Photo source: Freepik

Kalau kamu penyuka fast food, pastinya sering dengar apa itu root beer. Menyeruput minuman bersoda dingin usai menyantap ayam goreng renyah memang nikmat tiada dua!

Namun, bagi sebagian kalangan, embel-embel “bir” mengundang pertanyaan besar: apakah root beer halal? Supaya rasa penasaran kamu terjawab, yuk, ikuti Nibble beda tuntas segala hal tentang minuman berkarbonasi yang sering disebut bir akar ini.

Awal Mula Sang Bir Akar

Satu hal penting yang perlu digarisbawahi adalah penamaan “bir” pada root beer mengacu pada proses pembuatannya di masa lalu. Dahulu minuman ini dibuat melalui proses fermentasi layaknya minuman beralkohol.

Penduduk asli Amerika memakai sassafras dan sarsaparilla untuk masakan dan pengobatan, termasuk infused drink. Faktanya, teknik merendam tanaman dengan air sudah ada ribuan tahun di seluruh dunia. Root beer pun lahir dari bahan-bahan alami tersebut dan dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit.

Sassafras

Sasafras (Sassafras albidum) adalah tanaman asli Amerika Serikat yang tumbuh di wilayah barat daya. Tanaman ini populer sebagai bahan masakan, menjadi pengawet daging, dan juga obat.

Ketertarikan bangsa Eropa pada sassafras membawa mereka menjalin relasi dengan penduduk asli Amerika. Ini terjadi pada masa awal kolonisasi di Florida, Virginia, dan sebagian wilayah timur laut sekitar abad ke-16 hingga ke-17. 

Aroma aromatik tanaman ini begitu memikat, sampai terjadi ekspor kulit kayu sassafras ke Inggris dan benua Eropa pada kurun waktu 1586–1626. Namun, upaya perdagangan tersebut justru membuat sassafras hampir punah.

Article imagePhoto source: @nobsherbalist

Sarsaparilla

Sementara itu, sarsaparilla (Smilax sp.) datang dari wilayah Amerika Selatan, Hindia Barat, Jamaika, Karibia, Meksiko, dan Honduras. Adalah bangsa Spanyol yang kali pertama menemukan tanaman merambat berkayu tropis yang tumbuh subur di kanopi hutan hujan tropis ini.

Kemudian, bangsa Spanyol membawa sarsaparilla ke Eropa pada abad ke-16. Para ilmuwan pun menemukan beberapa spesies tanaman yang terkenal karena khasiat obatnya, termasuk sarsaparilla.

Article imagePhoto source: @sunshinenulife_

Penjelasan ini menegaskan perbedaan root beer dan sarsaprailla meski keduanya sering dipertukarkan. Secara tradisional, sarsaparilla hanya berasal dari akar sarsaparilla. Ekstrak akar tanaman ini agak pahit sehingga produsen kerap menambahkan bahan-bahan lain seperti akar licorice untuk mengurangi rasa getirnya.

Sedangkan root beer yang semula terbuat dari akar pohon sassafras memiliki rasa manis yang kuat. Boleh dibilang, root beer masa kini telah dicampur dengan bahan-bahan lain. Selain sarsparilla, root beer juga dicampur molase, wintergreen, vanili, adas manis, dan cengkeh.

Kapan Root Beer Mulai Diproduksi?

Bir akar kemungkinan berasal dari tradisi bir Eropa dengan menyeduh atau memfermentasi bagian suatu tanaman. Minuman fermentasi ini biasanya mempunyai kadar alkohol rendah dan dianggap lebih sehat daripada sumber air minum lokal.

Pada abad ke-19, apoteker bernama Charles Elmer Hires menciptakan ramuan akar obat yang terasa luar biasa. Semula ia menjual teh akar kering dalam kemasan di tokonya. Lalu, berkembang menjadi konsentrat cair yang dikenal sebagai Hires Root Tea lantaran diseduh seperti teh.

Kata akar merujuk pada pemakaian akar sassafras yang menjadi bahan utama resep tersebut. Kemudian, Hires memperkenalkan versi komersial root beer pada tahun 1876 di Philadelphia Centennial Exposition dan menjual ekstraknya.

Namun, untuk menarik minat para penambang batu bara di Pennsylvania, ia mengganti namanya menjadi "Root Beer". Satu dekade berselang, Hires mengemas minuman itu dalam bentuk botol. Mulai tahun 1893 root beer pun didistribusikan secara luas di seluruh Amerika Serikat dan menjadi minuman ringan berkarbonasi yang digemari banyak orang.

Article imagePhoto source: @tedquillin

Komposisi Unik: Kenapa Rasanya Mirip Balsem?

Awalnya bir akar dibuat dengan akar dan kulit kayu sassafras yang mampu membentuk busa alami yang tahan lama. Buih busa itu muncul sebagai hasil fermentasi dalam waktu tertentu. Namun, seiring meningkatnya permintaan dan perubahan teknologi, pengolahan root beer pun berubah.

Demikian juga dengan pemakaian sassafras. Pada tahun 1960 Food and Drug Administration (FDA) menemukan bahwa safrole—minyak aromatik dalam akar dan kulit kayu sassafras, yang kadarnya cukup tinggi pada root beer, bersifat karsinogenik. Sejak itu penggunaan sassafras dalam makanan dan obat-obatan yang diproduksi massal resmi dilarang.

Article imagePhoto source: @tzidikwrantojo

Produsen pun mencari bahan pengganti yang dapat memberikan citarasa khas root beer. Salah satunya wintergreen yang diperoleh dari tanaman Gaultheria procumbens. Tanaman ini memiliki rasa manis yang khas, sedikit berempah, dan punya sensasi dingin di tenggorokan.

Kandungan wintergreen menjelaskan kenapa root beer rasanya mirip balsem. Minyak wintergreen mengandung senyawa metil salisilat yang memberikan rasa dan aroma khas seperti mint. Wintergreen menjadi perisa umum andalan produk Amerika, termasuk permen karet, mouthwash, balsem, dan tentu saja root beer.

Fungsi wintergreen dalam bir akar lebih ke penyedap rasa. Perasa umum lainnya adalah vanilla, karamel, akar licorice, akar sarsaparilla, adas manis, molase, birch manis, madu, pala, atau kulit ceri hitam. Sedangkan bahan utama root beer modern mencakup air yang disaring, gula, dan ekstrak sassafras bebas safrole.

Article imagePhoto source: @7songsevensong

Isu Kehalalan: Apakah Root Beer Halal?

Setelah mengetahui apa itu root beer, pertanyaan berikutnya sering muncul, terutama di negara mayoritas muslim. Penamaan bir akar memicu keraguan apakah root beer halal?

Secara umum, mayoritas root beer komersial yang beredar saat ini (seperti A&W Root Beer dan Groovy) adalah minuman ringan berkarbonasi yang TIDAK mengandung alkohol. Bahan-bahan minuman itu terdiri dari air berkarbonasi, gula, perisa buatan (dari akar sarsaparilla/sassafras, vanila, wintergreen, dst), dan bahan pengawet.

Article imagePhoto source: @teamjulieswayze

Meskipun secara bahan baku root beer modern dianggap halal karena tidak mengandung alkohol, penamaan produk bisa membuatnya sedikit lebih kompleks.

Lembaga seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) memiliki peraturan terkait penamaan produk yang mirip minuman keras (khamr). Dalam beberapa kasus, MUI memutuskan bahwa nama produk yang menyerupai minuman keras seperti "root beer" tidak dapat disertifikasi halal. 

Hal ini bukan karena zatnya haram. Namun, karena nama tersebut dapat menimbulkan keraguan (syubhat) di kalangan masyarakat dan mempromosikan konotasi minuman haram.

Lah, tetapi kok minuman root beer dapat beredar bebas di pasar Indonesia?

Mari kita telisik!

A&W Indonesia Root Beer

Minuman soda sarsaparilla yang diproduksi PT Coca Cola Bottling Indonesia. Tersedia di jaringan restoran fast food A&W dan berbagai toko dalam kemasan kaleng 250 ml dan 330 ml.

Minuman ini bebas kafein, tidak beralkohol, dan punya rasa khas herbal dengan campuran rempah-rempah dan karamel. Dalam menu restoran A&W, minuman soda ini disebut RB untuk menghindari asosiasi dengan minuman beralkohol sehingga bisa bersertifikasi halal.

Sementara itu, pada kemasan kaleng tidak tercantum tulisan root beer. Hanya terdapat logo A&W, teks “Sejak 1919”, isi bersih, dan “Rasa Sarsaparilla”.

Article imagePhoto source: @awrestoranid

Groovy

Sebelumnya minuman soda ini bernama Groovy Root Beer. Minuman kaleng bernuansa hitam, krem, dan emas ini kemudian berganti nama menjadi Groovy Root Brew. Lengkap dengan logo sertifikasi halal di bagian depan.

Walaupun namanya berbeda, produsen mengklaim rasa bir akar kalengan ini tak berubah. Tetap nendang sensasi sodanya!

Article imagePhoto source: @groovyclassic.id

Root beer, atau bir akar, adalah minuman soda klasik dengan sejarah panjang dan rasa yang unik. Dari akarnya sebagai minuman herbal penyembuh, ia berevolusi menjadi minuman ringan yang kita nikmati saat ini. 

Nikmati kesegarannya yang khas, atau tambahkan es krim vanila untuk membuat "root beer float" yang legendaris. Sekali seruput, root beer siap bikin kamu ketagihan!