Inside Story

Sejarah Croissant, Ternyata Bukan dari Prancis!

by Anindita Budhi | May 22, 2023

Sejarah Croissant, Ternyata Bukan dari Prancis!

Menyantap sepotong croissant selalu mengingatkan kita pada suasana cafe di Paris. Croissant hangat dan flaky jadi sarapan sempurna sembari menyesap secangkir kopi.

Renyah di luar, tetapi ringan dan fluffy di bagian dalam, ditambah aroma butter yang harum, croissant bisa dinikmati kapan saja. Namun, menelusuri sejarah croissant, ternyata asalnya bukan dari Prancis! 

Jadi, dari mana asal usul croissant? Simak hasil penelusuran Nibble dari berbagai sumber, yuk. 

Sejarah Croissant

Bukan Prancis, croissant adalah pastry bergaya viennoiserie. Ditilik dari namanya jelas bahwa sejarah croissant berkaitan dengan kota Vienna atau Wina di Austria. 

Kipferl disebut-sebut sebagai nenek moyang croissant masa kini. Legenda menyebutkan, kipferl merupakan simbol perayaan kemenangan Wina atas upaya pengepungan bangsa Ottoman pada 1683. Bentuk bulan sabit konon mengadopsi simbol bendera Turki, sedangkan nama “kipferl” bermakna bulan sabit dalam bahasa Jerman. 

Namun, sebagian kalangan meyakini kipferl telah ada sejak abad ke-13 dengan berbagai jenis ukuran, bentuk, dan isian. Teksturnya pun cenderung lebih padat dan manis ketimbang croissant yang kita kenal sekarang.

Photo source: @genuss.kunst

Lalu, bagaimana asal usul croissant bisa tiba di Prancis?

Ada yang meyakini campur tangan Marie Antoinette dalam memperkenalkan croissant ke tanah Prancis. Kerinduan pada makanan tempat kelahirannya, Vienna, membuat Antoinette meminta juru masak istana membuat kue kesukaannya itu. Sayangnya, belum ditemukan bukti sahih yang menyatakan kebenaran cerita tersebut.

Akan tetapi, bukti tercatat pertama tentang keberadaan croissant di Prancis berkaitan dengan August Zang dan Ernest Schwartzer. Pada 1837 Zang – kelahiran Austria, membuka toko roti bernama La Boulangerie Viennoise yang menyajikan berbagai jenis kue dan roti khas Austria, termasuk kipferl. 

Warga Paris pun jatuh hati pada kipferl dan semua roti ala viennoiserie. Mereka meniru roti-roti tersebut untuk dijual di tokonya. Nama croissant juga mulai tercatat dalam berbagai arsip, mengacu pada bentuk bulan sabit roti tersebut, termasuk dalam buku Charles Dickens “All the Year Round” pada 1872.

Photo source: @claudette_boulangerie

Croissant Autentik ala Prancis

Ya, meski croissant versi Austria punya bentuk bulan sabit, adonannya justru berbeda. Adonan kipferl lebih mirip adonan brioche. Zang mengembangkan resep ini dengan memanggang adonan dalam oven steam pertama di Prancis. Popularitas kipferl terus meningkat hingga sebutan roti itu diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis, yakni croissant yang juga berarti bulan sabit.

Baru pada 1915 Sylvain Claudius Goy mencatatkan resep croissant pertama Prancis. Alih-alih menggunakan adonan brioche seperti yang dipakai Zang, Goy mengubah resep menjadi adonan ragi berlapis. 

Photo source: @kensartisan

Adonan croissant jadi lebih ringan sehingga teksturnya lebih lembut dan isinya berongga. Untuk mempercantik tampilannya, croissant juga dilapisi egg wash sebelum dipanggang. 

Dari mana tekstur croissant ringan itu didapat? Nah, Goy memanfaatkan teknik laminasi, yaitu melipat adonan dan mentega berulang-ulang guna menciptakan lapisan kue yang tipis dan flaky. Resep Goy inilah yang kita kenal sebagai resep croissant modern. 

Photo source: @her73

Croissant Lurus Atau Bulan Sabit?

Jika kamu perhatikan, bentuk croissant kebanyakan menyerupai bulan sabit sesuai namanya. Namun, kamu bakal sering menjumpai croissant lurus, terutama saat sedang traveling ke Prancis. 

Perbedaan bentuk croissant tersebut menjadi penanda kandungan bahan yang digunakan. Croissant berbentuk bulan sabit berarti terbuat dari margarin atau campuran butter dan margarin. Wajib hukumnya bagi pembuat pastry di Prancis untuk "menandai" croissant dengan lekukan seperti bulan sabit jika nggak pakai full butter.

Sementara itu, croissant lurus biasanya mengandung full butter. Bisa pakai salted butter, tetapi kebanyakan chef andal memakai unsalted butter dalam adonan croissant. Walau perbedaannya terdengar “remeh”, nyatanya pecinta croissant sejati akan tahu perbedaan rasa kedua bentuk croissant tersebut. Jelas full butter lebih enak dan wangi!

Photo source: @nikkialbertyn

Mengapa Croissant Populer?

Croissant merupakan salah satu makanan yang punya hari perayaan khusus. Croissant Day jatuh pada setiap 30 Januari, hari spesial untuk merayakan kelezatan pastry ini. Popularitas croissant yang mendunia boleh jadi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

Tekstur yang lembut

Gigitan croissant yang buttery jadi penanda croissant sempurna. Setiap gigitan harus mampu memperlihatkan kerenyahan bagian luar dan kelembutan bagian dalam croissant. Begitu digigit, kamu bisa melihat bagian dalam yang mengembang dan berongga. Remah-remah croissant berserakan justru menandakan kualitas unggul pastry ini lho.

Lezat disantap dengan berbagai cara

Croissant jelas salah satu makanan yang serba bisa. Kamu bisa menyantapnya croissant plain begitu saja, teman terbaik untuk minum kopi. 

Pilihan lain, pastry ini bisa diberi berbagai jenis isian, baik manis maupun asin. Sebut saja, coklat, stroberi, cream cheese, almond, keju, ham, telur, hingga saus bechamel. 

Bahkan, croissant juga bisa menjadi pengganti roti untuk sandwich dengan isian favorit yang bikin kenyang. Artinya, pastry ini bukan cuma enak disantap saat sarapan, tetapi cocok disantap sepanjang hari.

Gampang dimakan

Perpaduan rasa manis dan gurih croissant malah menciptakan kesan ringan. Sepotong croissant nikmat dinikmati bersama minuman favoritmu, mulai dari teh, jus, hingga kopi. 

Ukuran croissant juga pas untuk jadi hidangan satu porsi. Pastry ini pun nggak lengket sehingga kamu bisa menyantapnya langsung dengan tangan atau memakai garpu dan pisau. Gampang deh makannya. 

Photo source: @amadeuspatisserie

Mencicipi Croissant Enak di Jakarta

Untuk menikmati croissant, tentu saja kamu nggak perlu jauh-jauh ke Prancis. Kini makin banyak toko roti, coffee shop, cafe, sampai restoran yang menyajikan croissant sebagai menu andalan mereka. 

Lalu, di mana saja tempat terbaik untuk mencicipi croissant enak di Jakarta? 

  • Paul Patisserie - Pacific Place
  • Little House Baked Goods - Tebet
  • Paris Baguette - ASHTA District 8
  • Canggu Bakehouse - Sarinah
  • Monsieur Spoon - Urban Farm PIK
  • Butterman - Senopati
  • BEAU Bakery - Cikajang
  • Levant Boulangerie - Cipete
  • Becca’s Bakehouse - Pluit

Photo source: @monsieurspoon

Rekomendasi croissant enak di Jakarta selengkapnya bisa kamu cek di sini

Satu hal yang pasti, setelah tahu sejarah croissant, jadi kepingin makan sepotong pastry ini untuk camilan sore kan? Jangan lupa bungkus satu lagi buat sarapan besok ya!