Photo source: Pexels

Sebetulnya apa sih dampak jika kita terlalu banyak mengonsumsi gluten? Belakangan ini heboh di media sosial dengan kasus dugaan penipuan dari sebuah toko kue berlabel “gluten-free”. Toko kue ini mengklaim produk-produk yang dijualnya dengan label gluten-free, dairy-free, no egg, hingga vegan. Akan tetapi, ternyata yang dilakukannya hanyalah repacking alias mengemas ulang produk bakery kenamaan lainnya yang mayoritas justru bukan produk gluten-free.  

Awal mula kasus tersebut terungkap saat seorang pelanggannya mengunggah keluhannya di media sosial sampai viral. Pelanggan tersebut mengeluh karena sang buah hati mengalami gejala alergi parah setelah mengonsumsi produk dari toko kue tersebut.

Sang buah hati mempunyai alergi eksim dan disarankan dokter untung pantang mengonsumsi gluten, kacang-kacangan, telur, serta olahan susu. Alerginya justru makin parah ketika mengonsumsi cake dari toko roti tersebut dan akhirnya terungkaplah kebohongan label “gluten-free” yang selama ini dipromosikan.

Buat yang penasaran, apakah memang seberbahaya itukah jika kita terlalu banyak mengonsumsi gluten? Yuk simak penjelasan kesehatan berikut ini!

Apa Sih Sebetulnya Gluten?

Article image

Photo source: Istockphoto

Sebelum membahas dampak jika terlalu banyak mengonsumsi makanan mengandung gluten, akan lebih baik jika berkenalan dulu dengan apa sih sebetulnya gluten? Dikutip dari Healthline, gluten sebenarnya merupakan salah satu jenis keluarga protein utama dalam makanan yang disebut juga sebagai prolamin. Secara alamiah, kandungan protein jenis ini terdapat dalam bahan biji-bijian seperti gandum, jelai (barley), dan gandum hitam (rye). Umumnya jenis protein utama atau prolamin dalam gluten adalah jenis glutenin dan gliadin.

Berasal dari kata Glue (lem), gluten berfungsi menyatukan makanan guna mempertahankan bentuknya. Saat tercampur dengan air, protein gluten akan membentuk jaringan lengket yang mempunyai konsistensi layaknya sebuah lem. Sifat seperti inilah yang dibutuhkan dalam proses pembuatan roti supaya adonannya elastis, kenyal, dan bisa mengembang saat dipanggang.

Meskipun mampu membuat tekstur makanan jadi lebih kenyal, tapi gluten tergolong komponen yang nggak mengandung nutrisi penting bagi tubuh. Protein ini bahkan bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan terhadap orang-orang tertentu.

Dampak Terlalu Banyak Mengonsumsi Gluten

Article image

Photo source: Istockphoto

Sebetulnya, dampak jika terlalu banyak mengonsumsi gluten mungkin tidak akan dirasakan oleh semua orang. Akan tetapi dampak buruknya bisa sangat buruk bahkan berbahaya bagi orang-orang yang mempunyai kondisi medis tertentu. Seperti contohnya bagi penderita alergi gandum dan penyakit celiac seperti dalam kasus yang baru-baru ini heboh. 

Beberapa gejala medis yang timbul dari mereka yang memang sensitif jika terlalu banyak mengonsumsi gluten adalah sebagai berikut supaya kamu lebih bijak lagi;

1. Gejala Penyakit Celiac

Bagi penderita penyakit celiac atau celiac disease, protein gluten yang bersifat kenyal tersebut tidak akan dicerna secara sempurna. Bukan hanya sekedar tidak tercerna dengan baik, tubuh justru mendeteksinya sebagai sebuah ancaman. Hasilnya tubuh malah memproduksi antibodi yang menyerang balik lapisan dinding usus halus, sehingga terjadi pembengkakan dan kerusakan pada jaringannya.

Dilansir dari Alodokter, paling ringan, gejala yang timbul bisa berupa rasa begah di perut, konstipasi, kembung, sampai diare. Selain gangguan pada saluran cerna, penderita bisa mengalami yang lebih parah seperti anemia, osteoporosis, penyakit saraf, ruam pada kulit, hingga sakit pada tulang, dan jantung. Oleh sebab itu, penderita penyakit celiac wajib menghindari gluten.

2. Penyakit Usus Lainnya

Efek dalam saluran cerna lainnya jika terlalu banyak mengonsumsi gluten terlalu banyak yaitu bisa menyerang usus. Beberapa orang mengeluhkan rasa tidak nyaman di perut yang disebabkan oleh gejala irritable bowel syndrome dan radang usus halus. Oleh karenanya, jika mulai timbul gejala gak nyaman setelah mengonsumsi makanan mengandung tepung terigu, segera hentikan sejenak sebelum semakin parah. 

3. Gejala Penyakit Auto-imun Lainnya

Terlalu banyak mengonsumsi gluten bukan hanya menimbulkan efek-efek penyakit celiac dan pencernaan saja, tapi juga menimbulkan efek autoimun lainnya. Beberapa penderita penyakit autoimun seperti penyakit Hashimoto, penyakit Grave, dan rheumatoid arthritis, juga memiliki risiko problem yang sama. Jika menderita salah satu dari penyakit tersebut juga lebih baik untuk mengikuti program diet gluten-free.

Menerapkan Diet Gluten-Free

Article image

Photo source: Istockphoto

Jika kamu mengalami kondisi intoleransi gluten dan penyakit celiac, maka disarankan untuk menjalankan program diet gluten free. Kamu bisa menerapkan pola makan yang bebas tidak sama sekali mengonsumsi gluten dalam bentuk apapun. 

Bisa dimulai dengan menghindari konsumsi bahan makanan bertepung gandum seperti rotipasta, atau mie. Hindari juga jenis biji-bijian serealia seperti oats, hingga minuman bir yang berasal dari olahan gandum dan malt. Bahkan produsen makanan seperti kentang goreng beku, bakso dan sosis kemasan juga menambahkan tepung terigu sebagai salah satu bahannya.

Untuk menghindarinya, pilih bahan makanan dari tepung bebas gluten yang terbuat dari biji-bijian lain yang bebas kandungan gluten. Beberapa bahan tepung bebas gluten yang aman antara lain jagung, beras, kedelai, kentang, ubi, sagu dan tepung tapioka. Alangkah baiknya untuk selalu konsultasi ke dokter ataupun ahli gizi yang terpercaya.

Dan terkhusus untuk yang menjalani bisnis kuliner sehat dengan label gluten-free dan sebagainya, jangan sekali-kali terbersit pikiran untuk melakukan penipuan terhadap konsumen. Bukan hanya soal kerugian ekonomi dan materi, tapi bisa menimbulkan efek samping kesehatan yang sangat fatal. Pilihlah bakery dan toko cake terpercaya untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan!