Healthy Foodie

Kenalan Yuk Sama Jenis Jahe Lokal Indonesia

by Danang Lukmana | October 18, 2021

Kenalan Yuk Sama Jenis Jahe Lokal Indonesia
Tahu nggak sih kalian ada berapa jenis jahe lokal yang umum dikenal di Indonesia? Jahe menjadi salah satu bahan empon-empon yang banyak diburu, terlebih di saat masa pandemi virus Covid-19 ini. Namun jauh sebelum itu, jahe sudah akrab dijadikan beragam campuran minuman, bumbu masakan, dan obat-obatan tradisional oleh masyarakat Indonesia. Rasa jahe yang pedas kalau dibuat menjadi minuman, memberikan sensasi tersendiri sebagai pelega dan penyegar tenggorokan. Aroma khasnya juga membuat makanan menjadi lebih sedap. Kalau kalian berburu jahe di pasaran, maka kalian menemukan gak cuma satu saja jenis jahe. Ada beberapa jenis jahe yang sudah umum dan dikenal oleh masyarakat. Apa saja sih jenis-jenisnya tersebut? Yuk simak di bawah ini.

Jenis Jahe Lokal dan Karakteristiknya

Tanaman jahe terdiri dari bagian akar rimpang, batang, daun, serta bunga. Rimpang jahe adalah akar tunggal yang tertanam kuat di dalam tanah dan dipanen kalau usianya sudah berumur sekitara 10 sampai 12 bulan. Bagian akar rimpangnya inilah yang paling sering dipakai dan dimanfaatkan dalam pembuatan makanan, minuman, dan pengobatan. Nah, secara umum masyarakat Indonesia mengenal tiga jenis jahe yang lazim dikonsumsi.  Pembagian jenisnya tersebut didasarkan pada bentuk, ukuran, dan warna akar rimpangnya. Berikut ini tiga jenis jahe yang dikenal oleh masyarakat.

1.      Jahe Putih atau Jahe Kuning Besar

source: freepik

Jahe jenis ini punya bagian rimpang yang gemuk dan besar. Bila dipotong secara melintang, maka akan terlihat warna putih kekuningan, dengan serat sedikit dan lembut. Karena bentuknya yang gemuk dan besar, di beberapa daerah ia disebut juga dengan nama jahe kuning besar, jahe gajah, jahe badag, atau jahe kombongan. Jenis satu ini ada yang dikonsumsi saat masih muda atau sebelum aromanya menjadi tajam dan pedas. Tapi lebih banyak yang mengonsumsinya saat benar-benar sudah matang untuk mendapatkan sensasi pedasnya. Meskipun begitu, dibanding jenis yang lain, si kuning besar ini adalah yang rasa dan aromanya paling soft. Selama ini, jahe putih atau si kuning besar ini lebih sering dipakai sebagai bahan campuran minuman jamu atau bumbu dapur. Bisa dikonsumsi baik saat segar maupun dalam bentuk olahan. Dilansir dari Kompas, kandungan minyak atsirinya sekitar 0,18 persen hingga 1,66 persen dari berat jahe kering.

2.      Jahe Putih Kecil

source: bukalapak

Jahe putih kecil memiliki nama lain sebagai jahe emprit. Bentuknya kecil agak pipih, berserat lembut, dengan aroma yang lebih tajam dibanding si kuning besar. Tapi jika dipotong melintang, akan mempunyai corak warna daging yang sama yaitu putih kekuningan. Jahe putih kecil ini mempunyai ruas rimpang berukuran lebih kecil dibanding jahe kuning besar,  dan bentuknya agak rata sampai sedikit menggembung. Si emprit ini biasa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan jamu dalam bentuk segar maupun kering. Selain itu juga sebagai bahan pembuat minuman, penyedap makanan, rempah-rempah, serta cocok untuk ramuan obat-obatan. Umumnya, jahe emprit dipanen saat usianya tua dan matang sempurna. Selain aromanya yang lebih tajam, jahe ini juga punya rasa lebih pedas dibandingkan jahe putih atau kuning besar. Kadar minyak atsiri pada jahe putih kecil sebesar 1,7 hingga 3,8 persen dengan kadar oleoresin 2,39 sampai 8,87 persen.

3.      Jahe Merah

source: tanihub

Disebut jahe merah karena warna rimpangnya merah muda hingga merah cerah. Si merah ini punya rasa yang paling pedas dengan aroma yang sangat tajam. Oleh karena itu, ia lebih cocok dimanfaatkan untuk pembuatan minyak jahe dan bahan obat-obatan seperti jamu. Jahe merah biasanya dipanen saat usia tua dan matang sempurna. Selain berwarna kemerahan, ia juga punya ciri serat yang kasar dengan kandungan minyak atsiri sekitar 2,58 persen hingga 3,90 persen dari berat kering. Alasan kenapa jahe punya rasa yang pedas, karena jahe mengandung zat bernama gingerol. Nah, si jahe merah kandungan gingerolnya adalah yang paling banyak dibandingkan jenis jahe lainnya.

Manfaat Jahe untuk Kesehatan

source: istockphoto

Manfaat jahe di antaranya bisa untuk melegakan tenggorokan, mencegah masuk angin, mengaktifkan sirkulasi darah di dalam tubuh, dan menjaga imunitas. Minum air jahe cukup efektif mengatasi rasa mual dan menjaga kesehatan saluran pencernaan. Selain itu, ia juga bisa menyembuhkan beberapa penyakit kronis dan menurunkan kadar kolesterol. Kalau untuk pengobatan yang lebih optimal, pilihlah jenis jahe merah, karena punya lebih banyak zat anti-inflamasi, antioksidan, dan antiemetik (anti muntah). Jahe putih dan emprit, biasanya juga dibuat sebagai campuran untuk obat herbal. Jenis jahe ini bisa membantu meningkatkan imunitas, antimual, antiinflamasi, dan meredakan nyeri di otot. Nah bagaimana, kalian sudah paham belum perbedaan ketiga jenis jahe yang dikenal masyarakat lokal beserta manfaatnya? Ketiganya memiliki manfaat yang gak jauh berbeda untuk kesehatan, hanya beda soal cita rasa dan bentuknya saja.