Siapa yang tidak suka segelas susu segar di pagi hari atau sebagai pelengkap cemilan sore? Susu sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari sejak lama. Selain rasanya enak, susu juga kaya akan manfaat kesehatan.
Susu mengandung berbagai nutrisi penting seperti kalsium, protein, vitamin D, dan berbagai mineral yang baik untuk tubuh kita. Nutrisi ini penting untuk pertumbuhan tulang, pemeliharaan massa otot, dan menjaga kesehatan gigi.
Ada berbagai jenis susu yang bisa kamu pilih, seperti susu UHT dan susu full cream. Namun, keduanya ternyata berbeda lho! Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang perbedaan susu UHT dan full cream berikut ini.
Perbedaan Susu UHT & Full Cream
Apakah UHT dan full cream sama? Penjelasan perbedaan keduanya bisa menjawab rasa penasaranmu.
Proses pembuatan
Salah satu perbedaan utama antara susu UHT dan susu full cream adalah proses pembuatannya. Susu UHT (Ultra High Temperature) dipanaskan pada suhu sangat tinggi, sekitar 135–145 derajat Celsius, selama beberapa detik saja, rata-rata 2–5 detik. Proses ini membunuh hampir semua bakteri dan mikroorganisme dalam susu, sehingga membuatnya lebih awet dan tahan lama tanpa perlu disimpan di kulkas sebelum dibuka.
Sedangkan, susu full cream adalah susu yang dipasteurisasi. Artinya, susu ini melalui proses pemanasan pada suhu yang lebih rendah dibandingkan UHT, sekitar 72 derajat Celsius selama 15 detik. Pasteurisasi bertujuan membunuh bakteri patogen sambil mempertahankan rasa dan nutrisi alami susu.
Photo source: @milk_is_life_is_love
Kadar lemak
Kadar lemak juga menjadi pembeda signifikan antara susu UHT dan full cream. Susu full cream memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi, yaitu sekitar 3,5 sampai 4% lemak. Jadi, terjawab kan mengapa rasa susu full cream lebih kaya dan teksturnya juga lebih creamy.
Di sisi lain, susu UHT memiliki beberapa variasi kandungan lemak yang membuatnya terdiversifikasi dalam beberapa jenis. Ada susu full cream, semi-skim (rendah lemak), hingga skim (tanpa lemak). Maka, kamu bisa memilih susu UHT sesuai dengan kebutuhan dan preferensi lemak kamu.
Photo source: @milknesia
Jenis (Animal-based vs Plant-based)
Umumnya, baik susu UHT maupun susu full cream adalah susu sapi, yang berarti keduanya adalah produk hewani (animal-based). Meskipun begitu, ternyata ada juga varian susu UHT yang bersumber dari bahan nabati (plant-based), seperti kedelai, almond, atau oat.
Susu plant-based UHT ini biasanya ditujukan untuk mereka yang memiliki intoleransi laktosa atau memilih gaya hidup vegan. Susu full cream yang plant-based relatif jarang ditemui karena produk susu nabati hampir selalu dibuat dalam bentuk rendah lemak atau bebas lemak.
Photo source: @luvelelife
Cara pengolahan
Cara pengolahan susu UHT dan full cream juga berbeda. Susu UHT mempunyai tekstur lebih ringan. Tekstur demikian membuatnya kurang cocok digunakan membuat latte pada kopi karena layer foam sulit terbentuk. Jadi, susu UHT lebih cocok untuk bahan kue, puding, atau campuran masakan selain dikonsumsi langsung.
Sementara itu, susu full cream mempunyai tekstur creamy. Banyak barista menggunakan susu full cream karena lebih berlemak dan tinggi protein, serta mampu menghasilkan layer foam yang cantik. Susu full cream juga bisa dijadikan campuran makanan, minuman, dan aneka jenis makanan.
Photo source: @neuesschwarz
Cara penyimpanan
Baik susu UHT maupun susu full cream sama-sama mempunyai masa simpan 6–12 bulan pada suhu ruang. Dengan catatan kemasannya masih tersegel atau belum dibuka. Setelah dibuka, susu dapat disimpan di lemari es dan bertahan sekitar 1–2 minggu.
Perhatikan bahwa setelah kemasan kedua jenis susu ini dibuka, tidak boleh dibiarkan di suhu ruang. Susu UHT hanya bertahan 1–2 jam saja, tetapi susu full cream cuma bisa bertahan kurang dari 1 jam.
Photo source: @katalogpromosi
Mana Lebih Baik?
Lalu, mana yang lebih baik antara susu UHT dan susu full cream? Jawabannya tergantung pada kebutuhan dan preferensi kamu.
Jika kamu mencari susu yang praktis dan tahan lama, susu UHT bisa menjadi pilihan yang tepat. Susu ini cocok untuk kamu yang sering bepergian atau tidak memiliki akses mudah ke kulkas.
Selain itu, susu UHT juga memiliki variasi kandungan lemak yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan diet kamu. Contoh, jika kamu punya intoleransi laktosa, susu UHT plant-based jadi pilihan tepat untuk dikonsumsi.
Di sisi lain, kalau kamu mencari susu dengan rasa dan tekstur yang lebih kaya, susu full cream adalah pilihan yang ideal. Meski susu UHT dan full cream sama-sama bisa digunakan sebagai bahan masakan, susu full cream menciptakan rasa yang khas.
Kandungan lemaknya yang tinggi tentu memberikan energi tambahan dan membantu penyerapan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K. Plus, penggunaan susu full cream memunculkan rasa gurih susu yang pastinya bikin makanan atau minuman lebih enak.
Tapi, kalau kamu punya masalah dengan kadar kolesterol atau sedang dalam program diet rendah lemak, kamu perlu membatasi konsumsi susu full cream. Dalam kasus ini, susu UHT rendah lemak atau skim bisa menjadi alternatif yang lebih baik.
Photo source: @tommianttonen
Sekarang kamu sudah tahu kan perbedaan susu UHT dan full cream. Mana yang lebih baik tentu kembali pada preferensi pribadi dan tujuan kamu mengkonsumsi susu tersebut. Selalu imbangi asupan gizi tubuh dengan makanan sehat bernutrisi ya karena susu bukan makanan atau minuman super. Selamat menikmati susu favoritmu!