Food

Kerupuk Melarat, Makanan Cirebon Simbol Kemiskinan

by Danang Lukmana | October 18, 2021

Kerupuk Melarat, Makanan Cirebon Simbol Kemiskinan
Nibblers, kenalan yuk sama kerupuk melarat yang unik dan khas dari daerah Pantura Cirebon. Seperti kita ketahui, kerupuk memang sudah menjadi bagian dari makanan khas Indonesia. Banyak daerah yang mengembangkan jenis, ragam, dan keunikan dari makanan garing ini masing-masing. Tapi, kerupuk ini memiliki keunikan yang juga sangat khas dan nggak dipunyai oleh yang lain. Dari mulai tampilannya yang warna-warni, sejarah serta penamaannya, hingga teknik memasaknya pun sangatlah unik. Ingin tahu apa saja sih keunikan dan kisah di balik kerupuk melarat yang satu ini? Yuk simak kisah-kisahnya di bawah ini.

1.      Sejarah dan Penamaan Kerupuk “Melarat”

source: @cirebonpunya

Sejarahnya, kerupuk yang punya bentuk cukup lebar dan besar ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda di tahun 1920-an lho Nibblers. Akan tetapi, penamaannya bukanlah seperti yang kita kenal seperti saat ini. Melansir dari laman Liputan 6, budayawan Cirebon bernama Nurdin M. Noor, menjelaskan bahwa istilah atau penamaan kerupuk melarat ini baru populer di tahun 1980-an. Nama melarat tersebut bukanlah nama pertama yang diberikan pembuat kerupuk tersebut pada 1926. Sebelumnya bernama Kerupuk ini diberi nama Mares. Mares sendiri berasal dari kata “ngeres” atau kotor karena memang ada butiran-butiran pasir yang jadi bahan menggoreng kerupuk ini. Ya, pasir... kerupuk ini memang digoreng menggunakan pasir bukan minyak goreng seperti pada umumnya. Itulah kenapa disebut melarat yang artinya miskin, simbolisasi orang yang gak mampu membeli minyak goreng. Penciptaan kerupuk ini memang kreativitas warga Cirebon di tengah krisis dan depresi ekonomi tahun 1920-an, sehingga minyak goreng pun gak mampu beli. Sehingga mereka menyiasatinya dengan pasir.

2.      Kerupuk Melarat Digoreng Menggunakan Pasir Khusus

source: @deejase

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya “kemelaratan” kerupuk ini ditandai dengan menggorengnya yang memakai pasir. Nah, pasir sendiri sering dapat konotasi yang jelek karena dianggap kotor, eits tapi pasir yang digunakan ini bukanlah pasir sembarangan. Pasir yang digunakan adalah pasir pegunungan yang sudah melewati proses pengayakan hingga dijamin bersih. Setelah diayak, pasir kemudian dijemur supaya menghasilkan pasir yang bersih dan kering. Setelah itu, barulah pasir layak digunakan sebagai pengganti minyak goreng. Kreatif bukan?

3.      Terbuat dari Tapioka dan Berwarna-Warni

source: @dinar.nurna

Bahan dasar pembuatan kerupuk ini menggunakan tepung tapioka yang berasal dari olahan singkong. Hal tersebut karena memang singkong merupakan bahan yang sangat mudah diperoleh masyarakat menengah ke bawah pada masa itu. Tapi justru itulah yang menjadi ciri khas rasanya, karena tepung singkong menghasilkan tekstur dan rasa gurih yang khas. Untuk membuatnya semakin menggugah selera, kerupuk memiliki ciri khas pada pewarnaannya yang berwarna-warni. Kalian bisa mendapati kerupuk ini dengan warna yang mencolok seperti pink, putih, dan kuning. Cocok untuk teman santai sore bersama keluarga.

4.      Makin Sedap dengan Bumbu Tambahan

source: @the.lucky.belly

Pengolahan kerupuk ini boleh terbilang sederhana dan memang dilakukan di tengah keterbatasan bahan, tapi siapa sangka bisa menciptakan kerupuk dengan rasa yang lebih enak. Kerupuk melarat memiliki cita rasa gurih yang berbeda dan khas. Seperti sudah disebutkan tadi, bahan pokok pembuatannya yaitu tepung tapioka yang dipadu dengan bawang putih dan garam membuat rasanya gurih dan khas. Kerupuk ini akan semakin nikmat kalau disantap bersama bumbu khasnya seperti sambal asam, saus kacang, atau saus oncom.

5.      Kerupuk Melarat Menjadi Daya Tarik Wisatawan di daerah Pantura

source: @humas_jabar

Nah, jika kalian berkesempatan melewati jalur raya Pantura, dari mulai Subang, Indramayu, hingga Cirebon, maka kalian akan menemukan deretan penjual kerupuk warna-warni ini di sepanjang jalan. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong yang melewati jalur Pantura. Sebungkus kerupuk melarat ini dijual dengan harga yang sangat murah meriah kok. Mulai dari Rp15.000 saja, kalian sudah bisa membawa sebungkus besar kerupuk ini. Sangat terjangkau nggak nih?