Photo source: @erfinaerlistjan

Pernah menemukan jajanan pasar berwarna kuning dengan irisan cabai di atasnya? Ya, itulah semar mendem, saudara lemper yang punya tampilan lebih bergaya.

Meski sama-sama berbahan dasar ketan dan isian gurih, ada keistimewaan yang bikin kudapan ini berbeda. Yuk, kita cari tahu kenapa dinamakan semar mendem, deskripsi rasa, hingga perbedaan semar mendem dan lemper berikut ini. 

Kenapa Dinamakan Semar Mendem?

Semar mendem lahir dari budaya kuliner Jawa, khususnya daerah Yogyakarta dan Solo. Untuk mencari tahu kenapa dinamakan semar mendem, maka kita harus mengulik filosofi di balik penamaan ini.

Benar jika kamu berpikir kata “Semar” dalam kudapan ini berkaitan dengan tokoh pewayangan Semar. Salah satu tokoh dalam kelompok Punakawan dalam pewayangan Jawa ini memiliki tubuh bulat. Ia selalu tersenyum, tetapi matanya sembab.

Semar dikenal jujur, bijaksana, rendah hati, juga bersahaja. Walaupun konon Semar adalah penjelmaan dewa, tetapi ia hidup sebagai rakyat jelata.

Nah, perawakan gemuk dan hobi makan identik dengan sosok Semar. Karakter tersebut pun dihubungkan dengan bentuk camilan ini yang padat sekaligus bikin kenyang. Secara makna, siapa saja yang mengudap semar mendem akan terus ketagihan melahapnya.

Di sisi lain, kata “mendem” dalam bahasa Jawa dapat berarti mabuk. Tentu bukan mabuk karena alkohol, tetapi mabuk akibat ketagihan tadi. Maka, secara harfiah semar mendem bermakna camilan yang bikin orang terseret nikmatnya

Namun, ada juga makna filosofi di balik penamaan tersebut. Semar mendem seolah menjadi pengingat bagi pemimpin agar tidak “mendem kekuasaan” atau mabuk kekuasaan. Pemimpin justru harus mampu menyalurkan kebaikan dan mengayomi rakyat.

Article imagePhoto source: @erfinaerlistjan

Semar Mendem Rasanya Apa?

Sekarang kita telisik struktur semar mendem. Sama seperti lemper, kudapan ini terbuat dari beras ketan yang dimasak bersama santan. Kadang ketan dikukus dengan tambahan bumbu aromatik, seperti pandan, daun jeruk, dan daun salam.

Isian semar mendem pun mirip lemper. Bisa berupa suwiran ayam yang dibumbui rempah atau abon daging maupun abon ayam. Biasanya isian ini memiliki citarasa gurih.

Nah, bagian terluar semar mendem yang berwarna kekuningan adalah dadar telur tipis. Adonan tepung dan telur tipis ini membungkus ketan dan isian dengan rapat.

Jadi, kalau ditanya semar mendem rasanya apa, kamu bisa mendeskripsikannya dari ketiga lapisan tadi. Saat digigit kamu dapat merasakan dadar yang bertemu dengan ketan lembut dan padat mengapit isian gurih. Camilan asin yang mengenyangkan, cukup untuk mengganjal perut atau jadi teman minum kopi maupun teh.

Article imagePhoto source: @kuwehku.id

Perbedaan Semar Mendem dan Lemper

Dengan bentuk dan komposisi yang mirip, apa sih perbedaan semar mendem dan lemper? 

Pembungkus

Inilah pembeda paling mencolok antara semar mendem dan lemper. Semar mendem dibungkus dadar telur berwarna kuning keemasan dengan hiasan irisan cabai merah, daun seledri, dan daun pandan. Tampilan tersebut membuat visual semar mendem terlihat lebih mewah.

Sementara itu, lemper dibungkus dengan daun pisang. Kadang terlihat bagian gosong yang menandakan lemper tersebut dibakar. Namun, daun pisang memberi aroma khas yang menggugah selera untuk segera melahap lemper.

Article imagePhoto source: @kedekoetja

Tekstur

Penggunaan dadar tipis sebagai lapisan terluar membuat tekstur semar mendem lebih meriah. Dalam satu gigitan kamu dapat menemukan dadar lembut, ketan pulen, dan suwiran ayam gurih.

Sebaliknya, lemper terkesan sederhana. Lemper yang dikukus biasanya bertekstur lebih lembut, sedangkan lemper yang dibakar cenderung padat ketika digigit.

Photo source: @bymadamlauw

Coba Semar Mendem, Yuk!

Rasa dan tekstur yang unik bikin pengalaman makan semar mendem jadi tak biasa. Apalagi, jika menilik nilai budaya yang terkandung dalam nama kudapan ini.

Kamu dapat menemukan jajanan tradisional ini di beberapa toko kue basah terkenal di Jakarta. Misalnya, Monami dan Dandy Bakery.

Article imagePhoto source: @dandybakeryid

Di Solo, semar mendem cukup mudah dijumpai di lapak jajanan pasar. Namun, cara penyajiannya sedikit berbeda. Umumnya, setelah dibalut dadar dan diberi garnish, kue akan diikat “tali” daun pandan dan dibungkus plastik. 

Di daerah asalnya, penyajian kue terasa lebih istimewa dengan kucuran areh — kuah santan kental yang sedikit manis, di atas potongan semar mendem. Rasa gurih dan manis berpadu harmonis, ditambah tekstur creamy dari areh yang membanjiri semar mendem. Nikmat!

Article imagePhoto source: @kuliner_asiksolo

Jadi, sekarang kamu sudah tahu apa itu semar mendem dan apa perbedaannya dengan lemper. Jika lain kali menjumpai kue ini di etalase toko kue basah favorit atau lapak jajan pasar langganan, jangan ragu untuk membeli dan mencicipinya. Hati-hati ketagihan semar mendem!