Food

Kenapa Kue Jahe Identik dengan Perayaan Natal?

by Danang Lukmana | December 15, 2021

Kenapa Kue Jahe Identik dengan Perayaan Natal?

Di negara-negara Barat, selain hiasan pohon cemara dan kereta salju, kue jahe atau gingerbread jadi hal yang sangat identik dengan perayaan Natal. Gingerbread bukan hanya sekedar dijadikan kue Natal seperti cookies lainnya, tapi juga sebagai pernak-pernik hiasan yang cantik.

Kue dengan aroma khas yang wangi sedap ini sering dijumpai dalam bentuk miniatur rumah dan boneka orang-orang yang imut. Tapi kenapa ya dari beragam jenis kue yang ada, harus gingerbread yang jadi pilihan identik untuk perayaan Natal?

Nah, untuk mengetahui asal-usul kenapa kue jahe alias gingerbread bisa sedemikian identiknya dengan perayaan Natal, yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Kue Jahe Punya Akar Sejarah yang Panjang

kue-jahe-02.jpg

Source: Istockphoto

FYI nih Nibblers, tradisi kue jahe dalam momen perayaan Natal memang punya sejarah yang sangat panjang lho. Dilansir dari The Spruce Eats, bentuk awal dari kue jahe bisa ditelusuri jauh ke masa Yunani dan Mesir kuno. Dahulu dipercaya bahwa mereka memang sudah menggunakannya untuk tujuan upacara.

Asal-usul pastinya memang belum bisa ditentukan kapan tradisi pembuatannya mulai dipraktekkan. Namun beberapa sejarawan makanan mengatakan bahwa resep gingerbread pertama diketahui berasal dari sekitar 2400 SM di Yunani.

Sumber sejarah lainnya mengatakan bahwa resep ini berkembang pada 992 M. Saat itu seorang biarawan Armenia bernama Gregory of Nicopolis mulai membagikan resepnya pada orang-orang Kristen di Prancis.

Selanjutnya pada abad ke-11 ketika Tentara Salib mulai membawa jahe beserta rempah-rempah dari Timur Tengah ke Eropa. Di situlah kreasi pembuatan kue jahe mulai populer dan banyak dipraktikkan di banyak toko kue. Pada masa ini, kue jahe dibentuk menjadi karakter-karakter suci dan keagamaan lainnya.

kue-jahe-03.jpg

Source: Istockphoto

Pembuatan gingerbread menjadi karakter suci keagamaan dianggap penting saat itu dalam penyebaran ajaran Kristen. Sehingga pihak kerajaan-kerajaan di Eropa pun memberikan dukungan dan pelatihan khusus bagi para koki untuk membuat kue jahe.

Tapi rempah-rempah dan jahe masih sangat langka di Eropa saat itu, sehingga pembuatannya cuma bisa dilakukan saat momen Natal atau Paskah. Di sinilah kemungkinan kue jahe mulai menjadi sangat identik dengan perayaan hari raya Natal.

Resep Awal Kue Jahe

kue-jahe- 04.jpg

Source: Istockphoto

Sesuai namanya, resep kue jahe terbuat dari campuran jahe yang pedas dan kayu manis yang menghasilkan rasa serta aroma khas. Tapi tahukah bahwa dahulu kue ini dibuat dari campuran remahan roti yang sudah basi?

Zaman dahulu, resep awal gingerbread di Eropa masih sangat sederhana dan mungkin terkesan agak jorok bagi masyarakat modern. Awalnya remahan sisa roti yang hampir basi, dicampur sedikit jahe, almond, air mawar, dan gula hingga membentuk pasta. Selanjutnya adonan tersebut dicetak menggunakan cetakan kayu yang sudah diukir tokoh raja, ksatria, dan tokoh-tokoh agama.

Pada abad ke-16, orang Inggris mulai mengganti remahan roti dengan tepung terigu. Selanjutnya ditambahkan telur dan pemanis, sehingga menghasilkan produk yang lebih renyah serta ringan. Gingerbread menjadi sangat populer saat itu dan dibuat memang untuk merayakan suka cita dan keramah-tamahan kepada orang tersayang.

Harum aromatik dari kue ini sangat disukai masyarakat pada masa itu. Terlebih saat teknologi kulkas belum ditemukan, masakan pada masa itu umumnya masih beraroma sedikit busuk. Oleh karena itu harum dari kue jahe jadi sebuah kegembiraan tersendiri.

Tradisi Membuat Rumah Kue Jahe

kue-jahe-05.jpg

Source: Istockphoto

Perkembangan selanjutnya, kue jahe gak hanya dibentuk menjadi tokoh ksatria, raja, atau tokoh agama saja. Kue jahe pun juga dibentuk menjadi miniatur rumah yang sangat cantik.

Dikutip dari The Guardian, tradisi membuat rumah kue jahe ini berasal dari Jerman dan hampir sangat jarang ditemukan di Inggris.

Gingerbread yang dalam bahasa Jerman disebut Lebkuchen memang sangat populer di sana untuk dibuat sebagai miniatur rumah atau disebut Lebkuchenhaus. Terlebih saat penyair Jerman, Brothers Grimm (Brueder Grimm) menerbitkan dongeng mereka “Hansel and Gretel” pada abad ke 19.

Inspirasi pembuatan rumah kue jahe memang berasal dari bentuk-bentuk kota abad pertengahan di Jerman Selatan. Kota-kota dengan bangunan atap setengah kayu runcing, warna kuning dan peach, gereja, alun-alun kecil, dan jalan berbatu jadi ciri khas ikonik untuk dibuat miniatur.

Sampai sekarang, kota-kota di Jerman Selatan seperti Dinkelsbuehl, Ulm, Nuremberg, dan Pulsnitz dianggap sebagai bentuk nyata dari miniatur bangunan kue jahe.

kue-jahe-06.jpg

Source: Istockphoto

Kue Jahe Masa Kini

Itu dia sejarah asal-usul kue jahe yang jadi sajian dan pernak-pernik ikonik khas Natal dari Eropa. Saat ini bentuk gingerbread ini bisa kamu temukan dengan bermacam variasinya. Baik yang berbentuk tokoh raja dan keagamaan, bentuk miniatur rumah seperti Lebkuchenhaus, hingga bentuk lucu lainnya.

Alhasil, tradisi membuat dan menghias kue jahe menjelang Natal telah jadi tradisi yang umum dipraktikkan di seluruh dunia. Kamu sendiri suka kue jahe?