pada tahun 2002 memiliki salah satu misi berupa menambah jumlah restoran Thailand di seluruh dunia. Dari yang awalnya sekitar 5.500 outlet berkembang menjadi lebih dari 10.000 outlet dalam hitungan tahun di seluruh dunia. Kementerian Luar Negeri Thailand menganggarkan sekitar 20 juta Baht (8,8 miliar Rupiah) untuk keperluan promosi kuliner dan produk pertanian di luar negeri, termasuk di Indonesia. Jika bicara makanan Tiongkok, makanan ini mulai masuk ketika ribuan tahun lalu dimulainya perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia. Tidak sedikit pula orang Tiongkok yang kemudian memilih untuk menetap di Indonesia dan secara tidak langsung membantu perkembangan kuliner Tiongkok. Selama menetap, terjadi akulturasi yang menyebabkan banyaknya makanan khas Tiongkok yang akhirnya masuk ke Indonesia. Lain hal dengan Taiwan, beberapa tahun belakangan produk asli Taiwan mulai memasuki pasar Indonesia. Produk-produk khas negara ini yang masuk ke Indonesia lebih banyak ke minuman. Banyak yang tidak tahu bahwa sebenarnya varian teh dan bubble tea sebenarnya aslinya lebih dikenal lebih dahulu di Taiwan. Disukai? Tentu, namun perlahan tapi pasti ragam makanan dari luar negeri selain Jepang mulai dilupakan. Istilahnya, laku saat sedang trending, tapi pada akhirnya pudar dimakan waktu. asian-2970211_1280

Makanan Jepang akan terus dicintai di sini -Pixabay-

 

Makanan Jepang Tetap Bertahan

Banyaknya makanan dari negara lain yang masuk ke Indonesia nyatanya tidak mengurangi pamor dari makanan Jepang di Indonesia. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata ini dikarenakan makanan Jepang memiliki rasa yang khas. Kita tentu ingat bagaimana matcha pada beberapa tahun lalu mulai booming dan sampai saat ini masih menjadi bahan baku bagi beberapa jenis makanan Jepang. Bahkan, matcha mampu diolah dalam makanan yang sebenarnya merupakan makanan khas negara lain, termasuk Indonesia. Selain itu, makanan Jepang juga memiliki beragam jenis yang bisa dipilih. Berbagai jenis makanan Jepang seperti sushi, sashimi, tempura, atau kare bisa dinikmati. Bandingkan saja dengan makanan khas Korea Selatan yang hanya memiliki sedikit varian. Makanan Thailand dan Tiongkok memang bervariasi, namun tidak semuanya cocok dengan lidah masyarakat Indonesia. Berbicara mengenai lidah, makanan Jepang bisa sangat dicintai di Indonesia karena tidak menggunakan bahan baku yang kompleks. Justru dengan kesederhanaannya itulah, makanan Jepang bisa bertahan hingga saat ini tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia. Beberapa puluh tahun ke depan, pastinya makanan Jepang tetap akan menjadi salah satu penguasa pasar kuliner Indonesia. Jepang sebagai negara maju akan terus mencari cara untuk terus berinovasi dalam memopulerkan makanan khasnya di Indonesia. Terlebih, menjelang event besar seperti Olimpiade tahun depan. Jepang pasti akan semakin getol untuk menyebarkan kebudayaannya ke seluruh dunia. Bagaimana menurut kalian, apakah makanan Jepang akan ditinggalkan?