Food

10 Kue Tradisional Jawa Enak tapi Langka. Cobain Sebelum Punah!

by Danang Lukmana | March 04, 2022

10 Kue Tradisional Jawa Enak tapi Langka. Cobain Sebelum Punah!

Ternyata ada banyak lho kue tradisional Jawa yang bisa dijumpai di pasar-pasar maupun toko kue. Tapi sayangnya ada beberapa kue di antaranya yang makin sulit dijumpai lagi, bahkan hampir punah. Bahkan untuk merasakan cita-rasa beberapa kue tradisional ini, kamu harus blusukan ke dalam pasar-pasar rakyat sederhana. 

Padahal kue tradisional Jawa menawarkan cita-rasa tersendiri yang tidak bisa dibandingkan langsung dengan kue dari Barat yang lebih modern. Bahan baku kue tradisional juga beragam, dari mulai tepung beras, beras ketan, hingga singkong. Untuk pemanis beserta taburannya juga sederhana, yang umumnya dari gula merah maupun parutan kelapa.

Berikut ini beberapa kue tradisional Jawa yang makin langka dan harus dilestarikan.

 1. Kipo

Kue tradisional yang bernama kipo ini mungkin jadi salah satu yang paling langka karena memang sulit sekali ditemukan penjualnya. Biasanya kamu harus blusukan dulu ke dalam pasar di sekitaran area Kotagede maupun Jogja untuk menemukannya. 

Kipo termasuk kue yang sangat sederhana, terbuat dari tepung beras ketan sebagai adonannya, serta diberi isian nangka, kelapa, dan gula merah. Bentuknya kecil-kecil dengan warna hijau dan kehitaman sisa pemanggangan yang bikin aromanya makin keluar.

Pemberian nama dan sejarah kue ini pun tergolong unik nih. Dilansir dari Detik.Food, nama kipo berasal dari kata “iki opo” yang berarti “ini apa?” karena memang dulunya belum diberi nama. Kue ini merupakan kreasi dari Bu Djito yang menang perlombaan memasak di tahun 1986.

Source: @citra_haries

2. Lemet

Berikutnya ada kue tradisional yang bernama lemet atau sering juga disebut utri dan ketimus. Bahan baku utamanya dari parutan singkong beserta gula merah di dalamnya, lalu dikukus dengan dibungkus daun pisang. 

Karena terbuat dari parutan singkong, teksturnya sendiri cukup kenyal dan padat yang bikin sedikit mengenyangkan. Cita-rasanya pun manis khas gula merah kelapa dengan rasa sedikit gurih dari singkongnya. Masyarakat Sunda juga mengenal kue ketimus ini yang biasa disajikan dengan bandrek ataupun bajigur.

Source: Istockphoto

3. Gethuk Lindri

Ada banyak kue tradisional di Jawa yang menggunakan singkong sebagai bahan utamanya, salah satunya adalah gethuk. Gethuk sendiri juga ada beberapa varian jenisnya, namun salah satu yang terkenal di antaranya yaitu gethuk lindri. 

Dibuat dari singkong yang digiling halus dengan gula pasir, adonannya lalu dicetak kecil memanjang seperti mie. Adonannya juga sering diberi tambahan ekstrak rasa dan warna makanan biar makin cantik. Untuk menikmatinya, gethuk ini disajikan bersama parutan kelapa dan gula pasir.

Source: Istockphoto

4. Gatot dan Tiwul

Selanjutnya ada gatot dan tiwul yang menjadi makanan khas Gunung Kidul dan terbuat dari tepung gaplek atau singkong kering. Gatot umumnya terkenal dengan warnanya yang hitam pekat dan tiwul sendiri berwarna cokelat. Kedua jenis makanan ini lazim disajikan secara bersamaan dengan tambahan taburan kelapa. 

Tiwul sendiri bertekstur kenyal namun agak buyar ketika hendak disantap. Sedangkan gatot terkenal dengan teksturnya yang padat, kenyal, dan agak lengket. Dahulu masyarakat Gunung Kidul menjadikan makanan ini sebagai makanan pokok, tapi sekarang lebih sebagai jajanan pasar atau kue.

Source: Istockphoto

5. Cenil

Sering juga disajikan bersama tiwul, gatot, atau ketan hitam, cenil jadi kue tradisional yang tak boleh dilewatkan. Teksturnya sendiri kenyal berbentuk seperti jelly, namun rasanya cenderung hambar meski diberi warna-warni cantik. Supaya nikmat saat disantap, cenil diberi taburan kelapa, juruh (gula merah cair), ataupun gula pasir.

Tekstur kenyalnya karena kue ini terbuat dari tepung sagu maupun tapioka dari singkong. Bentuknya beragam dari mulai lonjong, bulat, maupun kotak dan persegi panjang. Kue ini umumnya hanya dijumpai di pasar tradisional maupun pasar pagi. 

Source: Istockphoto

6. Sengkulun

Kue tradisional bernama sengkulun ini sebetulnya bukan hanya dikenal di Jawa saja, tapi juga di Betawi hingga Pulau Sumatera. Tapi kue sengkulun yang dikenal di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya umumnya punya ciri khas warna merah dan putih. Teksturnya sangat lembut, kenyal, dengan ekstrak aroma harum yang menambah nikmat.

Bahan-bahan pembuatannya yaitu tepung beras ketan, gula pasir, ekstrak vanilla, kelapa parut, dan pewarna makanan. Cara membuatnya adalah dengan mengukus adonan tersebut sampai cukup mengembang dan matang. Penjualnya sendiri sudah mulai jarang dijumpai, namun cukup mudah kok dibuat sendiri di rumah.

Source: kenariguesthouse.com

7. Wajik 

Selanjutnya ada kue tradisional yang umum juga dijumpai di banyak pasar, namanya adalah wajik. Penyebutan wajik sendiri memang lebih identik di daerah Jawa Tengah, tapi sebetulnya sajian ini bisa ditemukan di daerah lainnya. Hidangan satu ini terbuat dari bahan beras ketan yang yang dimasak bersama gula merah dan santan sehingga cita-rasanya manis gurih.

Sajian wajik seringkali dijumpai saat acara pernikahan, momen hari raya, ataupun sebagai jajanan pasar pagi. Meskipun sangat tradisional, tapi sudah banyak kreasi kekinian yang menambahkan beragam rasa dan aroma. Ada aroma pandan, serta rasa nangka, nanas, dan durian.

Source: Istockphoto

8. Madu Mongso

Hidangan berikutnya ini juga menggunakan bahan utama beras ketan, tepatnya ketan hitam, yakni madu mongso. Makanan bercita-rasa sangat manis ini juga umumnya dijumpai ketika mendekati momen hari raya seperti Lebaran. Biasanya sajian ini cukup khas di daerah Madiun, Ponorogo, dan Trenggalek, Jawa Timur.

Cita-rasanya manis sedikit asam terbentuk dari proses fermentasi beras ketan hitam dengan tambahan gula pasir, gula merah, dan santan. Harus diperhatikan juga kualitas dari beras ketan hitam yang dipakai supaya teksturnya pas dan gak keras. Umumnya madu mongso disajikan dalam bungkus-bungkus kecil seperti permen.

Source: @budoyojawi

9. Kue Putri Mandi

Salah satunya kue tradisional Indonesia yang tersebar di banyak daerah adalah kue putri mandi. Di Jawa sendiri lazim disebut putri mandi, namun ada juga yang menyebutnya sebagai bugis mandi, kue buah inai, hingga badak berendam. Disebut seperti itu karena bentuknya yang bagaikan seorang putri cantik sedang mandi berendam.

Bentuk kue ini terdiri dari bola-bola ketan berwarna hijau dengan isian unti, lalu disiram dengan kuah vla santan seperti bubur sumsum. Namun sekarang sudah banyak variasi kekinian dengan penambahan warna-warni yang lebih cantik. 

Source: @resepjajananpasar

10. Kue Carabikang

Kue bikang, bikan, atau bika sebetulnya bisa ditemukan di mana-mana hampir seluruh kepulauan Nusantara. Salah satu yang khas adalah kue carabikang yang di Jawa Tengah juga disebut sebagai coro bikang. 

Kue ini sangat menggoda dengan bentuknya yang merekah serta berwarna cantik dari mulai merah, putih, dan hijau. Teksturnya sendiri sangat kenyal dengan manis yang pas sehingga cukup digemari. Bahan pembuatannya dari tepung beras, santan, gula pasir, dan pewarna makanan.

Source: Istockphoto

Nah, itu dia nih beberapa kue tradisional Jawa yang semakin lama makin susah buat dicari. Sebagian memang gak benar-benar langka, tapi perlu effort khusus buat mencarinya di pasar tradisional. Di tengah gempuran kue-kue modern kekinian, yuk tetap lestarikan kue tradisional yang gak kalah enaknya ini!