Lifestyle

Melihat Proses Panjang Pembuatan Makanan di Pesawat

by Kristal Pancarwengi | May 18, 2021

Melihat Proses Panjang Pembuatan Makanan di Pesawat
Pernah gak sih penasaran dengan makanan-makanan di pesawat yang disajikan oleh pramugari? Inflight meals ini merupakan bagian dari service yang disediakan pihak maskapai untuk penumpangnya. Makanan di pesawat merupakan bagian penting. Dan karena itu harus disajikan dalam keadaan bersih, fresh, dan bebas bakteri. Nah, sebagai penumpang kalian mungkin juga kepengen tahu bagaimana sih proses pengolahan dan persiapan makanan di pesawat sampai bisa ada di bangku penumpang—di ketinggian puluhan ribu kaki?

Proses Penyajian Makanan di Pesawat

Ternyata butuh proses yang panjang dan sedikit rumit lho buat menyiapkan makanan di pesawat. Perlu waktu yang gak sebentar untuk memilih, menyiapkan bahan, packing, sampai menyajikannya kepada penumpang. Persiapan dan pengolahan makanan tentu saja dilakukan di dapur katering yang berada di darat. Biasanya lokasinya dekat dengan bandara. Selanjutnya makanan akan diangkut ke kabin dan disimpan di refrigerator untuk kemudian dipanaskan oleh pramugari sebelum disajikan kepada penumpang. Nah, ternyata makanan di pesawat ini sudah disediakan oleh perusahaan katering khusus, lho. Pihak katering maskapai ini umumnya akan menerapkan teknik memasak khusus supaya makanan tetap terasa lezat. Ya, pada ketinggian tertentu, lidah manusia memang akan cenderung terasa kebas. Jadi untuk memastikan masakan tetap enak dan gak hambar, pihak katering biasanya akan menambah takaran bumbu supaya cita rasa masakannya lebih strong dan tetap terasa lezat saat dinikmati.

Image: Escape

  • Yellow Zone

Melansir Kumparan, dapur maskapai biasanya dibagi ke dalam beberapa zona. Yang pertama adalah Yellow Zone, dipakai untuk menyimpan bahan makanan yang kering dan gak gampang busuk. Selanjutnya ada chiller dan freezer, dipakai untuk menyimpan bahan-bahan makanan yang gampang rusak dan membusuk seperti sayur, buah, ikan, serta daging.
  • Red Zone

Setelah Yellow Zone, area selanjutnya adalah Red Zone. Seperti namanya, gak semua orang bebas keluar masuk ke tempat ini. Sebelum masuk, petugas juga wajib melewati air shower untuk menyaring debu dan kotoran yang nempel di baju supaya gak mengontaminasi makanan nantinya. Area merah ini dibagi menjadi beberapa bagian, mulai dari tempat pengolahan makanan sampai dapur utama (hot kitchen). Setiap proses dilakukan sehati-hati mungkin untuk menjaga kualitas makanan di pesawat, lho. Nah, sesudah makanan selesai diolah, petugas akan melakukan plating sekaligus packing serapi mungkin. Setelahnya, makanan akan didistribusikan naik ke dalam kabin. Oh ya, makanan di pesawat ekonomi, bisnis, dan first class juga dibedakan, ya. Untuk alat makan, penumpang ekonomi akan disediakan yang sekali pakai (mono use). Sedangkan alat makan China wear digunakan hanya untuk penumpang kelas bisnis.

Image: Boredpanda

Meski di Atas Awan, Kualitas Tetap Nomor 1

Meskipun prosesnya gak bisa dibilang sederhana, pihak katering dan maskapai tetap mengutamakan kualitas dan kesegaran makanan, lho. Semata demi kepuasan konsumen/penumpang. Nah, supaya terjamin fresh, makanan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam blast chiller. Tujuannya untuk menurunkan suhu agar tetap fresh saat dihangatkan kembali di kabin nanti. Teknik-teknik masak tertentu juga dilakukan supaya kelezatan makanan tetap terjaga, lho. Misalnya nih daging dimasak setengah matang dan ikan dimasak 90% matang supaya teksturnya tetap juicy. Kalian juga gak perlu khawatir soal higienitas makanan di pesawat. Proses mengolah dan memasak makanan oleh pihak katering umumnya sudah dilakukan berdasarkan standar kebersihan dan kesehatan yang ditetapkan. Jadi, makanan yang tersaji di bangku penumpang pun dijamin higienis, lezat, dan segar.