Healthy Foodie

Merah atau Putih, Siapa Bawang yang Lebih Sehat?

by Pramawidhi Setiono | February 25, 2020

Merah atau Putih, Siapa Bawang yang Lebih Sehat?
Bawang sudah menjadi sebuah salah satu pelengkap makanan yang selalu dicari. Baik bawang putih maupun bawang merah selain berfungsi sebagai penambah rasa makanan ternyata juga memiliki beragam manfaat lain bagi tubuh manusia. Banyak juga yang menyebut jika tidak ada bahan pelengkap selain bawang yang lebih sehat untuk tubuh manusia. Meski begitu, masih banyak juga pertentangan mengenai bawang apa yang memiliki khasiat lebih bagi tubuh. Ada yang mengatakan bawang putih, tetapi ada juga yang menyebut bawang merah jauh lebih sehat. Jadi, siapa bawang yang lebih sehat? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini! 

Memiliki Manfaat Masing-masing

Bawang merah ataupun putih memiliki kandungan senyawa yang mirip. Meski begitu, ada juga senyawa yang hanya bisa ditemukan di salah satu jenis bawang. Berikut ini beberapa manfaat dari masing-masing bawang.

Bawang Putih

Pembunuh Bakteri dan Racun

Bawang putih mengandung dikenal memiliki kandungan spesial dan menjadi kunci yang bernama allicin. Allicin merupakan kimia aktif dalam bawang putih yang membuat tanaman satu ini memiliki aroma yang khas.  Ternyata, tidak cuma aroma khas yang dihasilkan oleh allicin. Allicin juga memiliki kemampuan untuk membunuh kuman dan bakteri. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, didapatkan data bahwa allicin sangat membantu untuk mengatasi infeksi dan melawan bakteri penyebab racun dalam makanan.  Sayangnya allicin dikenal rapuh dan bisa menghilang khasiatnya dengan cepat. Untuk itulah bawang putih harus disajikan segar. Ini dilakukan karena kandungan allicin dalam bawang segar lebih bagus dibandingkan yang berada pada bawang yang diawetkan. 

Menurunkan Kolesterol

bawang yang lebih sehat

Photo source: pexels

Sudah lama disebut jika untuk menurunkan tingkat kolesterol dalam tubuh cara terbaiknya adalah dengan mengonsumsi bawang putih. Hal ini ternyata benar adanya karena telah banyak studi yang memperkuat pernyataan ini.  Salah satu studi tersebut dimuat dalam Journal of Postgraduate Medicine yang melaporkan bahwa makan sekitar 10 gram bawang putih mentah (1-2 siung kecil) setiap hari akan berhasil menurunkan kolesterol cukup drastis dalam dua bulan. Sama seperti membunuh bakteri dan racun, manfaat ini juga berasal dari kandungan allicin dalam bawang putih. Uniknya, allicin hanya akan diproduksi oleh bawang putih ketika siungnya dipotong, ditumbuk (uleg), atau dihancurkan dengan cara dikunyah. Allicin menghambat enzim yang berperan dalam pembuatan kolesterol.

Menjaga Otak Tetap Maksimal

Otak juga menjadi salah satu bagian tubuh manusia yang dijaga kesehatannya oleh bawang putih. Sebuah tim peneliti dari Universitas Missouri menemukan bahwa turunan karbohidrat dalam bawang putih yang dikenal sebagai FruArg melindungi sel-sel otak terhadap efek penuaan dan penyakit. FruArg dilaporkan mengurangi kadar oksida nitrat yang diproduksi oleh sel mikroglia di dalam otak selama melawan peradangan dan stres oksidatif. FruArg dalam bawang putih bisa memperbanyak sel mikroglia tanpa memicu peningkatan kadar oksida nitrat dalam otak. Ini artinya bawang putih menawarkan manfaat perlindungan bagi sel-sel otak dengan membuatnya lebih kebal terhadap risiko penyakit neurologis, seperti demensia dan Alzheimer.

Bawang Merah

Meningkatkan Kesehatan Jantung

Photo source: pixabay

Salah satu senyawa yang dikandung oleh bawang merah adalah flavonoid. Senyawa yang satu ini dikenal mampu melawan peradangan serta menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida. Kedua fungsi ini berkaitan erat dengan kesehatan jantung pada manusia. Selain itu, bawang merah juga mengandung quercetin. Quercetin adalah antioksidan yang memiliki kemampuan untuk menurunkan risiko terjadinya serangan jantung dan tekanan darah tinggi.

Menurunkan Kadar Gula Darah

Quercetin selain bisa menurunkan risiko serangan jantung ternyata juga bisa menurunkan kadar gula dalam darah manusia. Manfaat yang satu ini juga dibantu oleh senyawa belerang yang juga dikandung oleh bawang merah. Salah satu bukti bahwa bawang merah memiliki kandungan quercetin dan belerang adalah sebuah penelitian di tahun 2014 yang menunjukkan bahwa pasien dengan diabetes tipe 2 memiliki enzim hati normal dan kadar glikemik rendah ketika mereka memakan irisan bawang merah.

Menjaga Kesehatan Pencernaan

Oligofructose menjadi senyawa lain yang dikandung oleh bawang merah. Senyawa jenis ini merupakan senyawa yang mudah larut dan merupakan sumber makanan utama bagi bakteri baik di usus manusia. Dengan adanya bakteri baik ini, tubuh manusia dapat melakukan pencernaan dengan baik sehingga terbebas dari sembelit dan diare.

Jadi, Siapa Bawang yang Lebih Sehat?

Photo source: pixabay

Setelah melihat beberapa manfaat dari bawang putih dan bawang merah di atas, bisa dilihat jika bawang yang lebih sehat adalah bawang putih. Meskipun sama-sama memiliki kandungan yang baik bagi tubuh manusia, bawang putih memiliki lebih banyak senyawa yang memiliki pengaruh positif bagi tubuh manusia. Meski begitu, bawang merah memiliki suatu senyawa spesial yang tidak bisa ditemukan di bawang putih. Senyawa itu bernama anthocyanin. Bicara mengenai kanker yang menjadi salah satu pembunuh terbesar manusia, bawang merah bisa menjadi obat yang sempurna. Studi yang dipublikasikan oleh Food Research International menemukan bahwa bawang merah memiliki kandungan anthocyanin yang memiliki antioksidan tinggi. Warna merah pekat pada bawang merah dipengaruhi oleh anthocyanin. Sehingga masuk akal jika dikatakan senyawa satu ini ada di dalam bawang merah. Anthocyanin dalam melawan kanker dibantu oleh quercetin yang memang dimiliki oleh bawang merah. Sama-sama memiliki kadar antioksidan yang tinggi, keduanya merupakan senyawa yang saling melengkapi satu dengan lainnya. Kedua jenis bawang ini pada intinya baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Namun, yang patut diperhatikan adalah batasan konsumsi. Kedua jenis bawang ini selain memiliki senyawa yang baik untuk tubuh, juga memiliki senyawa yang merugikan beberapa orang.  Senyawa merugikan yang dikenal dengan nama FODMAP ini merupakan karbohidrat rantai pendek seperti gula yang untuk beberapa orang akan sulit diserap oleh usus kecil. Tak jarang konsumsi berlebih bawang akan mengakibatkan gangguan pencernaan dan sindrom iritasi usus yang mengakibatkan kembung, diare, dan sembelit.