Lifestyle

Industri Kuliner dan Warisan Sampah Kantong Plastik

by Atalya Anggraini | January 31, 2020

Industri Kuliner dan Warisan Sampah Kantong Plastik
Semua makanan yang kita konsumsi dewasa ini tampaknya selalu melibatkan plastik. Kehadiran plastik dilibatkan mulai dari proses pembuatan, pembungkusan, serta pendistribusian makanan. Bahkan di rumah pun, kita menggunakan plastik sebagai wadah untuk menyimpan makanan. Nggak heran, plastik memang sangat praktis dan menawarkan rasa nyaman yang tidak bisa kita dapatkan dari bahan lain. Meski begitu, kita harus aware karena massive-nya pemakaian plastik dewasa ini mulai meresahkan. Sampah kantong plastik mulai merajalela di seluruh permukaan bumi. Simak yuk fenomenanya berikut ini.

Dunia Kuliner di Masa Modern

Photo source: Freepik

Coba deh perhatikan apa yang kita makan dalam satu hari ini. Saat tidak sempat sarapan di rumah, pasti banyak yang memilih untuk mencari alternatif menu sarapan di supermarket. Kemasan makanan yang ada di supermarket tidak jauh-jauh terbuat dari plastik yang ujungnya akan kita buang ke tempat sampah. Lalu, saat makan siang mungkin banyak dari kita yang memilih untuk memesan makanan online. Coba lihat, berapa banyak jenis plastik yang digunakan, mulai dari wadah makanannya, tempat minumannya, belum lagi plastik pembungkusnya yang sering ditambahkan berlapis-lapis agar makanan tetap aman di jalan. Semua sampah kantong plastik tersebut pun berujung di tempat sampah. Saat perut lapar di sore hari, kita mungkin tertarik menyeruput boba enak di Jakarta atau es kopi susu yang sedang hits. Coba tebak terbuat dari bahan apa gelas yang mereka gunakan? Ya, plastik. Kemudian saat makan malam tiba, ketika kita tidak sempat masak, kita otomatis akan memilih mencari makan di sepanjang jalan sepulang kantor untuk dibawa ke rumah. Nggak perlu ditanya lagi, wadah makanan serta plastik pembungkusnya sudah pasti akan menyumbangkan jumlah sampah plastik di dunia ini. Memasak makanan di rumah pun juga tidak akan membuat kita terlepas dari sampah kantong plastik lho. Kalau kalian ke swalayan, berbagai sayur, daging, dan buah ditawarkan dalam bungkus styrofoam dan plastik, bukan? Jadi terbayang ya betapa massive-nya penggunaan plastik dalam industri kuliner. Betapa banyaknya warisan sampah plastik yang kita sumbangkan untuk bumi ini demi mengisi perut kita.

Bahaya Plastik untuk Tubuh

Photo source: Freepik

Sudah menjadi rahasia umum kalau wadah makanan yang terbuat dari plastik itu tidak baik untuk tubuh. Serpihan plastik yang ukurannya sangat kecil bisa saja masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan. Bahkan pelaku industri kimia pun mengakui kalau proses perpindahan plastik ke makanan tidak dapat dihindari, meski jumlah partikel plastik yang berpindah ke makanan sangat kecil. Namun, kita mesti ingat, jumlah plastik yang ditransfer ke makanan akan meningkat drastis saat plastik dalam keadaan panas. Meningkatnya jumlah transfer tersebut juga terjadi saat plastik menyentuh makanan berminyak, berlemak, asin, dan asam. Sampai saat ini memang masih belum ada penelitian lebih lanjut apakah jumlah plastik yang masuk ke dalam tubuh kita itu berdampak negatif bagi kesehatan kita atau tidak. Tapi, jika kita bisa menghindari penggunaan plastik sebagai wadah makanan, kenapa tidak dilakukan?

Menumpuknya Sampah Kantong Plastik di Bumi

Photo source: Freepik

Kesadaran untuk meminimalisir penggunaan plastik juga didorong oleh fakta menumpuknya sampah kantong plastik di bumi ini. Penelitian mencatat terdapat lebih dari 9,2 miliar ton plastik yang diproduksi sejak tahun 1950an. Dari jumlah tersebut, 6,9 miliar ton telah menjadi sampah yang tak berakhir untuk didaur ulang. Sampah kantong plastik tersebut pun belum terurai sampai saat ini dan menumpuk begitu saja di berbagai belahan bumi. Angka tersebut belum termasuk sampah kantong plastik yang berakhir di lautan. Sebuah studi yang dilakukan oleh seorang profesor dari University of Georgia menyebutkan kalau jumlah sampah plastik di lautan mencapai 5,3 – 14 juta ton per tahun. Hitungan tersebut hanya berdasarkan jumlah sampah yang berada di pesisir, belum lagi yang berada di tengah lautan. Fenomena sampah plastik di lautan ini didokumentasikan dalam satu video yang viral beberapa waktu lalu. Video tersebut menunjukkan dampak negatif sampah kantong plastik bagi ekosistem makhluk hidup di laut. Sampah plastik ini diperkirakan sudah membunuh jutaan hewan laut setiap tahunnya, termasuk spesies laut yang sudah terancam punah. Ada hewan yang terjebak dalam jaring ikan yang ditinggalkan begitu saja di lautan. Dan hampir semua hewan laut, mulai dari yang sekecil zooplankton dan sebesar paus memakan microplastic yang tersebar di lautan. Sedihnya lagi, Indonesia disebut-sebut sebagai negara kedua terbesar yang menyumbangkan jumlah pencemaran plastik di lautan, setelah Cina. Diperkirakan terdapat 0,48-1,29 juta ton sampah plastik yang mencemari lautan Indonesia. Memprihatinkan sekali, ya?

Menekan Sampah Plastik

Photo source: Freepik

Mengingat betapa parahnya fenomena sampah kantong plastik di bumi ini, kita mau tidak mau harus segera ambil tindakan nyata. Banyak kok cara sederhana yang bisa kita lakukan, misalnya:
  • Membawa tas belanja ke mana-mana, sehingga kita tidak perlu meminta kantong plastik saat membeli sesuatu.
  • Membawa kotak makan sendiri, baik saat beli makanan di restoran atau pinggir jalan.
  • Gunakan produk yang tidak menggunakan kemasan plastik. Atau pilih produk yang menawarkan plastik eco-friendly, misalnya plastik dari singkong.
  • Membawa botol minum sendiri.
  • Hindari penggunaan sedotan saat minum di restoran atau tempat makan lainnya.
  • Daur ulang sampah plastik yang kita hasilkan.
Meski nampak sederhana, jika ini konsisten dilakukan dan kita juga semangat menularkan kebiasaan ini ke orang-orang terdekat, niscaya sampah kantong plastik di dunia ini bisa berkurang demi kehidupan yang lebih baik.