Foodies Trends

Minuman Cheese Tea, Si Viral yang Berasal dari Jalanan

by Pramawidhi Setiono | March 04, 2020

Minuman Cheese Tea, Si Viral yang Berasal dari Jalanan
Tren kuliner tampaknya tidak pernah berhenti untuk berkembang. Berbagai kuliner baru muncul hampir tiap saatnya dalam waktu singkat. Mulai dari boba, kuliner dengan biskuit marie, es kopi gula aren, hingga minuman cheese tea seakan saling bersaing satu dengan lainnya demi memikat hati penikmat kuliner. Bicara tentang minuman cheese tea, minuman yang satu ini begitu disukai karena memberikan rasa gurih dan asin untuk melengkapi rasa pahit yang dimiliki oleh teh. Selain itu, foam dengan bahan dasar keju yang diletakkan di atas minuman juga menjadi obyek foto yang menarik karena menutupi bagian atas mulut bagaikan kumis ketika diminum. Namun, tahukah kalian jika sebenarnya minuman cheese tea berasal dari streetfood dan masih kesulitan untuk menjadi hype di Amerika Serikat? Yuk lihat ceritanya dalam artikel berikut ini!

Ditemukan di Pinggir Jalan

Photo source: citypeopleonline.com

Tahun 2010 diyakini sebagai awal dari berkembangnya fenomena minuman unik satu ini. Pada tahun itu, varian cheese tea mulai menyebar di berbagai kedai pinggir jalan Taiwan. Dari awalnya hanya satu kedai, kedai lainnya langsung mengikuti karena melihat kepopuleran minuman yang satu ini. Pada awalnya, kedai-kedai di pinggir jalan ini membuat cheese tea dengan mengombinasikan keju dan garam dengan whipped cream dan susu. Kombinasi ini dilakukan untuk membuat sebuah lapisan yang berbusa dan terlihat dengan jelas di atas secangkir teh. Beranjak ke tahun 2012, cheese tea untuk pertama kalinya diperkenalkan di Tiongkok, tepatnya di provinsi Guangdong. HeyTea (yang dulu dikenal dengan nama RoyalTea) dipercaya sebagai kedai pertama yang membawa fenomena ini.  Berbeda dengan kedai-kedai pinggir jalan di Taiwan, HeyTea mencampurkan krim keju dalam bentuk bubuk dengan susu segar untuk membuat sebuah topping yang gurih dan asin.  Kemunculan cheese tea di Tiongkok pada awalnya sama seperti kemunculan fenomena makanan dan minuman lainnya, mengakibatkan antrean yang mengular di depan kedainya. Rasa penasaran akan campuran dua bahan ini yang mendorong orang untuk rela mengantre, meskipun sudah tahu bahwa akan sangat melelahkan mengantre selama 2-3 jam.

Takaran yang Paling Tepat?

minuman cheese tea

Photo source: tokobubuk.com

Digadang-gadang memiliki nama cream cheese, tetapi kemudian muncul pertanyaan, apakah keju menjadi bahan dasarnya? Atau hanya “pasta” keju yang digunakan sebagai bahan dasarnya? Banyak kedai teh di berbagai negara Asia yang membuat adonan cream cheese ini dengan menggunakan resep rahasia. Namun, mereka juga mengungkapkan bahwa keju yang mereka gunakan kebanyakan berasal dari Australia dan Selandia Baru. Ada juga yang memanfaatkan produk keju lokal dari masing-masing negara. Mereka kemudian mengombinasikan keju ini dengan berbagai bahan baku lain untuk membuat cheese tea terbaik versi masing-masing kedai. Untuk mendapatkan tekstur cream cheese yang fluffy, beberapa kedai memang memanfaatkan keju bubuk. Namun, ada juga kedai yang memanfaatkan berbagai bahan lain, seperti campuran buah segar dan putih telur atau mencampurkan cokelat dan Oreo dalam teh. Rasa foam keju yang asin dan manis dipadukan dengan teh yang dingin dan cenderung pahit menghasilkan kombinasi rasa yang unik. Banyak pecinta teh yang menyarankan untuk meminum cheese tea ini dengan tingkat kemiringan 45° guna mendapatkan takaran teh yang tepat dan foam keju dalam waktu yang sama. 

Mendunia Dalam Waktu Singkat

Photo source: popsugar.co.uk

Sekarang, cheese tea sudah menjadi salah satu minuman yang populer di dunia. Bahkan, kepopulerannya mendekati tren boba yang lebih dulu booming Di beberapa kota besar Tiongkok, beberapa kedai teh bisa menjual rata-rata 1000 gelas cheese tea setiap harinya. Senada dengan Tiongkok, di berbagai negara Asia seperti Hong Kong, Singapura, dan Malaysia tidak jarang bisa kalian temukan antrean mengular panjang di depan sebuah kedai teh. Lain lagi dengan Jepang. Di negara maju satu ini, salah satu produsen kuliner terkemuka, Kirin, bahkan sudah membuat cheese tea versinya sendiri. Kirin menjual cheese tea yang dikemas dalam kaleng dan botol. Ternyata, minuman yang dikemas ini juga cukup populer di Jepang. Salah satu penyebab minuman ini bisa meledak di Jepang adalah karena masyarakat Jepang sendiri sudah terbiasa dengan kuliner yang baru dan memiliki rasa unik.

Tak Diterima di Amerika Serikat

minuman cheese tea

Photo source: foodbusinessnews.net

Namun, hal yang berbeda justru bisa ditemukan di Amerika Serikat. Bagi masyarakat Amerika Serikat cheese tea merupakan salah satu bentuk inovasi yang aneh dan mereka cenderung tidak ingin mencobanya. Ini dikarenakan bagi mereka keju sangat identik dengan pizza sehingga aneh jika dipadukan dengan minuman. Itulah kenapa tidak banyak kedai cheese tea terkenal asal Taiwan ataupun Tiongkok yang berani membuka cabangnya di Amerika Serikat. Gong Cha, salah satu kedai cheese tea paling terkenal di Taiwan memang membuka cabangnya di Amerika Serikat. Namun, mereka merubah nama cheese foam menjadi milk foam. Rasa dari foam yang mereka gunakan juga tidak se-asin cheese tea kebanyakan. Boba tea masih menjadi raja varian teh di Amerika Serikat. Meski begitu, beberapa kedai boba terkenal di Amerika Serikat mulai memasukkan keju ke dalam minumannya meskipun tidak terang-terangan seperti kedai cheese tea.  Ada cara lain yang sedang dicoba oleh beberapa kedai cheese tea di Amerika Serikat untuk lebih mempopulerkan nama cheese tea. Alih-alih menjual rasa, untuk cheese tea mereka menjual tampilan cantik yang biasa disebut masyarakat Indonesia sebagai instagramable. Sebagai contohnya, mereka menyajikan teh hitam dengan tambahan krim tiramisu, teh hijau dengan tambahan milk foam asin, hingga campuran warna kontras lainnya.  Mendadak pengen minum cheese tea? Tenang saja, yuk datang ke 9 kedai cheese tea di Jakarta berikut ini.