Food

Sejarah Klepon: Si Bulat yang Nyos di Mulut

by Danang Lukmana | October 13, 2022

Sejarah Klepon: Si Bulat yang Nyos di Mulut

Halo Nibblers, kali ini yuk kita bahas sejarah klepon yang jadi salah satu jajanan pasar ikonik di Indonesia. Sering dijumpai di bagian jajanan ringan pada pasar-pasar tradisional, makanan satu ini memang favorit akibat tekstur kenyalnya dan rasa manis legit di dalamnya. Bahkan jajanan atau camilan tradisional ini juga sering jadi makanan yang direview oleh para food vlogger mancanegara saat ke Indonesia.

Klepon ini khas banget dan mudah dikenali karena bentuknya yang berupa bola-bola imut berwarna hijau dan diselimuti kelapa parut. Bahan pembuatannya dari adonan tepung beras yang menjadikannya sangat kenyal ketika digigit, lalu warna hijaunya berasal dari air daun pandan atau suji. Lebih nikmatnya lagi, bagian dalam bola-bola ini diberi isian gula merah yang akan lumer bahkan muncrat ketika disantap.

Photo source: Istockphoto 

Sering ditemukan di pasar-pasar tradisional Pulau Jawa, ternyata klepon juga bisa dijumpai di daerah lain seperti Sumatera, Bali, dan Sulawesi dengan nama yang berbeda. Bukan cuma di Indonesia, klepon bahkan bisa juga didapatkan di Malaysia, Singapura, hingga Belanda. 

Jadi penasaran kan gimana sih sejarah dan asal-usul klepon yang ternyata bisa dijumpai di banyak daerah serta negara lain? Yuk simak pemaparannya di bawah ini!

Sejarah Asal-Usul Klepon

Photo source: Istockphoto

Sebagai jajanan tradisional yang sudah dikenal masyarakat Jawa, klepon ternyata sudah ada sejak lama lho. Dikutip dari Kompas, jajanan satu ini sudah muncul dan tertulis dalam catatan-catatan di Serat Centhini. Artinya masyarakat Jawa sudah terbiasa menikmati klepon sejak awal abad-19, karena Serat Centhini sendiri ditulis sekitar tahun 1814 sampai 1823. 

Di dalam kitab pusaka milik Keraton Surakarta ini, beberapa kali klepon disebut sebagai bagian dari hidangan yang dipakai sebagai suguhan dalam jamuan makan. Selain sebagai suguhan, kudapan manis kenyal ini juga disajikan ketika ritual perayaan adat seperti selamatan dan pesta syukuran. Makanan manis ini memang terbiasa disajikan dengan beberapa makanan atau kudapan tradisional lainnya dalam satu nampah.

Filosofi Klepon

Photo source: Istockphoto

Bahan-bahan pembuatan klepon juga mencerminkan segala hasil bumi yang tersedia di Jawa ataupun Indonesia. Seperti contohnya tepung beras, daun pandan atau suji, gula merah atau gula Jawa, dan juga kelapa parut yang semuanya mudah didapatkan. Kudapan satu ini juga umum disajikan bersamaan dengan cendol dawet, cenil, dan kudapan tradisional lain yang bahan bakunya kurang lebih sama.

Bahan pembuatannya yang sangat sederhana tersebut juga mempunyai filosofi tersendiri yang menggambarkan sebuah kesederhanaan hidup. Bentuknya yang bulat juga menggambarkan bahwa kehidupan yang nggak diketahui bagaimana ujung pangkalnya. Warna hijau dan rasa manis gulanya juga melambangkan kedamaian serta ketentraman hati untuk menghindari hal-hal jahat.

Klepon: Kudapan Tradisional Favorit

Photo source: Istockphoto

Menyambung dari pemaparan sejarah asal-usulnya, dari dahulu klepon memang sudah termasuk dalam kudapan favorit terutama di masyarakat Jawa. Dilansir dari TimesIndonesia, menurut sejarawan Universitas Sanata Dharma, Heri Priyatmoko, klepon sudah menemani masyarakat Jawa dalam minum teh. Dalam konsep masyarakat Jawa, ada istilah yang biasa dibilang sebagai 'adu wedang' atau kudapan untuk menemani minuman hangat

Selanjutnya karena bahan serta teknik pembuatannya yang tergolong mudah, membuatnya jadi makanan ringan yang mudah dijadikan bahan dagangan. Sejak abad 19 hingga saat ini, banyak orang-orang dari Pulau Jawa yang menjual makanan ini di pasar-pasar tradisional. Para pedagang yang merantau pun juga secara nggak langsung semakin mempopulerkan klepon hingga sampai ke daerah-daerah lainnya.

Klepon di Beberapa Daerah

Asal-usul klepon memang gak bisa dilepaskan dari kebudayaan Jawa dan semakin populer akibat perdagangan. Gak heran kamupun juga bisa menemukan kudapan sejenis di daerah lainnya, namun dengan penyebutan atau penamaan yang berbeda-beda. 

Berdasarkan beberapa penelusuran, kudapan yang serupa dengan klepon ini ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Bali, hingga Singapura, Malaysia, bahkan Belanda. Dikutip dari TasteAtlas, di Malaysia atau Singapura nama kudapan kenyal dan manis ini juga disebut sebagai buah Malaka. Selain itu masih di Sumatera, Sulawesi dan beberapa daerah lainnya, nama klepon malah lebih sering disebut sebagai onde-onde Jawa. Wah, unik juga ya!

Photo source: Istockphoto

Penamaan onde-onde ini justru sering membuat kerancuan tersendiri, karena di Jawa sendiri onde-onde merujuk pada hidangan yang lain. Masyarakat Jawa dan Jakarta mengenal sebutan onde-onde sebagai kudapan yang terinspirasi dari makanan Chinese yaitu jin deui. Kuliner jin deui atau onde-onde ini berbentuk bulat yang dilumuri dengan biji wijen, dimasak dengan digoreng, dan isiannya berasal dari kacang hijau.

Tapi kue ini juga masih disebut sebagai klepon oleh orang-orang Belanda dan ditemukan juga di toko kuliner Indonesia dan Oriental di negeri tersebut. Dalam buku Indisch leven in Nederland karya J. M. Meulenhoff, didapati kalau jajanan klepon sudah ada di sana sejak tahun 1950 an. Konon yang membawa kuliner ini ke Belanda adalah seorang imigran asal Pasuruan, Jawa Timur, sehingga penyebutannya tetaplah klepon.

Nah itu dia sejarah klepon yang jadi kudapan tradisional favorit dari Indonesia. Kamu suka klepon nggak? Lalu di daerahmu sebutannya klepon atau onde-onde?