Photo source: Pexels

Sudah pada tahu belum beda real food dan clean food eating yang akhir-akhir ini jadi tren? Tren gaya hidup sehat berbasis pola makan atau diet semakin banyak konsep dan metodenya.

Salah dua yang cukup populer serta banyak dilakukan orang-orang adalah konsumsi real food dan juga clean food eating. Terdengar mirip-mirip konsepnya, tapi sebetulnya ada perbedaan yang cukup signifikan dari keduanya.

Secara general, beda antara real food dan clean food eating adalah konsep asalnya. Real food alias ‘makanan sungguhan/asli’ lebih merujuk pada bahan-bahan makanan yang dikonsumsi. Sedangkan clean food eating merujuk pada penerapan pola makan yang memilah dan memilih makanan yang ‘bersih’ untuk kesehatan tubuh.

Daripada terus-menerus salah konsepsi, berikut ini penjelasan apa sih beda real food dan clean food eating!

Apa Itu Clean Food Eating?

Photo source: Istockphoto

Dilansir dari Organic Authority, clean food eating awalnya berawal dari gerakan kesehatan makanan alami tahun 1960-an di negara maju seperti Amerika. Tren ini mempunyai fokus pada pengurangan lemak jenuh dalam makanan, melakukan peningkatan konsumsi protein, dan memilih superfoods.

Tren ini memang berhubungan dengan gerakan konsumsi makanan asli atau real food, yang fokus utamanya adalah mengurangi konsumsi makanan olahan, kemasan, dan makanan instan yang sampai saat ini semakin seliweran.

Pada akhirnya, tren ini diadopsi oleh penggemar kebugaran dan jadi cara untuk menurunkan berat badan sambil menjaga kesehatan lewat makanan. Sebagian lainnya berfokus pada pengurangan lemak jenuh dan pembentukan massa otot.

Clean food eating contohnya mengurangi lemak dalam susu dengan mendorong susu skim dan produk susu rendah lemak lainnya karena lemak jenuh dianggap kurang bersih untuk tubuh.

Selanjutnya dilansir dari RRI.co.id, clean food eating dipopulerkan Tosca Reno yang menulis buku berjudul The Eat-Clean Diet. Reno menulis bahwa makanan yang clean itu harus padat nutrisi seperti protein tanpa lemak, karbohidrat yang sesuai kebutuhan tubuh, lemak sehat, tinggi serat, vitamin, dan mineral lainnya.

Saat menjalani pola clean food eating, seseorang harus menghindari makanan yang diproses secara berlebihan. Beberapa yang bisa dilakukan adalah menghindari konsumsi tepung putih, gula, minuman bersoda, garam berlebih, serta makanan olahan yang diawetkan seperti sosis, lemak jenuh dan keju olahan.

Bagaimana Cara Menjalani Clean Food Eating?

Article image

Photo source: Istockphoto

Buat kamu yang mencoba pola diet clean food eating, berikut ini do’s and don'ts yang bisa kamu terapkan:

  1. Kamu tetap bisa makan tiga bahkan lima kali sehari, asalkan tetap mengukur porsi serta tercukupinya kandungan karbohidrat, protein, lemak sehat, dan serat yang sesuai.
  2. Tetap boleh menikmati gula, tapi pilih gula alami (tebu, sirup maple, stevia) dan jumlahnya secukupnya saja.
  3. Hindari gorengan karena mengandung lemak jenuh yang mengotori pembuluh darah dan organ dalam lainnya.
  4. Waspadalah terhadap makanan yang mengandung banyak lemak, gula buatan, dan garam.
  5. Kurangi mengonsumsi produk olahan susu murni, sebaiknya pilih susu skim dan olahan susu rendah lemak.
  6. Hindari daging olahan tinggi lemak dan natrium seperti sosis, bacon, ham, kornet, dan lainnya.
  7. Pilihlah minum air putih, teh tanpa gula berlebihan, dan kopi tanpa gula serta susu krim.

Lalu, Apa Pengertian Real Food?

Article image

Photo source: Istockphoto

Jika clean food eating adalah pola makannya, maka real food adalah jenis-jenis makanannya. Real food adalah makanan asli yang bersumber dari alam baik nabati maupun hewani.

Makanan yang termasuk real food seperti daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, kacang-kacangan, sayur-mayur, buah-buahan, dan biji-bijian bisa dimakan secara langsung atau dimasak dengan kematangan yang pas.

Tren memilih jenis makanan real food ini juga berkaitan karena terlalu banyaknya ultra-processed food yang lebih umum dikonsumsi. Seblak, mie instan, krim keju, sosis, makanan kaleng, minuman bersoda, dan makanan kemasan serta instan adalah kategori Ultra-Processed Food yang jika terus menerus dikonsumsi akan berdampak buruk bagi tubuh.

Oleh karenanya banyak ahli merekomendasikan untuk kembali konsumsi makanan ‘sungguhan’. Makanan-makanan ini diolah seminimal mungkin, dengan bahan tambahan yang juga alami, sehingga wujud asli bahan makanannya masih cukup terlihat jelas. 

Apa Saja Jenis Real Food?

Article image

Photo source: Istockphoto

Beberapa orang yang menjalani pola konsumsi real food cenderung memilih makanan mentah karena dianggap masih real. Seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan yang dimakan apa adanya tanpa diolah lebih lanjut.

Sebetulnya, makanan boleh dimasak, dikukus, direbus, dipanggang, ditumis, bahkan digoreng tanpa mengubah bentuk asli bahan-bahannya tetap termasuk real food. Jadi tidak melulu harus mengikuti konsepsi ekstrim dimana hanya mengonsumsi makanan mentah atau hanya rebus-rebusan.

Beberapa ahli lainnya menyebut bahwa banyak makanan tradisional dan makanan rumahan orang Indonesia juga masih tergolong real food. Santan pun yang tampak seperti olahan, sebetulnya masih tergolong real food karena masih alami dari parutan kelapa yang diperas dengan air. Terkecuali produk santan bubuk kemasan yang dibuat di pabrik dan sudah tergolong ultra processing food.  

Bumbu-bumbu tradisional yang hanya diulek, tumbuk, atau diblender pun masih terhitung sebagai real food. Jadi makanan lokal seperti pepes, karedok, sayur tumis, sayur kuah, gado-gado, gulai, bahkan ayam atau tempe goreng tanpa tepung, masih bisa digolongkan sebagai real food.

Nggak perlu berlebihan mengagung-agungkan makanan luar negeri seperti salad atau smoothie bowl hanya demi mencari definisi 'makanan asli'

Jadi Apa Beda Real Food dan Clean Food Eating?

Article image

Photo source: Istockphoto

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, real food merujuk pada bahan-bahan makanan yang dikonsumsi dengan olahan seminimal mungkin tanpa banyak menghilangkan rasa asli, bentuk, tekstur, dan warna bahannya.

Sedangkan clean food eating adalah pola makan dengan memilih dan memilah mana makanan yang bersih dan baik untuk tubuh. Keduanya mirip karena sama-sama lahir dari respon menolak ultra processing food, makanan kemasan, dan makanan instan yang kurang sehat.

Real food memang jadi alternatif bahan makanan untuk menjalani pola diet clean food eating, akan tetapi tidak semua real food adalah clean food. Contohnya santan asli masih tergolong real food, tetapi bisa dikurangi jika ingin memilih pola diet clean food eating. Begitu pun beberapa jenis makanan yang masih dibolehkan dalam clean food eating, belum tentu tergolong real food.   

Jadi, sudah tahu kan apa bedanya real food dan clean food eating?