Photo source: Pexels
Biarpun terkenal sebagai kuliner tradisional Jepang, tapi kamu sudah tahu belum sejarah salmon sushi dan sashimi yang sebenarnya? Saat ini, kebiasaan makan daging salmon mentah memang terkenal sebagai budaya Jepang, tapi sebetulnya itu terkait bisnis Jepang dengan negara lain yakni Norwegia. Norwegia, negara di Skandinavia ini memang terkenal sebagai penghasil salmon segar terbesar di dunia.
Nah bagaimana hubungan antara bisnis salmon di Norwegia dengan sejarah salmon sushi di Jepang akan dibahas di bawah ini. Yuk simak dulu artikelnya!
Salmon dan Kuliner Jepang
Photo source: Istockphoto
Kamu yang hobi berkunjung ke restauran sushi pasti sudah akrab dengan menu ikan salmon baik dalam bentuk nigirizushi (hand-pressed sushi), maki (roll), sashimi dan lain-lain. Selain tuna, ikan salmon memang menjadi salah satu menu wajib dalam restauran sushi, bahkan sudah tergolong identik dengan sushi dan sashimi. Di Jepang, salmon disebut sake yakni ikan air laut yang akan migrasi ke air tawar untuk berkembang biak.
Salmon ada banyak jenisnya dari mulai salmon Atlantik maupun Pasifik dan terkenal banyak kandungan gizinya. Karena salmon hanya bisa hidup di suhu air dingin, makanya ikan ini jadi primadona dan kuliner umum masyarakat di belahan bumi Utara, dengan Norwegia sebagai penghasil utamanya.
Salmon beserta kerabatnya yaitu ikan trout memang sudah jadi kuliner tradisional Jepang sejak dulu, namun tidak umum disantap dalam kondisi mentah.
Ikan salmon yang ditemukan secara alami di Jepang berasal dari jenis salmon Pasifik yang sayangnya mengandung parasit dalam dagingnya. Akibat kandungan parasit di dalam daging salmon Pasifik, masyarakat Jepang tidak pernah menikmatinya dalam keadaan mentah.
Daging salmon berparasit harus dimasak sempurna sampai matang untung mematikan parasit dan aman dikonsumsi. Oleh karenanya, secara tradisional orang menikmati salmon asli mereka dengan dipanggang ataupun dimasak jadi sup dengan bumbu miso.
“Project Japan” Mempopulerkan Salmon Sushi dan Sashimi
Photo source: Istockphoto
Sejarah salmon sushi di Jepang dimulai pada tahun 1974, ketika delegasi dari Norwegia bersama Thor Listau (saat itu masih anggota komite perikanan Norwegia), mengunjungi Jepang untuk mempererat hubungan antara kedua negara.
Thor Listau menyadari bahwa daging ikan tuna sangat dihargai mahal di Jepang, sedangkan ikan salmon justru dipandang rendah. Di sisi lain, negara Norwegia mulai mengalami kemajuan pesat dalam budidaya salmon Atlantik dengan teknologinya.
Norwegia dengan segala kecanggihan teknologinya sudah mampu membudidayakan ikan salmon liar yang aman dikonsumsi tanpa parasit. Di masa yang sama, Jepang justru sedang mengalami kelangkaan ikan karena belum adanya peraturan penangkapan ikan liar yang ketat.
Kebutuhan konsumsi ikan dalam negeri Jepang tidak mampu dipenuhi oleh produksi lokalnya. Inilah yang nantinya memprakarsai Thor Listau untuk menciptakan ide mengenai “Project Japan”.
Ketika menjabat Menteri Perikanan Norwegia 1981-1985, Thor Listau menetapkan Jepang sebagai pasar baru dalam ekspor salmon Atlantik. Dalam “Project Japan”, setiap tahunnya jutaan ikan, terutama salmon, dari Norwegia masuk ke Jepang dan mengamankan persediaan di negara itu. Tetapi Norwegia menetapkan syarat khusus kepada Jepang yang nantinya akan mengubah budaya kuliner dunia, yaitu ikan salmon dari mereka harus disantap secara mentah.
Keunggulan Salmon Atlantik Norwegia
Photo source: Istockphoto
Demi menunjukkan superioritas ikan produksi negaranya, Norwegia meminta orang Jepang menikmati salmon secara mentah selayaknya ikan tuna. Tahapannya dimulai dari restoran-restoran mewah dengan menyajikan sushi dan sashimi secara mentah.
Cara ini untuk memikat rasa penasaran masyarakat kelas menengah ke atas bahwa ikan salmon mentah dari Norwegia memang aman dinikmati mentah-mentah. Ikan salmon dicanangkan untuk bersanding dengan tuna sebagai pilihan ikan terbaik untuk dijadikan sushi.
Pada tahun 1990-an, program TV kuliner di Jepang bernama ‘iron chef’ menampilkan para chef ternama untuk mempromosikan salmon Norwegia di televisi nasional. Banyak orang dari berbagai kelas akhirnya mulai penasaran dengan rasa salmon mentah yang disebut memiliki tekstur lembut, dan nikmat.
Lama-kelamaan popularitas ikan salmon Atlantik dari Norwegia mulai menggeser ikan salmon Pasifik lokal Jepang sendiri. Salmon lokal Jepang mulai tersisih, bukan hanya karena adanya parasit, tapi juga rasanya yang hambar dan bau tanah air sungai.
Bagi masyarakat Jepang sendiri, tekstur daging salmon Norwegia memang lebih enak dan memikat selera. Rasa umami khas dari ikan laut Norwegia dinilai terasa lebih enak dibandingkan ikan salmon yang ditangkap dari perairan Pasifik.
Jika dibandingkan dengan salmon asli Jepang, ikan ini punya kandungan lemak yang lebih tinggi sehingga teksturnya lebih lembut dan juicy. Baik diolah menjadi nigiri sushi, maki sushi, sampai sashimi, semuanya lezat disantap dan jadi sejarah baru dalam sejarah salmon sushi di Jepang.
Project Japan dari Norwegia ini benar-benar mengubah budaya kuliner Jepang dan juga dunia. Sampai sekarang belum banyak yang tahu sejarah salmon sushi ini sebetulnya ada peran besar Norwegia di dalamnya. Bahkan warga negara dari kedua belah pihak belum banyak yang sadar akan sejarah ini. Hubungan bisnis ekspor-impor kedua negara juga semakin erat bersanding dengan makin meningkatnya popularitas salmon sushi dan sashimi.
Salmon Makin Mendunia
Photo source: Istockphoto
Semakin mendunianya konsumsi daging ikan salmon mentah, semakin meningkat pula bisnis ekspor-impor ikan ini di berbagai. Dilansir dari Worldtopexports.com, Norwegia tetap menjadi leader dalam produksi dan eksportir salmon di dunia. Kurang lebihnya 46% salmon di dunia ini berasal dari bisnis perikanan di negara yang berada di Skandinavia ini.
Project Japan dan kisah sejarah salmon sushi menjadi kisah bahwa bisnis perikanan dapat mengubah peta budaya kuliner dunia secara luas. Baik Norwegia dan Jepang sama-sama diuntungkan dalam proyek pengenalan kualitas salmon unggulan dari perairan Atlantik Utara ini.
Jepang semakin dikenal sebagai pusat kuliner ikan segarnya, dan Norwegia semakin mendapat keuntungan dari perdagangan hasil ikan perairan mereka. Wah, ternyata menarik sekali ya sejarah salmon pada sushi. Kalau kamu, suka sushi juga nggak nih?