Food

Sejarah French Fries: Ternyata Bukan dari Prancis

by Kristal Pancarwengi | June 02, 2021

Sejarah French Fries: Ternyata Bukan dari Prancis
Lagi santai begini cocok nih kalau ngopi atau ngeteh sambil ngemil kentang goreng. Camilan yang kerap disebut french fries ini memang juara dan jadi favorit banyak orang dari berbagai belahan dunia. Di Amerika bahkan sampai diadakan Hari Kentang Goreng yang diperingati setiap 13 Juli, lho. Tapi ngomong-ngomong kalian tahu gak sih sejarah french fries? Camilan yang satu ini sudah lama banget jadi dambaan masyarakat dunia. Terbukti dengan banyaknya gerai fast food dan pedagang kaki lima yang menjual kentang goreng sebagai salah satu menu andalannya. Biasanya french fries dicocol dengan saus cabai, saus tomat, atau mayonaise. Tapi ada juga lho yang mencocolnya dengan es krim. Hihi. Ada beberapa perdebatan soal asal-usul sejarah french fries nih, Nibblers.

Sejarah French Fries, Bukan dari Prancis

Dilihat dari namanya, mungkin banyak yang mengira kalau french fries asalnya dari Prancis. Mengutip National Geographic, camilan gurih yang satu ini ternyata justru berasal dari Belgia, Eropa. Wow, siapa sangka? Cerita bermula pada saat Perang Dunia I. Waktu itu tentara AS yang sedang berada di Belgia Selatan menyantap kentang goreng buatan warga lokal yang berbahasa Prancis. Nah, karena gak tahu namanya, para tentara pun menyebut makanan ini dengan French fries. Sejarah french fries ini konon dimulai pada tahun 1680. Konon, penduduk Belgia sangat gemar mengonsumsi ikan goreng. Biasanya mereka memancing ikan dari Sungai Meuse. Sayangnya, pada musim dingin air sungai membeku sehingga menangkap ikan jadi kegiatan yang sulit dilakukan. Nah, sebagai gantinya mereka pun memanfaatkan hasil panen kentang yang melimpah ruah. Penduduk Belgia menggoreng kentang untuk dikonsumsi. Kebiasaan tersebut pun berlangsung sampai sekarang. Oh iya, di negara asalnya, kentang goreng justru disebut dengan frites, lho. Ada yang bilang kalau orang-orang Belgia kurang suka dengan sebutan French fries karena dianggap gak mencerminkan Belgia sebagai negara asal si makanan ini. Hihi... Di Belgia, kalian bisa dengan gampang penjual kentang goreng (french fries/frites). Mulai dari penjual jajanan di pinggir jalan sampai kafe-kafe dan restoran berbintang. Yang membedakan french fries ala Belgia dengan french fries di negara lain adalah ukurannya. Di Belgia, kentang goreng dipotong dengan ukuran besar-besar—dengan ketebalan gak lebih dari 1 cm. Aturan ini dijaga demi menghasilkan kentang goreng yang gurih, renyah, dan gak lembek. Sebagian penjual bahkan mengolesnya dengan lemak hewan supaya rasanya makin gurih. Pokoknya mantap dehhh... Oh iya, saking bernilainya sejarah french fries bagi masyarakat Belgia, pemerintah setempat bahkan sampai mendaftarkan camilan ini sebagai salah satu warisan UNESCO pada tahun 2014 silam. Bahkan di sana sudah dibangun Museum French Fry, lho.

Aneka Cara Menikmati French Fries

French fries memang camilan yang sudah mengglobal. Tapi ternyata tiap negara punya cara menikmati yang berbeda-beda. Di Amerika, kentang goreng biasanya dinikmati dengan saus sambal atau saus tomat, seperti di Indonesia. Sementara itu, Prancis mengonsumsi kentang goreng dengan mustard. Dan orang Inggris menyantapnya dengan cocolan cuka (vinegar). Di Kanada, kentang disajikan sebagai poutine dengan siraman kuah dan dadih keju. Beda lagi dengan orang Belgia yang lebih suka menyantap frites dengan cocolan saus mayonaise. Wah, ternyata menarik banget ya sejarah french fries, termasuk cara mengonsumsinya. Kalau kalian sendiri paling suka french fries dicocol dengan saus apa nih? Share yuk di kolom komentar! Â