Food

Yakitori, Sate Khas Jepang yang Jadi Favorit Banyak Orang

by Wahyu Panca Handayani | March 28, 2022

Yakitori, Sate Khas Jepang yang Jadi Favorit Banyak Orang

Siapa nih yang suka yakitori? Masakan khas Jepang yang mirip sate ini memang nggak bisa ditolak kelezatannya. Bahkan, menu ini selalu jadi menu favorit yang nggak pernah lupa dipesan ketika kamu berkunjung ke restoran masakan Jepang, bukan? Nah, jangan cuma makan, yuk kenalan dengan lebih dekat sama hidangan mirip sate ini!

Apa Itu Yakitori

Melansir dari AllRecipes, yakitori berasal dari dua kata yang berbeda, yaitu “yaki” yang berarti panggang dan “tori” yang berarti ayam. Dari definisi tersebut bisa disimpulkan kalau yakitori adalah ayam panggang atau gampangnya sebut saja sate ayam kalau disamain dengan masakan Indonesia.

Sesuai namanya, hidangan satu ini tentu saja terbuat dari seluruh bagian tubuh ayam, mulai dari dada dan paha sampai kulit dan hati. Beberapa varian juga menyelipkan daun bawang besar di antara daging agar semakin nikmat.

Source: Instagram/hachikaoru

Meskipun demikian, sate khas Jepang ini ternyata nggak hanya bisa dibuat dari daging ayam saja. Sama seperti di Indonesia, sate ayam ini nggak jarang juga menggunakan daging babi atau sapi sebagai bahan utamanya. Jadi, buat kamu yang muslim, pastikan kamu paham betul daging apa yang kamu pesan, ya!

Di Jepang, sate ayam ini bisa kamu temuin saat makan malam santai atau juga saat ada festival atau di tempat wisata untuk dijajakan sebagai jajanan lokal. Selain itu, menu sate ayam khas Jepang ini juga sering dijadiin sebagai camilan pengisi perut saat acara minum-minum. Ukurannya yang sekali gigit dan rasanya yang lembut memang cocok banget dinikmatin bareng bir atau sake.

Sejarah Yakitori

Meskipun termasuk sebagai makanan tradisional di Jepang, yakitori ini ternyata baru muncul setelah restorasi Meiji. Melansir dari Menu Tokyo, masyarakat Jepang dulunya sama sekali nggak mengonsumsi daging karena pengaruh agama Buddha yang masuk ke negeri tersebut. Kalaupun ada yang makan daging, mereka hanya bisa makan daging hewan buruan seperti burung pegar dan bebek liar.

Source: Instagram/breadstixnchill

Sebagaimana yang kamu tahu, agama Buddha yang menghargai binatang, terutama binatang ternak yang banyak membantu pertanian. Oleh karena itu, masyarakat Jepang yang menganut agama Buddha ini dilarang untuk mengonsumsi binatang-binatang ternak seperti sapi, babi, dan ayam.

Sejak kedatangan Bangsa Mongol dan dilanjukan dengan kedatangan orang-orang dari Negara Barat, Jepang yang dulunya sangat terisolasi dari dunia luar akhirnya mulai membuka diri hingga tercetuslah restorasi Meiji. Mereka juga mulai terpengaruh orang-orang Barat untuk mengonsumsi daging-dagingan.

Source: Instagram/hachikaoru

Sayangnya, harga daging ayam saat itu masih sangat mahal dan hanya bisa didapatkan di restoran-restoran besar. Rakyat jelata yang nggak punya cukup uang untuk membeli daging tersebut akhirnya hanya mengandalkan bagian tulang atau otot ayam yang nggak digunakan oleh restoran-restoran tersebut. 

Tulang dan otot-otot ayam tersebut kemudian ditusuk-tusuk dan dibakar untuk dijajakan di kedai-kedai kecil. Itulah yang jadi awal mula munculnya hidangan yakitori Jepang. Begitu harga ayam jadi murah, daging ayam juga ikut ditusuk dan dibakar.

Beda Yakitori dan Sate Ayam

Hidangan Jepang satu ini memang mirip banget sama sate, lho. Nggak hanya cara memasaknya saja yang sama-sama dibakar, tetapi juga cara penyajiannya yang sama-sama ditusuk dengan bambu. Ukurannya juga nggak jauh berbeda.

Nggak heran kalau banyak orang yang masih membayangkan kalau sate asal Jepang ini mirip banget sama sate ayam yang sering kamu beli sehari-hari. Tapi, meskipun sama-sama ditusuk dan dibakar, kedua jenis makanan ini ternyata cukup berbeda jauh, terutama soal rasa. Biar kamu nggak makin bingung dan penasaran, yuk simak penjelasan berikut ini!

1. Bahan Baku

Source: Instagram/denmarkun.bear

Seperti yang sudah dijelasin tadi, semua bagian tubuh ayam bisa dimanfaatin untuk jadi kuliner khas Jepang yang mirip sate ini. Nggak hanya dagingnya saja, kamu juga bakal nemuin sate khas Jepang yang berisikan hati, kulit, jantung, dan bahkan brutu atau pantat ayam. Bisa dibilang hanya tulangnya saja yang akhirnya dibuang karena nggak bisa dijadiin sate.

Hal tersebut tentu saja berlawanan dengan sate ayam di Indonesia, bukan? Hampir semua penjual sate di sini hanya memanfaatkan daging ayam yang kadang juga diselipin lemaknya. Memang ada juga sih sate usus dan sate ati, tapi sate-sate tersebut lebih sering dijual di angkringan atau warung soto bukan warung sate. Adapun brutu, sepertinya jarang ada orang yang mau mengonsumsi bagian ayam satu ini.

2. Arang

Source: Instagram/5parc5

Penggunaan bahan bakar untuk sate ini ternyata cukup memengaruhi rasa dan aroma dari sate tersebut. Di Indonesia, bahan bakar yang sering dipakai untuk memanggang sate ini adalah arang yang terbuat dari batok kelapa yang dibakar. Harganya juga murah banget.

Namun, bahan bakar yang digunakan untuk memanggang sate khasJepang ternyata beda. Hanya arang yang terbuat dari jenis kayu pohon tertentu, misalnya saja kayu bakau, saja yang bisa digunakan untuk memanggang sate-satean. Nggak heran kalau beberapa restoran Jepang yang besar dan terkenal rela bela-belain mengimpor arang langsung dari Jepang.

3. Bumbu

Source: Instagram/breadstixnchill

Bumbu yang digunakan untuk bikin sate khas Jepang dan sate khas Indonesia sudah jelas beda banget. Di Indonesia kita terbiasa makan sate ayam yang disiram dengan bumbu kacang yang kental dan kaya rasa. Ada juga sate yang diolesin bumbu kecap yang manis dan gurih atau direndam dengan bumbu bacem yang rasanya khas.

Sate di Jepang ini sama sekali nggak butuh direndam dan diolesi bumbu sebelum atau saat proses pemanggangan. Beberapa varian sate ini memang dicampur dengan saus khusus, tetapi proses tersebut dilakukan setelah matang. Beberapa malah hanya ditaburin garam dan lada saja. Meskipun begitu, rasanya juga nggak kalah enak dan lembut di lidah.

Itulah sekilas tentang Yakitori Jepang. Rasanya yang enak dan cocok sama lidah orang Indonesia serta harganya yang cukup terjangkau meski di restoran mahal jadi alasan kenapa sate khas Jepang ini hits banget. Yuk cobain!