Penggemar masakan Jepang pasti tahu apa itu unagi. Sejenis belut ini populer di Jepang dan berharga mahal. Bahkan, sampai ada hari khusus menyantap unagi yang masih dilakukan rutin oleh orang Jepang sampai sekarang. Rasa lezat yang kaya nutrisi bikin banyak pecinta kuliner ketagihan unagi.
Sempat viral di TikTok gara-gara Sisca Kohl bikin unagi instan, simak penelusuran Nibble tentang fakta menarik belut Jepang berikut ini.
Apakah Unagi Itu Belut?
Orang Indonesia mengenal unagi sebagai belut Jepang. Nggak cuma unagi, ada juga anago. Keduanya sama-sama sejenis belut-belutan, tetapi memiliki bentuk, habitat, dan cita rasa berbeda. Lalu, apakah unagi itu belut? Apa beda unagi, sidat, anago, dan belut?
Photo source: @little_meg_siu_meg
1. Unagi
Keempat ikan tersebut berada dalam bangsa belut-belutan alias ikan bertubuh memanjang menyerupai ular. Dalam bahasa ilmiah, belut-belutan termasuk keluarga Anguillidae.
Nah, unagi atau Japanese eel merupakan spesies Anguila japonica. Mudah ditemukan di Jepang, Korea, Cina, dan utara Filipina, habitat unagi di perairan air tawar. Mereka tumbuh besar di air tawar, tetapi saat dewasa unagi bermigrasi ke laut sampai tiba waktunya bertelur. Begitu telur-telurnya menetas, para induk memboyong larva unagi berenang kembali menuju sungai air tawar.
Namun, spesies unagi ini makin jarang dijumpai hingga terancam punah. Itulah sebabnya Jepang mencari alternatif makanan untuk menggantikan unagi dengan citarasa dan tekstur mirip.
2. Sidat
Indonesia memperkenalkan sidat sebagai alternatif unagi dengan rasa dan tekstur serupa. Bahkan, ada lho peternakan ikan sidat di Banyuwangi, Jawa Timur yang hasil grade A langsung diekspor ke Negeri Sakura.
Unagi dan sidat masih satu ordo, yaitu Anguilliformes. Artinya, unagi adalah sidat, tetapi mereka berbeda spesies. Sidat yang dijumpai di Indonesia masuk dalam spesies Anguilla malgumora atau marbled eel.
3. Anago
Anago juga masih saudara jauh unagi dan sidat, tetapi mereka berasal dari spesies Conger myriaster. Berbeda dengan unagi dan sidat yang hidup di air tawar, anago justru tinggal di lautan.
Ukuran anago lebih kecil daripada sidat, dengan garis titik-titik kuning memanjang di bagian tengah tubuhnya. Anago cenderung berbau amis sehingga pengolahannya pun akan berbeda dengan unagi.
4. Belut sawah
Kalau kamu mengira belut sawah yang umum dijumpai di Indonesia itu sama dengan unagi, ternyata mereka sama sekali berbeda. Meski menyandang nama belut, hewan licin ini bukan masuk ordo Anguilliformes.
Dikenal sebagai Asian swamp eel, belut sawah tergolong spesies Monopterus albus dari ordo Synbranchiformes. Perbedaan bentuknya cukup signifikan karena belut sawah jauh lebih kecil dan ramping. Tentu ini akan berpengaruh pada citarasa serta tekstur belut sawah saat dimasak.
Makan Belut, Tradisi Musim Panas di Jepang
Pada zaman kekaisaran Edo (1603 – 1867), masyarakat Jepang percaya bahwa menyantap makanan berawalan huruf U jadi salah satu cara bertahan hidup di musim panas. Salah satunya unagi.
Namun, seorang pemilik restoran khusus unagi menemui kesulitan membuat para tamu datang bersantap di restorannya selama musim panas. Adalah Hiraga Gennai, seorang polymath sekaligus rōnin, yang memberi saran kepada pemilik restoran untuk menerapkan kepercayaan masyarakat Jepang kala itu.
Gennai pun merancang dan menggambar papan nama restoran yang bertuliskan “Doyo no Ushi no Hi” yang berarti pertengahan musim panas pada Tahun Kerbau.
Photo source: @westintokyo
Karena hari pertengahan musim panas sudah dekat, waktunya orang-orang makan makanan berhuruf “u” guna menghidnari panas. Tak lama restoran unagi itu pun diserbu pelanggan hingga toko serta pemasok unagi turut dibanjiri pesanan.
Di sisi lain, menyantap unagi saat musim panas juga baik bagi kesehatan. Teriknya panas matahari rentan membuat tubuh merasa cepat lelah dan kekurangan gizi. Unagi adalah solusi terbaik yang menyehatkan untuk menambah stamina. Pasalnya, unagi memiliki kandungan kalsium, protein, vitamin E dan A, fosfor, serta omega-3 dengan kadar tinggi yang baik untuk menjaga stamina tubuh.
Sejak itulah tradisi makan unagi di musim panas dilakoni masyarakat Jepang. Bahkan, ketika Hari Unagi tiba, supermarket dan restoran menambah pasokan unagi demi memenuhi tingginya permintaan masyarakat.
Aneka Masakan Unagi
Jadi, apa saja masakan khas Jepang yang menggunakan unagi sebagai bintang utamanya?
1. Unaju
Photo source: @coshipii
Inilah hidangan belut Jepang paling populer, yaitu belut panggang yang dilumuri tare atau saus kecap manis dengan taburan sansho (lada sichuan). Biasanya, unaju disajikan dalam jubako, kotak persegi panjang dengan dekorasi motif tradisional Jepang.
Seifurou dekat Kastil Odawara, Prefektur Kanagawa, sudah berjualan Unaju Matsu sejak tahun 1862. Hidangan tradisional ini memakai belut Kyosui yang dikukus dan dipanggang dengan saus asin manis. Disajikan di atas nasi panas dan semangkuk sup, inilah citarasa otentik Unaju sesungguhnya.
2. Kabayaki
Photo source: @evevidesu
Kabayaki merujuk pada metode memasak belut Jepang dengan cara dibelah, diberi olesan mentega, dan ditusuk. Kemudian, unagi dicelupkan ke dalam saus tare dan dibakar perlahan menggunakan panggangan dengan api arang.
Metode ini populer di Urawa, Prefektur Saitama. Salah satu restoran yang terkenal adalah Unagi Musashino yang membakar belut-belut gemuk memakai arang putih atau bincho.
3. Hitsumabushi
Photo source: @top_singapore_restaurant
Hitsumabushi jadi masakan belut ala Nagoya yang terkenal di Jepang. Belut dibelah perutnya dan dipanggang tanpa dikukus lebih dulu. Konon, Hitsumabushi disajikan pertama kali pada era Meiji. Saat itu belut bakar dihidangkan di atas nasi dengan memakai wadah kayu besar.
Untuk menikmati hitsumabushi dengan resep warisan, datang saja ke Atsuta Horaiken Jingu-ten, restoran yang berusia 140 tahun. Di sini belut dibakar sampai kulitnya garing, lengkap dengan saus rahasia yang terasa pedas dan legit.
Sekarang sudah terjawab ya apa itu unagi. Gimana, Nibblers, penasaran pengen cobain unagi? Cek di sini untuk cari tahu mana aja restoran unagi di Jakarta.
