Lifestyle

Kosher: Aturan Makanan “Halal” ala Ajaran Yahudi

by Danang Lukmana | October 18, 2021

Kosher: Aturan Makanan “Halal” ala Ajaran Yahudi
Nibblers, yuk kali ini kita mengenal aturan Kosher dalam pola makan di ajaran Yahudi. Jadi dalam ajaran agama Yahudi, ada seperangkat aturan yang cukup terkait pola serta apa saja yang boleh/nggak boleh dimakan oleh para pengikutnya. Sama seperti aturan religi pada umumnya, hal ini adalah wujud penghormatan mereka terhadap Tuhan.

Apa Arti Makanan Kosher?

Dilansir dari laman MyJewishLearning dan Healthline, Kosher berasal dari kata dalam bahasa Ibrani, “Kashér” yang punya arti “sesuai”, “murni”, dan “layak” untuk dikonsumsi. Seperangkat aturan hukum yang mengatur hal itu disebut “Kashrut” yang tertuang dalam kitab Taurat dan Talmud milik umat Yahudi. Bagi umat Yahudi, aturan ini bukan hanya semata tentang aspek keamanan dan kesehatan suatu makanan saja. Tapi juga terkait erat dengan nilai-nilai religius penghormatan pada Tuhan.

source: istockphoto

Bukan cuma mengatur apa yang layak dan gak layak dimakan. Aturan dalam Kashrut juga sangat lengkap dan detil tentang bagaimana sih makanan tersebut diproduksi, diproses, dan disiapkan sebelum dikonsumsi. Contohnya untuk hewan, bagaimana hewan “layak” tersebut harus disembelih, dipotong dagingnya, dan proses mengolah/memasaknya yang sesuai.

Kategori Makanan Menurut Aturan Kosher

Beberapa aturan dalam Kashrut melarang perpaduan beberapa jenis makanan, terutama daging dan produk olahan susu. Ada 3 sebutan kategori atau definisi sebuah makanan menurut aturan tersebut:
  • Daging (Fleishig)
Kategori makanan pertama adalah daging mamalia dan unggas, termasuk tulang hingga kaldunya.
  • Produk Olahan Susu (Milchig)
Produk susu seperti susu segar, keju, butter, dan yogurt.
  • Pareve (Makanan Lainnya)
Seluruh makanan yang bukan termasuk daging atau produk olahan susu. Beberapa di antaranya adalah ikan, telur, dan tumbuhan (sayur, buah, kacang-kacangan). Menurut aturan tersebut, makanan yang berada dalam kategori daging (fleishig) nggak boleh disajikan atau dikonsumsi bersamaan dengan produk olahan susu (milchig). Gak cuma itu, seluruh peralatan masak hingga tempat cuci keduanya kategori makanan tersebut pun harus dipisah. Selain itu, jika seorang habis makan daging, maka perlu menunggu atau mengambil jeda waku 1-6 jam, baru boleh mengonsumsi produk susu. kosher market

source: istockphoto

Sedangkan makanan yang termasuk dalam kategori pareve cukup luwes aturannya karena dianggap netral. Mereka bisa dikonsumsi bersamaan dengan daging maupun produk olahan susu. Asalkan pareve tersebut nggak mencampur daging dan produk susu secara bersamaan. Seperti contohnya makan sayur tapi ada potongan daging dengan keju di dalamnya, itu nggak boleh.

Makanan yang Boleh dan Dilarang dalam Kosher

Masyarakat Indonesia sudah lebih akrab dengan aturan makanan Halal menurut ajaran Islam. Ya... aturan Kosher secara umum sangat mirip dengan ajaran Islam dan Kristen Advent, yakni sama-sama melarang konsumsi daging babi. Akan tetapi, banyak aturan-aturan detil lainnya yang berbeda. Nah, berikut aturan-aturan dalam konsep Kosher. Selain dilarang mencampur daging (fleishig) dengan produk susu (milchig), berikut garis besar apa yang boleh dan gak boleh dikonsumsi dalam Kosher:

1.      Daging (Fleishig)

Beberapa kriteria untuk mengonsumsi daging yang sesuai dengan aturan kosher adalah:
  • Harus berasal dari hewan pemamah biak dengan kuku terbelah seperti sapi, domba, kambing, rusa, atau kerbau.
  • Bagian yang boleh dikonsumsi adalah bagian depan (forequarter) yaitu leher, kaki depan, iga, dan lamusir. Bagian perut ke bawah nggak dikonsumsi.
  • Unggas yang boleh dikonsumsi contohnya ayam, kalkun, burung puyuh, merpati, bebek, dan angsa.
  • Proses penyembelihan harus dilakukan dengan tata cara khusus dan dilakukan oleh orang yang bersertifikasi dalam ajaran Yahudi.
  • Daging harus dibersihkan supaya nggak ada bekas darah sebelum dimasak.
  • Alat untuk menyembelih atau memasak daging harus khusus dan terpisah dari produk susu.

source: istockphoto

Produk daging hewan yang dilarang untuk dikonsumsi adalah:
  • Daging babi, kelinci, tupai, unta, kangguru, kuda, burung pemangsa atau pemakan daging.
  • Potongan daging hewan Kosher namun dari bagian hindquarter (perut ke bawah).
  • Daging yang sudah tercampur produk olahan susu.

2.      Produk Susu (Milchig)

Mengonsumsi produk olahan susu seperti keju, susu, butter, dan yogurt harus memenuhi syarat dan aturan khusus, antara lain:
  • Berasal dari susu binatang yang kosher (sapi, domba, kambing, kerbau).
  • Gak boleh dicampur dengan daging dan produk hewani lainnya seperti sosis, gelatin atau rennet dari enzim usus binatang (seperti proses pembuatan hard cheese).
  • Peralatan masak dan pengolahannya harus berbeda dari produk daging.

source: istockphoto

Contoh makanan populer mengandung susu namun non-Kosher:
  • Cheese burger
  • Pizza atau Pasta yang menggunakan daging dan keju/cream sekaligus
  • Aneka cake atau makanan lainnya yang menggabungkan keju dan butter dengan gelatin sapi
  • Soto Betawi dengan kuah susu
  • Dan lain-lainnya yang menggabungkan produk susu dan daging hewani.

3.      Ikan dan Telur

Ikan dan telur masuk kategori pareve yang netral karena gak mengandung daging atau susu. Tapi tetap ada aturannya, seperti:
  • Ikan yang boleh dimakan harus yang punya sirip dan bersisik seperti tuna, salmon, mackarel, sarden, kakap, dll.
  • Dilarang mengonsumsi hewan laut atau air tanpa sirip dan sisik seperti belut, kepiting, cumi-cumi, lobster, udang, dan kerang.
  • Boleh dikonsumsi bersama daging asal gak ada campuran susu.
  • Boleh dimakan pakai susu asal gak dicampur daging.
  • Telur bebas dikonsumsi selama gak ada bekas darahnya.

source: istockphoto

Sementara sayuran, buah, serta kacang-kacangan harus dijaga kebersihannya dengan memastikannya bebas serangga dan ulat sebelum dimakan. Pengolahannya boleh beraneka ragam asalkan gak ada campuran daging dan susu sekaligus. Untuk minuman beralkohol seperti anggur/wine masih boleh untuk dikonsumsi. Terutama pada perayaan hari raya seperti Chanukah dan Bar Mitzvah.

---

Nah, itu tadi Nibblers pengertian aturan Kosher dalam makanan yang berasal dari ajaran Yahudi. Sekilas, konsep kosher mirip dengan halal--tentu dengan perbedaan tertentu. Ada makanan Kosher yang nggak Halal, sebaliknya banyak juga makanan Halal yang nggak Kosher. Yang paling penting kita tetap bisa saling menghargai konsep keyakinan masing-masing ya.